"Enak banget.. aku kangen deh makan masakan kamu," kata Olivia sambil mengelus kepala Jonathan yang sudah dia lepas topinya.
"Makasih.." ucap Jonathan tersenyum senang.
Semua orang yang ada disana termasuk Tria, tersenyum kecut melihat Jonathan yang tampak seperti anak kucing yang sedang di elus.
"Aku pikir tadinya bang Jon sama Olivia udah nikah. Ternyata masih gini-gini aja hahaha," kata Gerald.
"Bilangin tuh ke kakak kamu.. kapan mau lamar aku gitu," kata Olivia sebal menunjuk Gerald menggunakan sendok nya.
"Kalo 3 tahun lagi?" Tanya Jonathan sambil kembali memakai topinya dan melanjutkan makannya.
"Oke.." jawab Olivia singkat.
Semua orang terdiam memperhatikan mereka berdua.
"Gitu doang?" Tanya Jidan heran.
Olivia dan Jonathan melihat ke arah Jidan sambil mengunyah, lalu mereka mengangguk.
"Jonathan hampir ga pernah ngingkarin janjinya. Jadi yaudah," kata Olivia.
"Elu ga ada rasa keberatan gitu?" Tanya Nanda heran.
"Ngga tuh, kenapa harus keberatan? Kalo di paksain sekarang juga rasanya aneh. Situasinya lagi kacau, ekonomi lagi turun, dia juga baru tinggal sama kalian kan? Jonathan pasti bingung kalo nikah sama gua, dia pasti bakal tinggal sama gua, ga tinggal disini lagi," jelas Olivia.
Suasana kembali hening. Erlangga bahkan jadi tidak bersemangat saat tau kalau Jonathan atau siapapun yang tinggal bersamanya pasti akan pergi suatu hari nanti.
Di teras rumah, Erlangga yang duduk bersama Tria tersenyum melihat Jonathan menari bersama Olivia di bawah sinar rembulan. Di temani alunan gitar milik Nanda, tarian anggun mereka membuat malam itu terasa semakin damai.
"Mereka romantis banget.." kata Erlangga terpukau senang.
"Kaya ngerti aja romantis-romantis segala," celetuk Tria.
"Ngerti ko. Biasanya abis ini mereka pasti ciuman," kata Erlangga menyeringai.
Jidan, Nanda dan Tria tersentak mendengarnya.
"Kami ga ciuman.." kata Jonathan dan Olivia bersamaan menoleh ke arah Erlangga.
"Hihihi.. aku penasaran, jodoh aku nanti bakal kaya gimana yah? Apa jangan-jangan orangnya udah aku kenal kaya bang Jon sama mba Oliv?" Kata Erlangga sambil tengkurap memainkan kedua kakinya.
"Elu kan Deket banget sama Rika," kata Jidan.
Nanda langsung menyenggol Jidan dan berbisik kalau Rika masih terlalu jauh di bawah umur.
"Aku jadi kangen Gama deh.." kata Erlangga murung.
"Gua juga,"
Erlangga melirik ke arah Nanda yang duduk sila sambil menatap langit malam.
"Perasaan elu ga deket banget sama dia," kata Jidan curiga.
"Kami pernah tampil bareng, suara nyanyian sama biolanya bagus," kata Nanda tersenyum.
"Ngomong-ngomong soal Gama, keluarganya lusa nanti mau pada Dateng buat jenguk," kata Jonathan berjalan sambil memutar-mutar tongkatnya di sela-sela jarinya.
"Kalo gitu kita jenguk Gama juga yuk bang!" Kata Erlangga dengan penuh antusias.
"Hahaha ga bisa kalo kita semua.. semua orang kerja. Cuman aku, Gerald sama kamu doang yang di rumah," kata Jonathan duduk berkumpul bersama Olivia.
"Lah, lusa kan Minggu. Kita semua libur kali, elu lupa yah?"
Jonathan terdiam lalu dia tampak sedang berfikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris part 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman mohon untuk tidak melanjutkannya.