"Jadi begitu? Kalau yang membuat kita hidup dan bergerak itu karna otak? Dan ada medan listrik di dalam tubuh kita yang membuat otak kita berjalan?" Tanya seorang pria yang sedang membawa buku.
Pria itu melihat ke arah sebuah tabung besar berisi seorang anak kecil. Dia berjalan mendekat lalu memperhatikan anak yang tidak sadarkan itu dengan tatapan sedih.
"Ayah janji nak, ayah akan cari cara agar kamu bisa menjadi seperti anak-anak lainnya," katanya.
********************************
Di hadapan Erlangga, pria itu memasang wajah datar lalu dia menghela nafas.
"Tadinya aku mau bersikap baik sampai akhir, tapi sepertinya kamu memang ingin kalian semua aku bunuh. Kalau begitu akan ku turuti,"
Erlangga yang merasa kesal, melihat pria itu berjalan dan mengarahkan tombaknya ke Tria dan Obi. Kedua anak buah pria itu yang ada disana, langsung bergegas pergi menjauh.
"JANGAN!!"
Pria itu tersentak karna tombaknya kembali bergetar dengan sendirinya setelah Erlangga berteriak.
Obi dan Tria yang tidak bisa bergerak, terbelalak melihat ujung tombak itu mengeluarkan percikan listrik.
"AKU BILANG JANGAN!!!!" Teriak Erlangga lagi.
Selain pria itu, Tria dan Obi juga terheran memperhatikan tombak itu karna gemetarnya semakin kuat.
"Ada apa ini. Dari tadi sebenarnya aku sudah mencoba menyerang mereka. Tapi kenapa tidak bisa? Malah sepertinya Tombak Jupiter ini seperti ketakutan dan terus memohon perlindungan dariku," pikirnya heran.
Saat Erlangga hendak berlari menyelamatkan mereka, semua orang di gudang itu terkejut karna pintu masuk gudang yang besar tiba-tiba terbuka lebar.
Kedua alis pria itu mengkerut saat melihat sebuah siluet yang menunjukkan ada seseorang bertubuh kecil yang berdiri di atas sebuah papan luncur terbang, melayang di atas sana.
"Ngga ngga ngga.. jangan begitu kawan.."
Kedua alis Erlangga perlahan terangkat, begitu juga dengan Tria dan Obi yang mematung melihat kedatangan orang itu.
"Kakek.. kecil?" Panggil Erlangga heran.
"Kakek kecil? Oh hahahaha.. iya iya maaf, kita sudah pernah bertempur bersama tapi kamu belum tau namaku yah?"
Orang itu melompat turun lalu berjalan dengan satu tangan di dalam saku celana.
"Hah??"
Pria itu terheran karna ada seorang pria bertubuh kecil gempal dan berjanggut tebal, terus menyeringai berdiri di depan Tria.
"Namaku Koci, salam kenal semuanya.." katanya tersenyum sampai matanya terpejam.
"Koci? Kaya pernah denger?" Gumam Obi heran.
"Nama makanan ga sih?" Tanya Erlangga dari kejauhan.
"Ada makanan yang namanya Koci?" Tanya Koci terkejut.
"Aku ga perduli kamu siapa, pergi kalau kamu tidak ingin ikut terbunuh,"
Koci yang sedang berbicara dengan Kuro yang sudah merubah dirinya kembali menjadi bulat, menoleh ke arah pria itu.
"Boleh aku tau namamu? Aku sudah beritahu namaku," kata Koci.
Pria itu menggertakan giginya lalu dia menghela nafas pelan untuk mencoba menenangkan diri.
"Ilham,"
"Oke, jadi gini bang Ilham, kita ambil jalan tengah. Abang biarin kita pergi, dan semuanya akan kembali seakan tidak terjadi apa-apa. Bagaimana?" Tanya Koci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris part 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman mohon untuk tidak melanjutkannya.