Bab 25. Terserah!

1.3K 298 132
                                    

Sebelum baca, jangan lupa buat tekan gambar bintang sampe berubah warna jadi oren 🤭 yuk tekan-tekan.

 

Udah? Makasih 💞

 

Selamat membaca!

 

 

 

 

 

 


Habibah dan Altan keluar dari sebuah butik langganan Habibah yang ada di dalam Mall, mereka baru saja mengecek pakaian yang akan dikirim untuk kerabat serta teman-teman mereka yang akan di kenakan dihari pernikahan nanti.

“Berarti nanti langsung di kirim ke alamat tujuan masing-masing gitu?” tanya Altan pada Habibah yang tengah menatap layar ponsel, mengecek alamat-alamat yang tadi dia kirim ke pemilik butik.

“Iya, alhamdulillah kelar satu-satu,” balas Habibah.

Altan mengangguk,  setelah kejadian di rumah Alfan kemarin lusa, keduanya sama-sama menjadi pendiam, komunikasi pun hampir tidak ada. Sebenarnya hari ini Habibah pergi sendiri namun Altan memaksa untuk ikut.

Altan tidak mau jika Habibah marah padanya terlalu lama, ini adalah cara Altan agar bisa meminta maaf pada calon istrinya soal kejadian kemarin malam.

“Saya minta maaf,” ucap Altan sembari tetap berjalan di samping Habibah.

“Iya, saya juga minta maaf. Maaf kalo kemarin malam perkataan saya terlalu menyakitkan.”

Altan melirik Habibah yang bahkan sejak tadi enggan menatapnya. “Dia Cuma masa lalu saya, saya gak cerita ke kamu karena bagi saya itu gak penting, bagi saya obrolan yang penting untuk kita itu tentang masa depan yang bakal kita jalani.”

Altan melihat Habibah nenerbitkan senyum meski tipis. “Iya kamu benar,” balasnya meski dalam lubuk hati Habibah, dia ingin sekali mendengar cerita tentang Zameena dari Altan langsung, ingin tau apa arti Zameena untuk Altan dulu dan sekarang.

Habibah menghentikan langkah saat langkah Altan tiba-tiba terhenti. “Kenapa?” tanya Habibah saat tatapan Altan mengarah pada sesuatu namun dia tak mengerti.

“Bibah, saya ada urusan sebentar. Kamu bisa pulang tanpa saya.” Setelah mengatakan itu, Altan langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Habibah.

Bukannya pulang, Habibah justru melangkah mengikuti Altan dari jauh. Dia melihat Altan masuk ke dalam toko sepatu, Habibah mungkin akan tenang jika tujuan Altan untuk membeli sepatu, namun di sana ada Zaena dan Zameena.

Dari sini, Habibah tau bagaimana Altan dengan baik memperlakukan Zaena dan tatapan dingin yang diberikan pada Zameena, memiliki arti tersendiri. Habibah juga mengikuti mereka saat mereka pergi ke salah satu restoran untuk makan bersama.

Terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia. Habibah memang tidak mendengar apa yang mereka bahas namun dari tatapan keduanya, ada rasa rindu yang saling terpancar. Saat Zameena akan pergi, barulah dia pergi.

Habibah menarik napas lalu dia embuskan secara pelan, dia beristigfar dalam hati, membuang semua pikiran negatifnya pada Altan dan Zameena, dia membawa dirinya pada rasa positif agar hatinya bisa tenang. Namun kali ini berbeda, semakin dia ingin menjadikan hal itu sebagai bagian dari hal tidak penting,  maka semakin gelisah hatinya.

Trigonometri 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang