"Aku pulang!!"
Arthur yang dari tadi berada di ruang tengah, langsung pergi ke arah Erlangga yang sedang membuka sepatunya.
"Do you come home at this time every day?" Tanya anak berambut pirang itu.
Erlangga berkedip cepat lalu dia menoleh ke arah Jonathan yang sedang menulis catatan di sofa ruang tamu.
Jonathan menggantikan Erlangga untuk membalas pertanyaan nya.
Erlangga pun menunjukkan layar HP-nya pada Arthur.
"Kita pergi yuk, aku mau ajak kamu keliling kota. Kita piknik sore di taman sama teman aku. Aku udah panggil mereka, nanti kita kumpul disini,"
Arthur tersenyum berseri lalu dia mengangguk dengan penuh semangat.
Tiara dan Suci yang di ajak oleh Erlangga, terkesima melihat Arthur yang berdiri tegak dan tersenyum pada mereka.
"Ide siapa sih yang ngajak piknik sore-sore pas lagi capek-capeknya gini?" Tanya Anggi ketus.
Semua orang kecuali Arthur menunjuk ke arah Erlangga.
Anggi menatap kesal ke arah Erlangga.
"Gua balik," katanya sambil membalikkan tubuhnya.
"Eh tunggu dulu!! Aku udah ketanggung bikin bekal banyak,"
Langkah Anggi terhenti lalu dia kembali melihat ke arah Erlangga.
"Naek kereta? Kalo ke taman piknik kereta terakhir jam 9, mau balik jam berapa?" Tanya Anggi.
Erlangga kembali tersenyum karna akhirnya Anggi mau ikut.
"Wait.."
Semua orang yang berkumpul di teras rumah Erlangga, menoleh ke arah Jonathan yang datang dan berjongkok di depan Arthur.
Jonathan tersenyum lalu dia menunjukkan sebuah headset kecil berbentuk bulat tanpa kabel ke Arthur.
"This is a tool that can translate whatever you hear. It might sound noisy and also a little delayed, but you can understand what Erlangga and the others are saying. Try it," kata Jonathan.
Arthur mengangguk lalu dia memakai benda itu di telinganya.
"Bagaimana?" Tanya Jonathan.
Arthur tersentak lalu dia terlihat senang.
"This is great. It's a delay a few seconds but I think I can get used to it," kata Arthur dengan penuh semangat.
"Itu apa bang Jon?" Tanya Erlangga.
Jonathan mendengus tersenyum lalu dia memberikan satu buah headset lainnya ke Erlangga.
"Coba pake, terus kamu ngomong sama Arthur,"
Erlangga menerima benda itu dan memakainya lalu berdiri di hadapan Arthur.
"Kamu ngerti?" Tanya Erlangga.
Arthur terdiam sejenak lalu dia tersentak.
"Yes.. i understand!!" Kata Arthur girang.
Usai beberapa saat Erlangga tersentak lalu dia tertawa karna mendengar ada suara yang menirukan cara bicara Arthur dalam bahasa Indonesia.
"Keren!! Ini punya Abang?" Tanya Erlangga.
"Bukan. Aku minta tolong ke temen aku dari Big Star untuk membuatnya. Meski masih prototipe, tapi setidaknya kalian tidak bingung nanti," kata Jonathan.
"Makasih bang. Kita berangkat dulu yah!!" Kata Erlangga.
Obi dan yang lainnya pun ikut pamit lalu mereka pergi berjalan ke arah stasiun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris part 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman mohon untuk tidak melanjutkannya.