BAB 28. Harus Kamu!

1.2K 309 144
                                    


Sebelum baca, jangan lupa buat tekan gambar bintang sampe berubah warna jadi oren 🤭 yuk tekan-tekan.

 

Udah? Makasih 💞

 

Selamat membaca!

 

 

 

 

 








Hafsah sudah terbiasa dengan semua tingkah anak-anaknya yang hobi bikin kejutan, seperti saat ini dia tengah menyiapkan beberapa perhiasan yang telah dibeli Althaf dari jauh-jauh hari, cincin, kalung, anting, gelang tangan, dan gelang kaki, semuanya lengkap.

Pagi tadi sepulangnya Althaf dari rumah Shamsah, laki-laki itu mengatakan kalau dia bertemu Mama Kansa di jalan dan meminta izin untuk melamar putrinya, ternyata dari izin percobaan pertama, malah langsung diterima.

Hafsah juga bertanya pada Althaf, memangnya semalam anaknya itu salat tahajud jam berapa, kenapa langsung dikasih apa yang diminta.

“Kamu salat tahajud jam berapa?”

“Jam tiga, pas, gak kurang dan gak lebih,” balas Althaf.

Yang penting Althaf senang Mamanya pun tenang, ini hasil dari merengek pada Tuhan setiap detik, menit, jam, dan hari. Althaf juga sebenarnya terkejut karena Mama Kansa langsung memberinya lampu hijau, masalahnya sekarang adalah, Kansa belum putus dengan Gazha.

Ada rasa khawatir yang tumbuh di hati Althaf tentang jawaban Kansa nanti, Mama Kansa udah oke oke saja,  tapi belum tentu dengan Kansa nanti.

Althaf akan pergi ke rumah keluarga Kansa ba’da isya nanti, dan kini Althaf masih di Masjid baru selesai salat isya, dua kembarannya tidak bisa hadir, Alfan yang katanya masih di Bogor dan Altan yang belum pulang karena ada jadwal operasi malam ini.

Althaf masih berdzikir sedangkan Papanya menatap dari kejauhan. Atlas juga dibuat terkejut dengan niat Althaf yang mendadak ini, baru curhat beberapa hari lalu eh ternyata nanti malam putranya bakal melamar perempuan yang dicintainya.

Atlas bersyukur jika memang Althaf nantinya berjodoh dengan Kansa, bukan hanya karena putranya bahagia, dia juga bersyukur jika nantinya Mama Kansa tak lagi sirik pada keluarganya. Seburuk apapun perlakuan Mama Kansa pada keluarga Atlas, mereka tak menanggapi dengan hati, ya jika tidak ada tetangga yang seperti itu, lingkungan rumah jadi gak seru, kan?

“Udah?” tanya Atlas saat Althaf berjalan menghampirinya.

“Udah dong,” balas Althaf dengan senyum cerah.

Atlas menepuk pundak putranya. “Duh yang mau lamar pujaan hati, doa apa tadi?” ledeknya.

“Althaf doa biar Kansa mau nerima Althaf , syukur-syukur dia udah putus duluan dari Gazha.”

Atlas mengangguk. “Insya Allah, kalau udah jodoh pasti ada aja jalannya.”

“Iya, kayak tadi pagi, usaha pamer harta biar dapet restu, beneran dong dapet.” Althaf tertawa setelah kembali mengingat kejadian tadi pagi, untung dia kaya raya,  kalau tidak ya masih lampu merah.

Disisi lain, Mama dan Papa Kansa sudah siap menyambut keluarga Atlas, Papa Kansa juga dibuat terkejut karena istrinya mengatakan bahwa Althaf akan datang melamar, namun alasan besarnya terkejut bukan karena Althaf yang ingin melamar Kansa, melainkan istrinya yang tiba-tiba setuju dengan hal itu, padahal sebelumnya dia anti Althaf dan keluarganya.

Trigonometri 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang