Sebelum baca, jangan lupa buat tekan gambar bintang sampe berubah warna jadi oren 🤭 yuk tekan-tekan.
Udah? Makasih 💞
Selamat membaca!
“Dokter Habibah!”
Habibah tersentak saat seseorang memanggilnya, buru-buru dia memutus sambungan telepon dan menyimpan kembali ponselnya.
“Dokter Ziel ngagetin aja.”
Ziel tertawa pelan, dia lantas menaruh satu piring nasi lauk ayam rendang pesananya lalu menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Habibah.
“Mikirin apa sih?” tanyanya lagi.
Habibah diam, jari jemarinya mengetuk-ngetuk meja pelan. “Lagi nunggu pesenan bakso,” balasnya.
“Sambil mikirin Altan ya? ledeknya. Bukan Ziel kalau tidak meledek calon pengantin ini.
“Enggak.”
“Terus tadi mikirin apa? Biaya nikahan kalian kurang?” ledek Ziel membuat Habibah cepat-cepat menggeleng.
“Tenang aja, kalo kurang tinggal minta bantuan Abi kamu haha.”
Mendengar ledekan itu, Habibah hanya bisa tersenyum. Jika boleh jujur, dia khawatir untuk saat ini, menjelang hari pernikahan yang semakin dekat, entah kenapa hatinya tidak tenang.
Ziel yang pernah ada di posisi Habibah, tanpa harus bertanya lebih jauh lagi, dia paham betul bahwa Habibah menyimpan rasa khawatir.
“Kalo menjelang hari H, ujiannya emang banyak, ini saya ngomong sebagai temen kamu ya.”
Habibah mulai mendengarkan Ziel.
“Kalian harus saling percaya satu sama lain, harus lebih sering komunikasi juga, kalo ada masalah ya bilang aja, karena masalah sekecil apapun bakal jadi besar kalo menjelang hari pernikahan.”
“Dokter Ziel gitu juga dulu?” tanyanya.
“Iya, malah nih ya. Hampir batal karena salah paham.
“Masalah apa?”
“Mantan pacar istri saya rusuh, dia ngajak balikan sampe bikin istri saya takut.”
“Mantannya muncul?”
“Iya.”
Dan ini juga yang ingin Habibah tanyakan pada Ziel karena dia tahu jika Ziel dan Altan bersahabat sejak SMA.
“Dokter Altan punya mantan gak dok?”
“Gak ada, tapi dulu pernah suka sama seseorang tapi—“ Ziel menghentikan ucapannya, dia lupa jika masalah Zameena adalah masalah yang Altan sembunyikan dan tak ingin diungkit oleh siapa pun, tapi masalahnya sekarang, Ziel keceplosa.
Dia menatap Habibah yang juga menatap ke arahnya. “Bercanda,” ucap Ziel.
“Zameen, dokter kenal?”
Mendengar nama itu disebut membuat jantung Ziel berdetak lebih cepat, bukan karena jatuh cinta melainkan rasa takut, kenapa Habibah bisa tau nama itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trigonometri 2
Teen Fiction📌 Sekuel Trigonometri "Setiap detik yang aku habiskan, aku ingin menjadi cinta yang sempurna untukmu dan membuat cerita tanpa akhir bersamamu." 📌18 Mei 2023