"Maap pak RT ga bisa.. saya harus cepat-cepat masak karna siang nanti saya mau ke rumah kakek,"
"Jangan gitu dong.. di dalem juga ga ada siapa-siapa kan?"
Nanda yang sedang menonton TV, terheran mendengar suara Jonathan di depan bersama seseorang.
"Ada apa pak?"
Jonathan dan pak RT yang berada di teras, menoleh ke arah Nanda.
"Eh dek Nanda, tumben ga pergi kerja?" Tanya pria gempal berkumis itu tersenyum melihat ke arah Nanda.
"Saya lagi ga enak badan pak," kata Nanda sambil mendorong Jonathan masuk ke dalam.
"Ada apa yah pak?" Tanya Nanda lagi sambil tersenyum.
"O-oh ngga.. saya cuman mau mampir aja, kan Jonathan baru pulang dari rumah sakit. Tapi kayaknya ga usah deh, lain kali aja," kata pak RT tersenyum lebar.
"Oh gitu.. yaudah pak, hati-hati di jalan.." kata Nanda tersenyum lebar.
Pak RT pun pergi menaiki motornya lalu nanti pergi masuk ke ruang tengah. Nanda sedikit terheran karna Jonathan masih berdiri sambil mencoba melihat keluar.
"Udah pulang?" Tanya Jonathan.
"Udah. Ngepain dia? Gua tau dia bukan mau jenguk," kata Nanda dengan nada jengkel.
Jonathan melirik ke arah Nanda lalu dia menelan ludah.
"Sebenarnya aku takut," kata Jonathan.
"Takut kenapa?" Tanya Nanda heran.
Jonathan kembali terdiam sambil melihat ke arah luar.
"Pak RT udah pulang kan? Aku.. mau siap-siap dulu buat bikin- tongkat.."
Jonathan menggeledah tubuhnya lalu dia bergegas pergi ke depan untuk mencari tongkatnya.
"Tongkat.. pedang elu ilang?" Tanya Nanda mengikuti Jonathan yang terlihat panik.
"Iya.. padahal waktu naik motor tadi aku sangkutin di tangan," katanya panik.
Nanda pun mengikuti Jonathan mencari ke depan teras, tapi tongkat itu tetap tidak ketemu.
"Ga bisa di panggil gitu? Katanya kalo Artefak yang udah terikat, biasanya bisa di panggil," kata Nanda.
Jonathan menelan ludah lalu dia berdiri di tengah jalan dan mengangkat tangannya.
"Baru kepikiran?" Tanya Nanda.
"Hehe, sebenarnya aku lupa kalo kamu udah tau itu bukan tongkat," kata Jonathan terkekeh.
Nanda tersenyum mendengus lalu dia melipat kedua tangannya di dadanya.
Dari satu arah, Jonathan dan Nanda terkejut mendengar ada sesuatu yang jatuh tidak jauh dari sana. Mereka menoleh dan terkejut melihat pak RT dan motornya terjatuh.
"Pak RT?" Tanya Jonathan.
Saat Jonathan hendak mendekat, dia terhenti karna Nanda menahannya.
"Bapak gapapa?" Tanya Nanda menghampiri dan membantunya berdiri.
"Adudududuh.. ko tau-tau jatoh yah?" Tanya pak RT kesakitan.
Kedua alis Nanda menekuk lalu dia terkekeh melihat ada tongkat Jonathan ada di dekat motor pak RT.
"Gua dari dulu heran Luh, kenapa elu ga pake tuh pedang atau minimal.. yah ngelawan gitu pas kita ada masalah. Mulai dari preman yang nyulik Erlangga, sampe bandar bos-nya si Jidan," tanya Nanda yang berjongkok di belakang Jonathan sambil memperhatikannya memotong cabe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris part 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman mohon untuk tidak melanjutkannya.