Galang Sapoetra

52 7 4
                                    

Bukan hanya Jidan dan Nanda, Jonathan bahkan mematung tidak bisa berkata-kata melihat pria tua yang terlihat masih bugar itu sedang bermain dengan Erlangga.

Pria itu berjongkok di pinggir jalan sambil membuka kedua telapak tangannya pada Erlangga.

"Hahaha ayo ayo.. pukul terus.." katanya sambil tersenyum dengan wajah berbunga-bunga.

"Aaah!! Aku gatau kalo aku punya kakek yang keren banget!!" Kata Erlangga sangat bersemangat.

"Kakek juga gatau kalo bakal punya cucu yang manis kaya kamu," katanya.

Anna lega karna ternyata masalah ini tidak jadi masalah besar.

"Perawakannya kaya tentara, ternyata penyayang cucu," kata Nanda.

Galang mengangkat dan meletakkan Erlangga di bahunya lalu berlari bolak-balik disana.

"Wuhuu!! Hahaha kakek hebat banget!!!" Teriak Erlangga.

"Oke cukup.."

Galang berhenti karna Jidan langsung berdiri menghalangi jalannya.

"Ih bang Jidan apaan sih, awas!!!" Kata Erlangga marah.

"Disini kita mau ngomong serius," kata Jidan jengkel.

"Kamu dengar? Kita nanti main lagi yah," kata Galang menurunkan Erlangga dari bahunya.

Galang terbatuk kecil lalu dia menyeringai.

"Iya. Semua yang Jonathan dan nona ini katakan memang benar," kata Galang.

"Kakek dari dulu perhatiin kami?" Tanya Nanda.

"Iya,"

"Semuanya? Dari kami kecil?" Tanya Jidan lagi.

"Benar sekali," jawab Galang dengan bangganya.

"TERUS KENAPA KAMI SENGSARA!!" Teriak Jidan dan Nanda bersamaan.

Galang terdiam berkedip lalu dia berjalan ke arah rumah mereka dan menyentuh pilar satu-satunya yang menjadi tumpuan teras rumah.

Pria itu tersenyum memejamkan matanya lalu dia berbalik menghadap ke arah para cucunya.

"Kakek buat perjanjian sama anak-anak kakek yang tidak lain adalah orang tua kalian. Kakek ga akan ikut campur urusan keluarga kalian, sampai orang tua kalian sudah tidak ada," kata Galang.

"Kenapa bikin perjanjian yang merepotkan begitu?" Tanya Jonathan.

"Pasti ada hubungannya dengan penampilan anda. Iya kan?" Tanya Anna.

Anna tersentak saat Galang menoleh ke arahnya.

"Ah maaf.. harusnya saya ga ikut campur," kata Anna merasa tidak enak.

"Tidak apa-apa nona. Lagi pula siapa yang bisa menyembunyikan rahasia dari mata-mata muda yang membantu kepolisian dari balik layar," katanya dengan seringan lebar.

Kedua alis Anna menekuk tajam.

"Aku mantan Big Star generasi pertama. Satu tim dengan kakek mertua kamu," kata Galang menunjuk ke arah Anna.

"Kakek Wardi?" Tanya Anna heran.

"Benar sekali,"

*********************************

Harta, tahta, dan apapun yang ada di dunia ini tidak akan lengkap jika kita tidak memiliki keluarga.

Galang dan istrinya sangat senang atas kehadiran anak pertama mereka.

Selama hampir 20 tahun keluarga mereka berlangsung harmonis. Sang istri membuka toko jahit di rumahnya, sementara sang suami bekerja menjadi anggota keamanan sebuah apartemen. Namun pekerjaannya itu bukanlah yang sesungguhnya karna pekerjaannya yang asli dia rahasiakan dari semua orang, termasuk keluarganya.

Pewaris part 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang