BAB 50. Gagal

1.3K 324 110
                                    

Sebelum baca, jangan lupa buat tekan gambar bintang sampe berubah warna jadi oren 🤭 yuk tekan-tekan.

 

Udah? Makasih 💞

 

Selamat membaca!

 

 

 

 

 

 

 

 








Althaf menatap kedua mata Nala yang kini menodong pistol padanya. Laki-laki itu perlahan bergerak mundur dan bersiap untuk mengambil pistol yang dipegang oleh Nala.

“Turunin pistolnya,  Nala!” tegas Althaf.

Nala menggeleng.  “Gak mau!”

Dengan gerakan cepat, tangan kanan Althaf menepis tangan Nala yang memegang pistol, sampai senjata api itu jatuh ke lantai, tak hanya sampai di situ, Althaf buru-buru mengambilnya dan kini, dia yang menodong pistol pada kepala Nala.

Nala tertawa, dia puas melihat ekspresi Althaf yang baginya terlihat lucu. Althaf menatap pistol yang ada ditangannya, kenapa terasa ringan sekali, pikirnya.

“Bangsat!” umpat Althaf saat menyadari jika pistol tersebut hanyalah mainan.

“Ha..ha..ha..” Nala masih tertawa sembari menjauh dari Althaf.

“Ini semua apa maksudnya, Nala?!” teriak Althaf sembari menunjuk ke arah dinding yang penuh dengan foto itu.

Nala menghentikan tawa, dia melipat tangan di depan dada. “Srategi buat dapetin Kak Althaf, jadi gini Kak.” Nala mendekat, Althaf mundur.

“Aku benci sama Kak Althaf tapi aku juga suka, gak. Lebih tepatnya aku cinta sama Kak Althaf.” Tatapan Nala berubah menjadi dingin, terasa menusuk bagi Althaf, ekspresi gadis itu mudah sekali berganti.

“Aku benci karena Kak Althaf buat Kakak aku meninggal.”

“Gue?” tanya Althaf bingung.

“Gara-gara dia mau datengin Kakak supaya bisa dapet tanda tangan sialan itu, dia pasti gak bakal meninggal. Dia dateng demi aku, tapi dia gak pernah pulang lagi buat selamanya.” Air mata Nala turun seketika.

“Gue gak tau maksud lo,” balas Althaf lirih.

“Dua tahun lalu, saat Kak Althaf buka jumpa fans di salah satu Mall, Kak Naila dateng. Dia sengaja dateng sambil bawa foto Kak Althaf, demi aku. Karena aku pengen dapet tanda tangan Kakak, tapi aku gak mampu buat ke sana. Karena Apa, karena sebenernya aku gak bisa liat.”  

Nala dulu memang sempat buta, namun dia memiliki rasa cinta pada Althaf meski hanya mendengar suara laki-laki itu, dan kini dia bisa melihat dunia dan Althaf, sayangnya Althaf tak melihat ke arahnya.

Nala memiliki dua rasa untuk Althaf, benci dan cinta. Benci karena baginya Althaf adalah penyebab kematian dari Kakak kandungnya, benci karena Althaf tak bisa melihat ke arahnya dan dia hidup jauh dari Althaf, namun rasa cintanya juga tertanam untuk Althaf, cinta yang awalnya hanya sedikit justru semakin lama semakin besar dan membentuk menjadi satu obsesi untuk memiliki Althaf. Harus, bagi Nala, harus hidup bersama Althaf.

Trigonometri 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang