Hadiah Yang Dinantikan

95 8 0
                                    

Ribut yang baru tiba, menghela nafas lalu keluar dari mobil.

Saat Ribut masuk ke dalam dan pergi ke ruang makan, dia terkejut karna kakek Hasbi terbaring di meja dengan sekumpulan botol minuman alkohol. Bahkan dia juga menggenggam satu di tangannya.

"Tuan!!"

Ribut yang panik pun bergegas menghampiri tuannya.

"Kenap- berapa banyak anda minum? Anda kan tidak minum alkohol," kata Ribut panik.

Kakek Hasbi yang terengah-engah, perlahan mengangkat kepalanya menatap Ribut. Ribut tersentak karna wajah kakek Hasbi tampak memerah, matanya tampak bengkak, nafasnya bahkan terlihat sesak.

"Ada apa tuan? Kenapa anda menangis?" Tanya Ribut berlutut di hadapan tuannya.

Ribut terkejut karna kakek Hasbi tiba-tiba mencium bibirnya.

"Maafkan kakek nak.." katanya terisak.

Ribut yang sempat bengong, langsung tersadar dan terbatuk.

"A-apa maksud kakek?" Tanya Ribut terheran melihat kakek Hasbi yang tampak begitu kacau.

Kedua alis Ribut terangkat karna kakek Hasbi memeluk lehernya.

Ribut terdiam karna kakek Hasbi terus menangis terisak tanpa menjelaskan apapun padanya.

"Maria kemana?" Bisik Ribut.

"Kakek menyuruhnya berlibur selama seminggu," bisik kakek Hasbi.

"Berlibur? Kenapa?" Tanya Ribut heran.

"Selama seminggu ke depan, kakek membatalkan semua janji temu dan rencana kakek," bisik lemah kakek Hasbi di telinga Ribut.

"Kenapa?" Tanya Ribut lagi.

Saat Ribut menunggu jawab dari tuannya, Ribut terkejut karna tubuh kakek Hasbi perlahan jatuh. Ribut dengan sigap menangkap tuannya yang ternyata sudah tertidur.

Ribut menggendong dan membawa kakek Hasbi ke kamarnya. Dia membaringkan kakek Hasbi, lalu tersenyum melihat tuannya tertidur pulas.

Ribut yang hendak mencium bibirnya, terkena karna kakek Hasbi memegang kepalanya dan justru mencium bibirnya lebih dulu.

Ciuman ganas sampai tarian lidah kakek Hasbi di dalam mulutnya membuat Ribut langsung terangsang.

Ribut langsung merangkak naik ke atas tempat tidur tanpa melepaskan ciumannya. Sambil terus bergumul, Ribut membuka kemeja dan juga celana kakek Hasbi.

Ciuman mereka berdua terlepas dan saling menatap dalam jarak dekat.

"Kakek.." bisik Ribut.

Kakek Hasbi yang gemetar, menelan ludah lalu mengangguk.

Ribut yang terpana melihat tubuh kakek Hasbi, kembali mencium bibirnya lalu bibirnya perlahan turun menciumi leher kakek Hasbi.

"Agh.. sssh.. astaga.."

Tubuh kakek Hasbi menggeliat saat Ribut menjilati dan mengecup tubuhnya. Kepala Ribut kembali naik untuk menatap mata kakek Hasbi yang tampak berkaca-kaca.

"Apa anda yakin? Rasanya pasti akan sangat aneh dan.. mungkin akan sakit," kata Ribut.

"Apapun untuk kamu nak.." bisik kakek Hasbi.

Ribut kembali mencium bibir kakek Hasbi sambil membuka kedua kaki dan juga mengangkat pinggulnya.

"NGGGH!!"

Kakek Hasbi berteriak dalam ciumannya karna merasa ada sesuatu yang masuk ke dalam pantatnya.

Tubuh kakek Hasbi menegang, bahkan dia sampai memeluk erat Ribut karna merasa 'sesuatu' itu terus mencoba masuk lebih ke dalam pantatnya.

Pewaris part 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang