"Mas Jidan.."
Jidan yang masih geram karna komputernya masih belum rapih setelah ada yang mengacak-acak nya tahun lalu, menoleh dan melihat seorang pria bertubuh kecil berjalan menghampirinya.
"Ada apa pak Emir?" Tanya Jidan.
"Tadi pak Buntung ngasih proyek baru, tapi di Bali. Karna mas Jidan baru, mas Jidan boleh pilih ko mau ikut apa ngga," kata pria kecil itu.
Jidan terdiam sejenak lalu dia mendongak dan membayangkan akan semenyenangkan apa di Bali nanti.
"Berapa hari pak?" Tanya Jidan sambil ikut melihat berkas yang di bawa oleh rekan kerjanya itu.
"Seminggu paling cepet," katanya sambil menunjukkan berkasnya.
"Lama juga," gumam Jidan.
"Proyeknya ada 2, yang satunya lagi ke Singapura. Kalo mas mau ikut, mas mau pilih yang mana?" Tanya Emir.
"Singapura? Ke luar negeri!?" Tanya Jidan terkejut.
"Iya. Saya juga sebenarnya kaget dan gemetaran dengernya, tapi kita kan satu tim sama pak Guntur. Dia udah senior banget, lebih lama dari pak Buntung, jadi gausah khawatir," katanya lagi sambil menyeringai.
"Tapi saya takut jadi beban buat pak Guntur, kita ambil yang ke Bali aja kali yah?" Tanya Jidan bersandar di bangkunya.
"Hehe saya udah duga mas bakal bilang gitu, makanya saya udah ACC yang ke Bali. Yang ke Singapura itu timnya mba Sinta yang udah pengalaman semua," kata Emir tersenyum.
"Hahaha yaudah, emm.. berangkat besok kan? Nanti saya siap-siap," kata Jidan tersenyum.
"Oke.."
Senyuman Jidan semakin lebar melihat rekan kerja kecilnya itu berlari kembali ke mejanya.
Tapi senyuman Jidan tidak berlangsung lama karna besok dia harus berpisah dengan keluarganya cukup lama.
**********************************
"KE BALI!!!"
Semua orang berteriak terkejut mendengar Jidan memberikan kabar pada mereka saat sedang makan malam.
"I-Iya.." jawab Jidan ikut terkejut melihat reaksi mereka.
"Berapa hari bang?" Tanya Erlangga.
"Katanya sih paling cepet seminggu,"
"Yaudah bagus lah, itu udah karir elu. Elu ambil kan?" Tanya Nanda.
"Iya tetep gua ambil. Tapi gua pengen Jonathan juga tau,"
"Telpon aja, emang bang Jon di luar kota kerjanya apa sih?" Tanya Gerald sambil mengunyah.
Jidan dan Nanda saling melirik karna Gerald masih belum tau pekerjaan Jonathan selain dulu menjadi pemilik sebuah perusahaan.
"Halo, Jon.."
"Ah.. Jidan? Ada apa?"
Semua mengambil nafas lega karna Jonathan terdengar sangat santai seperti biasa.
Jidan melihat ke arah Nanda, Gerald dan Erlangga yang ikut mengerubungi HP-nya yang dia letakkan di lantai.
"Emm.. jadi gini Jon, gua dapet kerjaan tapi ke Bali seminggu. Menurut elu gimana?" Tanya Jidan.
"Oh hahaha bukankah itu bagus? Kenapa masih bertanya? Ambil saja," kata Jonathan tertawa.
"Bukannya mau nanya, gua cuman-"
"ITU PENYUSUPNYA!!!"Mereka berempat tersentak mendengar suara teriakan seseorang.
"Hahaha tahan sebentar," ucap Jonathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris part 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman mohon untuk tidak melanjutkannya.