BAB 39. Semestinya

1.3K 318 174
                                    

Sebelum baca, jangan lupa buat tekan gambar bintang sampe berubah warna jadi oren 🤭 yuk tekan-tekan.

 

Udah? Makasih 💞

 

Selamat membaca!

 

 

 

 

 

 







“Bibah?” Altan menuruni anak tangga,  mencari keberadaan istrinya. Dia berjalan ke arah dapur namun tidak ada. “Bibah?” panggilannya lagi.

“Di belakang.” Terdengar suara Habibah dari halaman belakang. Altan berjalan menuju pintu belakang yang terbuka. Dilihatnya sang istri tengah berjongkok memberi makan anak ayam yang bercat warna-warni.

Altan langsung merinding saat melihat anak ayam itu, dia jadi ingat saat kecil dirinya pernah terjebut di kolam ikan gara-gara Althaf yang hendak memberikan anak ayam seperti itu padanya.

Habibah menoleh. “Sini.”

“Gak, itu ada ayam, bau,” balas Altan membuat Habibah tertawa kecil. Lucu.

“Takut anak ayamnya ngejar kamu?” tanya Habibah. Altan diam

“Gak akan, ini kan aku masukin kandang. Ayo sini sayang.”

Altan berjalan mendekat ke arah Habibah, dia berhenti beberapa langkah dibelakang istrinya. “Kamu kasih ke siapa aja deh itu ayam,” ucap Altan yang memang benar-benar tidak suka dengan ayam, dia menutup hidungnya.

Habibah tersenyum menatap anak ayam miliknya. “Enak aja! Ini punya saya, harus saya rawat sampe gede.”

Mata Altan membulat. “Sampe gede? Kamu yang bener aja sayang!”

“Bener dong sayang.” Habibah berdiri lalu menatap suaminya. “Apa yang kita punya harus kita jaga, rawat dengan penuh kasih sayang. Buat apa ngerawat sesuatu hal yang bukan punya kita dan kenapa harus membuang pemberian Allah.”

Altan diam, istrinya kalau sudah bicara kenapa selalu terkesan dalam dan menyentuh hatinya, ini hanya perkara ayam namun ucapannya sedalam itu.

Habibah berjalan mendekati Altan. Altan mundur.

“Cuci tangan dulu!” Altan menunjuk keran air yang ada di pojok dekat pot tanaman lidah mertua.

“Iya Mas Altan.” Habibah bergegas mencuci tangan, dia menggunakan sabun yang ada di sana. Altan setia menemani sampai istrinya itu selesai.

“Udah bersih.” Habibah kembali berjalan ke arah suaminya.

“Elap tangan kamu pake tisu!” Titah Altan.

“Iya, itu di dalem tisunya. Bawel juga ya kamu.”

“Lagian kamu mainnya sama ayam, saya gak suka.”

“Dari pada saya main sama suami orang.”

“Bibah!!!”

Habibah tertawa pelan saat mendengar Altan memanggil namanya dengan nada protes. Perempuan itu mengambil beberapa lembar tisu dan mengelap tangannya yang basah tadi.

Trigonometri 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang