Menyatakan Perang

39 6 0
                                    

"Makasih udah jagain Ruskha yah," kata Fernando yang datang bersama Sarah.

"Gapapa.. lagian Ruskha juga ga bakal. Dia juga lebih sering sama Erlangga. Kalo Erlangga sekolah, dia cuman tidur di dalem," kata Jonathan tersenyum.

"WUIH!! Lagi Tante.."

Jonathan dan Fernando menoleh ke arah Erlangga yang kegirangan menatap langit malam bersama Ruskha dan Sarah.

Sarah memutar tangannya, lalu dia mengangkat nya perlahan tinggi ke langit.

"Wah bagus banget.." kata Erlangga dengan mata terbinar-binar.

"Kamu bisa liat?" Tanya Fernando.

"Tidak," jawab Jonathan.

"Tapi wajar aja yah.. cuman Erlangga yang bisa liat sihir soalnya dia lahir malam Jum'at Kliwon," kata Fernando.

"Hahaha tapi dia selalu takut sama hantu yang belum pernah dia lihat," kata Jonah tertawa.

"Ngomong-ngomong, semua saudaranya Gama juga bisa lihat sihir loh," kata Fernando.

"Bos Alfa sama adik perempuannya?" Tanya Jonathan.

"Iya. Waktu kumpul di rumah kakek, mereka berdua bilang ada burung besar yang di panggil Lidya sama Sarah. Tapi mereka ga takut sama sekali," kata Fernando heran.

"Hahaha keluarga mereka memang hebat," ucap Jonathan.

Fernando pun pamit bersama Ruskha dan Sarah. Mereka pergi naik mobil untuk mengambil pesawat Fernando yang dia letakkan di rumah kakek Hasbi.

"Udah sebulan aja ya bang di tahun ini," kata Erlangga mendongak melihat Jonathan.

"Iya," sahut Jonathan sambil mengelus kepala Erlangga.

"Tapi Gama masih juga belum bangun,"

Keduanya terdiam lalu mereka menghela nafas.

"Aku pasti bakal nangis kalo Gama bilang ga inget aku," kata Erlangga murung.

"Setidaknya dia selamat. Kita bisa memperkenalkan diri lagi ke Gama kalo dia udah bangun, iya kan?" Kata Jonathan tersenyum.

"Terus Anggi juga bilang mau pindah tinggal sama kakek kecil. Orang-orang dateng terus pergi cepet banget sih," kata Erlangga lagi.

"Masa sih?"

Kedua alis Erlangga menekuk lalu dia mendongak melihat Jonathan yang tersenyum padanya.

"Coba besok kamu tanya Anggi lagi," kata Jonathan.

Mata Erlangga langsung berkaca-kaca lalu dia pergi mengambil HP-nya dan menelpon Anggi.

"Aku bilang kan besok.." kata Jonathan menutup layar HP Erlangga.

"Sekarang kita tidur yah, ucap malem. Besok kamu mau ketemu temen-temen di sekolah kan?" Tanya Jonathan.

"Iya hehehe.." kata Erlangga cengengesan.

********************************

"Aku berangkat dulu.. dah.." kata Erlangga melambaikan tangannya lalu pergi naik ojek online yang sudah di pesan karna Jidan libur hari ini menggantikan lemburnya dua hari kemarin.

"Jadi kamu beneran lembur kerjanya? Aku pikir itu hanya alasan," kata Jonathan bingung melihat Jidan yang berwajah muram, duduk bersandar sambil menonton TV.

"Ngepain lama-lama nginep di rumah orang. Meskipun enak ada AC nya, lebih nyaman tidur di rumah," kata Jidan.

"Lagian gua ga bisa tidur kalo tiap malem pak Buntung sama pak Emir ngewe semaleman," pikir Jidan dengan wajah tersipu.

Pewaris part 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang