Bab 13. Ya udah deh

1.3K 368 167
                                    

Sebelum baca, jangan lupa buat tekan gambar bintang sampe berubah warna jadi oren 🤭 yuk tekan-tekan.

Udah? Makasih 💞

Selamat membaca!

-
-
-
-
-




Shamsah melotot saat Alif menunjukkan foto laki-laki berbadan pendek, kulit sawo matang, dan yang membuat Shamsah takut adalah, giginya yang terlihat maju seakan ingin keluar dari tempatnya.

“Maksud Papih nunjukin foto ini apa?” tanya Shamsah dengan masih menatap foto itu.

Alif beranjak dari duduknya. “Mau Papih jodohin sama kamu.”

“ENGGAK!”  Shamsah menolak dengan tegas saat Alif mengatakan akan menjodohkan dirinya dengan orang yang ada di foto.

“Gak ada penolakan, sebentar lagi dia dan keluarganya akan datang. Cepetan pake baju yang bener, pake jilbabnya juga!” titah Alif tidak kalah tegas.

“Kakak nurut aja,” imbuh Laras yang sejak tadi memilih pakaian untuk Shamsah. Mencari gamis di lemari putrinya, padahal banyak tapi seakan tidak pernah tersentuh.

“Papih, maafin Kakak.” Shamsah menangkupkan kedua tangannya seraya memohon.“Kakak gak bakal lakuin kesalahan yang sama lagi.” Dia kembali menangis.

Alif menggeleng. “Papih gak percaya, jalan satu-satunya biar kamu gak nakal lagi, ya nikah!” Alif langsung pergi meninggalkan Shamsah di kamarnya.

Laras mengambil gamis berwarna hijau sage beserta hijabnya lalu berjalan ke arah Shamsah yang menangis di tengah kasur.

“Ayo siap-siap.” Ajak Mamihnya dengan diakhiri senyum.

Shamsah menggeleng kuat, bisa-bisanya Mamihnya setuju dengan perjodohan ini.

“Mamih mau punya menantu kayak orang tadi?” tanya Shamsah disela-sela tangisnya.

Laras mengangguk. “Penampilan fisik bukan segalanya, Kak. Kalo dia punya hati yang baik, taat sama Allah, bisa bimbing Kakak agar jadi lebih baik, ya kenapa enggak.”

“Tapi Kakak gak mau, tipe kakak bukan kayak dia, Mamih.”

“Terus kayak siapa?” Laras duduk di sisi kanan kasur Shamsah, menatap putrinya yang masih menangis.

“Kayak Kak Alfan.”

Laras tersenyum, dia mengulurkan tangan untuk mengusap puncak kepala putrinya. “Tapi tipe Alfan bukan yang kayak kamu.”

Jawaban Mamihnya membuat Shamsah menangis lebih keras. Laras tertawa lalu bangkit dari duduknya.

“Cepetan siap-siap, Mamih sama Papih tunggu di luar.” Setelah mengatakan itu, Laras keluar dari kamar Shamsah.

Saat pintu kamarnya tertutup rapat, Shamsah melompat dari kasur dan menghentikan tangisnya, dia mengunci pintu kamar agar orangtuanya tidak bisa masuk.

“Mending kabur dari pada harus nikah sama orang jelek kayak tadi.” Shamsah mengambil tas kecil, mengisinya dengan dompet dan ponsel. Gadis itu berencana kabur lewat balkon kamar, dia berlari kecil menuju balkon.

Trigonometri 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang