BAB 47. Sedikit Harapan

1.2K 291 103
                                    


Sebelum baca, jangan lupa buat tekan gambar bintang sampe berubah warna jadi oren 🤭 yuk tekan-tekan.

 

Udah? Makasih 💞

 

Selamat membaca!

 
-


-
-
-
-
-
-




















Habibah bersyukur karena Altan akhirnya bisa melewati masa kritisnya, suaminya telah dipindahkan ke ruang inap biasa. Meski Altan pada akhirnya harus mengalami koma, tapi Habibah setidaknya masih bisa bernapas lega karena Allah memberi kesempatan untuk Altan dapat bertahan.

Habibah memeras handuk basah kemudian mulai membersihkan wajah suaminya dengan pelan dan penuh hati-hati mengingat ada beberapa luka di sana. Dia dengan telaten membersihkan badan Altan, mulai dari wajah, tangan hingga kaki.

Setelah selesai, Habibah duduk sembari menggunting kuku-kuku tangan Altan yang sudah terlihat panjang.

“Mas Altan, hari ini saya bakal ngabarin keluarga kalo kita lagi pergi liburan. Saya bohong biar mereka gak nyariin kita dan khawatir, jadi saya minta tolong ya, cepat bangun dari koma.”

Habibah mengusap cincin pernikahan yang melingkar di jari manis Altan. “Saya harap, ini benar-benar satu, gak ada lagi.”

Habibah menoleh ke atas nakas tempat dia meletakan ponsel, dia sudah mengaktifkannya beberapa menit lalu dan notifikasi baru saja berhenti berbunyi. Ponselnya seperti hampir meledak karena bunyi notifikasi tidak berhenti.

Banyak notifikasi dari anggota keluarganya,  entah itu dari orangtua, mertua, hingga kakak dan adik iparnya, ada juga notifikasi dari rekan-rekan rumah sakit.

Umi

Assalamualaikum Bibah,  kamu di mana,  kok beberapa hari ini gak ngabarin Umi? 

Abi

Assalamualaikum Nak,  kalo gak sibuk, pulang ke rumah bareng Altan, Abi kangen kalian.

Mama

Assalamualaikum, Bibah, kamu sehat Nak? Mama khawatir kamu gak ada kabar

Papa

Assalamualaikum Habibah, Kamu sama Altan lagi liburan?  Atau banyak kerjaan Nak?  Kalo sempat,  kabari Papa ya.

Dan masih banyak lagi pesan-pesan serta telepon dari mereka semua. Habibah membulatkan mata saat melihat pesan di grup keluarga yang mengabari kalau Alfan dan Shamsah kecelakaan. 

“Ya Allah,” ucapnya pelan.

Habibah juga membuka foto yang dikirim Althaf di grup, foto kondisi Alfan dan Shamsah. “Astagfirullah, ya allah, untung mereka selamat.”

Habibah mulai membalas satu persatu pesan dari anggota keluarganya, dia mengatakan bahwa dia dan Altan tengah berlibur di luar kota, ponsel Altan hilang dan ponselnya memang sengaja tidak di aktifkan,  maka dari itu dia baru sempat mengabari.

Habibah harap, alasannya itu diterima oleh anggota keluarganya, Habibah tidak mau menambah beban pikiran keluarga tentang kondisi Altan yang koma saat ini. Habibah menutup ponselnya,  dia sepertinya akan pulang sementara untuk mengambil beberapa pakaian ganti dan barang-barang yang diperlukan.

Trigonometri 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang