Sebelum baca, jangan lupa buat tekan gambar bintang sampe berubah warna jadi oren 🤭 yuk tekan-tekan.
Udah? Makasih 💞
Selamat membaca!
Glen melirik Alfan dengan penuh rasa takut, masalahnya adalah tatapan Alfan yang seakan ingin membunuhnya saat itu juga.
Sendok yang Glen pegang bergetar mengikuti getaran yang timbul dari tangannya. Shamsah yang melihat tangan Glen bergetar, tertawa pelan. Shamsah juga tidak tahu kenapa tiba-tiba ingin makan disuapi oleh Glen.
Awalnya Alfan menolak permintaan Shamsah namun Shamsah bilang ingin sekali disuapi oleh Glen, dia membujuk Alfan sampai akhirnya suaminya itu menelepon Glen.
“Glen, aku udah kenyang.”
“Tapi ini tinggal dua suapan lagi Bos—“ Glen terkejut saat Alfan menarik tangannya yang memegang sendok.
“Saya yang ngabisin,” ucap Alfan ketus. Shamsah menahan tawa saat melihat wajah galak saminya.
“Bos, ini permintaan bayik Bos, jangan marah ke saya dong.” Rengek Glen yang takut dengan Alfan, sangat takut malah. “Ini tuh biasanya disebut ngidam, Bos,” lanjut Glen.
“Sst! Diem!” bentak Alfan dan membuat Glen bungkam, nyalinya langsung ciut. “Mending kamu siapin berkas kerjaan saya deh, besok saya udah mulai masuk kantor soalnya.”
“Lho, udah beneran sembuh total Bos? Gak perlu istirahat lagi?”
“Hmm.”
“Oke dokeyyy, saya siapin berkas yang buat kerja besok.” Glen langsung pergi dari ruang makan menuju ruang kerja Alfan.
“Kakak.” Shamsah beranjak dari duduknya, dia berpindah untuk duduk dipangkuan Alfan.
“Udah seneng makan disuapin Glen?” tanya Alfan dengan wajah galak.
Shamsah mencubit pelan kedua pipi suaminya. “Cemburu banget ya?”
“Udah tau nanya,” jawab Alfan sembari merapikan jilbab Shamsah, ada beberapa helai rambut istrinya yang terlihat.
Ini kali kedua Shamsah melihat wajah galak Alfan, yang pertama dulu saat mereka bertengkar dan yang kedua, sekarang. Saat Afan cemburu padanya.
“Tenang aja Kak, di hati aku ini cuma ada Kak Alfan, jangan marah lagi ya?”
Alfan menatap wajah istrinya lama, aura Shamsah sekarang berbeda, wajahnya lebih cantik meski tanpa make up, tutur katanya semakin hari semakin dewasa meski tingkahnya tetaplah Shamsah yang manja, Alfan menilai mungkin karena Shamsah tengah hamil jadi aura keibuan itu mulai terlihat.
“Kok diem?” tanya Shamsah.
Alfan mencuri kecupan pada sang istri, membuat kedua pipi istrinya merona. Melihat itu, Alfan kembali menciumi semua bagian wajah istrinya dengan gemas. Shamsah menjauhkan wajah Alfan darinya.
“Kakak, jangan diciumin mulu dong! Kebiasaan!”
“Kan kamu istri aku, kalo bukan kamu yang aku cium, terus siapa? Kansa?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Trigonometri 2
Teen Fiction📌 Sekuel Trigonometri "Setiap detik yang aku habiskan, aku ingin menjadi cinta yang sempurna untukmu dan membuat cerita tanpa akhir bersamamu." 📌18 Mei 2023