"Halo.."
Erlangga yang sedang menonton Obi dan Anggi bermain game HP, melihat ke arah pintu.
"Kakek kecil.." kata Erlangga berwajah cerah.
Koci berjalan masuk sambil melambaikan tangannya yang di bungkus oleh perban.
"Ini orang yang nyelametin kita?" Tanya Anggi terkejut sampai alisnya berkedut.
"Anggi.. ga sopan banget deh sama orang tua. Kakek kecil udah mau nikah tau," kata Erlangga sebal.
"Iya sori. Maaf kek.." kata Anggi membungkuk sedikit.
Koci menyeringai lalu dia berjalan masuk ke dalam dan berdiri di hadapan mereka.
"Kakek kecil terluka juga?" Tanya Erlangga heran.
"Elu mah aneh, listrik seserem itu masa ga luka," kata Obi kesal.
"Tapi bukannya kata kakek kecil, kakek kebal listrik?" Tanya Erlangga lagi.
"Itu cuman pengalihan kali. Iya kan kek?" Tanya Obi.
"Jangan ikutan panggil aku kakek dong.. umurku juga kayanya sepantaran sama Abang kamu," kata Koci tersenyum sambil melihat lengan Erlangga yang terbungkus perban karna patah.
Erlangga perlahan turun lalu berjalan menghampiri Koci.
"Maaf yah, harus aku.. datang.. lebih..... Kamu kenapa?" Tanya Koci heran karna Erlangga menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
"AAAH!! Lucu banget!!"
Obi, Anggi dan Koci terkejut karna Erlangga tiba-tiba memeluk Koci.
"Aku kangen banget sama Gama deh. Kalo kakek kecil ga bewokan, pasti mirip sama Gama. Gama versi kekar.." kata Erlangga menyeringai.
"Hahaha iya, waktu pertama datang ke kota asalnya Gama juga orang-orang kira aku Gama," kata Koci tertawa.
"Kakek kecil kenapa kesini? Mau nginep?" Tanya Erlangga dengan mata terbinar-binar.
"Sebenarnya mau pamit karna kami mau ke hotel. Tapi sepertinya menginap disini lebih nyaman," kata Koci menyeringai.
"Hahaha Yeay.. perang bantal!! Aku mau ambil bantal di kamar aku dulu," kata Erlangga kegirangan.
Koci terkekeh lalu dia mengeluarkan HP-nya dari saku celananya untuk mengabari Karin kalau dia akan menginap di kamar Anggi bersama Erlangga.
"Emm... Maaf kek,"
"Iya? Panggilnya jangan kakek, Abang aja," Sahut Koci melihat ke arah Obi dan Anggi yang terus memperhatikannya.
"Saya mau nanya ke yang lebih serius setelah banyak kejadian aneh kemarin. Terutama palu sama gelang kakek," kata Obi.
Kedua alis Koci terangkat lalu dia melihat ke arah gelangnya memancarkan cahaya biru yang stabil.
"Ini beneran untuk ngukur detak jantung. Coba deh," kata Koci.
Obi dan Anggi memperhatikan layar gelang itu mati saat Koci melepasnya dan memberikannya ke Obi.
Obi menelan ludah lalu dia pun mencoba memakainya.
"Ga nyala?" Tanya Obi heran.
"Oh yaampun.. maaf maaf aku lupa, gelang itu cuman bereaksi sama pemiliknya aja hahaha. Gama juga punya satu, tapi kita ga bisa tukeran," kata Koci tertawa.
Wajah Obi dan Anggi langsung menekuk sebal.
"Oh iya, aku juga pengen nanya dong," kata Anggi.
"Nanya apa?" Tanya Koci sambil kembali memakai gelangnya dan gelang itu pun kembali hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris part 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman mohon untuk tidak melanjutkannya.