BAB 38. DIAM

1.4K 325 178
                                    

Sebelum baca, jangan lupa buat tekan gambar bintang sampe berubah warna jadi oren 🤭 yuk tekan-tekan.

 

Udah? Makasih 💞

 

Selamat membaca!

 

 

 

 

 






Habibah menata makanan di atas meja makan, hari ini Altan ada jadwal praktik pagi sedangkan dia baru mulai siang nanti hingga malam. Habibah menatap Altan yang berjalan kd arahnya sambil memasang jam tangan.

“Cantik banget istriku” Altan memberi kecupan di pipi Habibah. Habibah tersenyum, dia mulai terbiasa dengan semua pujian yang Altan berikan padanya. Sebulan ini hubungannya dengan Altan tidak ada masalah, dan mereka juga tengah mengikuti program hamil. Altan bilang dia tidak ingin menunda lama.

Altan menyantap sarapan dengan lahap, dia sesekali melirik ponselnya. Hari ini dia akan sibuk sampai malam. “Bibah, hari ini saya kelar praktik jam dua belasan, soalnya bakal ada operasi.”

Habibah mengangguk. “Oke, makan siang nanti, mau saya bawain bekal dari rumah atau makan di kantin?”

“Makan di Kantin aja, terus nanti makan malam juga nanti saya beli sendiri.”

“Iya Mas.”

Habibah menatap Altan yang memainkan ponselnya, alisnya terangkat sejenak sebelum akhirnya dia menatap sang istri.

“Saya mau ke rumah Papa dulu, ini tadi Papa bilang minta jemput buat ke kantor.” Altan tampak bersiap.

“Lho, mobil Papa emang kenapa?”

“Di bengkel.”

Habibah bangkit lalu membantu mengambilkan tas Altan, padahal sarapanya dan Altan sama-sama belum selesai. Dia harus merelakan Altan berangkat lebih awal. Kemarin juga Altan bersngkat lebih pagi dan memang Altan harus menangani pasien darurat.

Saat Altan sudah berangkat, Habibah bersiap untuk pergi ke Rumah mertuanya, Habibah meski percaya bahwa suaminya baik dan menjadikannya satu-satunya, tetaplah Habibah yang pernah dibohongi.

“Bibah?”

Habibah menoleh saat Atlas memanggilnya. “Iya Pa.”

“Kok ngelamun?”

Menantunya itu tersenyum. “Oh iya,  Papa gak ke kantor?”

“Enggak, udah ada Alfan, jadi ke kantor Cuma sesekali aja. Eh iya, Shamsah semalem pulang tapi tadi ikut Alfan ke kantor.”

“Oh iya, saya belum sempat ketemu.”

“Nanti sore ke sini lagi ya, biar ketemu.”

Habibah menggeleng. “Saya ada praktik Pa sampe malam.”

Atlas mengangguk pelan. “Oh... Ya udah, bisa besok lagi.” Lupa kalau menantunya yang satu ini kan memang sibuk.

Setelah mengobrol dengan Atlas, Habibah izin untuk pergi ke kamar Altan. Perempuan itu duduk di ranjang sambil beberapa kali mengusap wajah. Ke mana?

Trigonometri 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang