BAB 31. Falling Flower

1.4K 316 163
                                    

Sebelum baca, jangan lupa buat tekan gambar bintang sampe berubah warna jadi oren 🤭 yuk tekan-tekan.

 

Udah? Makasih 💞

 

Selamat membaca!

 

 

-
-
-
-
-













Alfan menatap Shamsah yang tengah bersiap untuk pergi syuting, dia akan ditinggal selama sebulan. Meski hatinya berat namun Alfan tidak ingin membuat istrinya sedih jika sebenarnya dia lebih suka melihat Shamsah di rumah.

Dilihatnya Shamsah dari ujung kepala hingga kaki, kaos panjang dan celana jeans panjang nan longgar, outfit yang cukup tertutup jadi Alfan tidak begitu khawatir, Alfan membayangkan istrinya itu mengenakan hijab, dia terus mendoakan Shamsah agar mampu menjeput hidayahnya.

Shamsah menoleh ke arah Alfan yang duduk ditepi kasur, lalu dia memberikan senyuman pada suaminya.

Alfan berdiri. “Udah barangnya gak ada yang ketinggalan?” tanyanya sambil mendekat ke arah Shamsah yang masih sibuk merias wajah.

“Gak ada, tinggal nunggu Kak Jane.”

Alfan berdiri dibelakang Shamsah yang duduk di depan cermin, merunduk lalu memeluk istrinya dari belakang. Perlakuan itu tentu membuat Shamsah terkejut, ini kali pertama Alfan bersikap seperti itu.

“Beneran sebulan nih?” tanyanya lalu menyembunyikan wajah di curuk leher Shamsah. Shamsah diam, itu terasa geli baginya.

“Sha?” panggil Alfan saat istrinya tak kunjung menjawab.

“Iya Kak, iya sebulan,” balas Shamsah setenang mungkin, padahal aslinya sudah gemeteran karena sikap Alfan yang seperti itu.

Jika seperti ini, kan, Shamsah jadi tidak ingin pergi syuting, sayang banget harus ninggalin Alfan, pikirnya.

Alfan beralih menatap Shamsah. “Aku antar aja ya ke Bandara, gimana?” tawarnya.

Shamsah tentu mau diantar Alfan, kapan lagi coba? Tapi dia bingung karena Jane sudah memberi kabar bahwa dia sudah dijalan untuk menjemput Shamsah. “Tapi, katanya Kak Jane udah jalan ke sini.”

“Kan bisa kabarin balik, biar kamu berangkat sama aku.” Alfan mencoba meyakinkan Shamsah. Akhirnya Shamsah mengangguk, lemah kalau sama Alfan.

“Take off jam berapa?” tanya Alfan lagi.

“Jam sepuluh.”

Alfan langsung menoleh ke arah jam dinding yang ada di kamarnya yang menunjukkan pukul sembilan pagi. Shamsah masih diam menatap suaminya dengan jarak sedekat itu, susah bicara karena detak jantungnya benar-benar sedang tidak seperti biasanya.

Alfan kembali menatap Shamsah, namun kali ini dengan senyuman. “Masih ada waktu,” ucapnya sembari menjauhkan diri dari Shamsah.

 

***

Althaf datang ke Kantor agensi bersama Haris, dia ingin pihak agensi menurunkan artikel resmi tentang dirinya yang sebentar lagi akan menikah sekaligus dia ingin tau, kenapa dulu tidak ada artikel resmi tentang pernikahan Shamsah.

Trigonometri 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang