Sebelum baca, jangan lupa buat tekan gambar bintang sampe berubah warna jadi oren 🤭 yuk tekan-tekan.
Udah? Makasih 💞
Selamat membaca!
Alfan membuka pintu rumahnya sembari mengucap salam, namun tak ada orang yang menjawab, sebelum berangkat ke Masjid untuk salat subuh, padahal dia sudah bilang pada istrinya, sehabis salat subuh jangan tidur lagi dan Alfan meminta tolong pada Shamsah untuk mencuci beberapa kemeja miliknya karena kemarin malam dia belum sempat mencuci.
Alfan melangkah menuju dapur, dari kejauhan dia melihat Shamsah tengah memasak. “Emang bisa masak dia?” tanyanya seorang diri lalu melangkah mendekat.
“Assalamualaikum,” ucap Alfan. Shamsah menoleh lalu tersenyum pada suaminya.
“Waalaikumsalam,” balas Shamsah kemudian kembali fokus pada sesuatu yang dia masak.
Alfan berdiri di samping istrinya persis. Melihat Shamsah yang hati-hati mengoreng telur dadar. “Tumben masak.”
“Iya, kemarin kata Mamih, aku harus siapin sarapan buat Kakak setiap pagi kalo aku lagi di rumah.” Shamsah mematikan kompor lalu mengambil piring dan memindahkan telur dadar dari penggorengan ke piring bulat berwarna putih.
“Kak Alfan sana duduk, aku ambilin nasi dulu.”
“Iya, eh kamu udah nyuci?” tanya Alfan sembari melangkah menuju meja makan.
“Udah kak.”
“Oke, makasih udah dibantu nyuci,” balas Alfan dan dijawab anggukan oleh Shamsah.
Tak lama kemudian Shamsah berlari kecil menuju meja makan lalu menyajikan sarapan untuk Alfan, dia menarik kursi dan duduk di samping suaminya itu.
“Ayo Kak di makan,” ucapnya penuh semangat. Karena ini kali pertamanya Shamsah masak, kalau kemain tidak membantu Hafsah dan Maminya memasak, Shamsah tidak tau cara membuat telur dadar.
“Makasih,” balas Alfan. Dia mulai menyuap satu sendok nasi serta telur dadar buatan istri. Alfan melirik Shamsah, istrinya itu tidak berhenti menatapnya.
“Jangan diliatin terus,” ucap Alfan tanpa menatap Shamsah.
Shamsah tertawa pelan, pagi ini energinya benar-benar full karena sejak semalam Alfan mendadak berubah menjadi Alfan yang manis ya meski masih sedikit dingin.
“Enak kak?” tanya Shamsah penasaran.
Alfan mengangguk. “Enak, kamu bisa bedain garam sama gula, kan?” kini giliran Alfan yang bertanya.
“Bisa,” balas Shamsah namun matanya tertuju pada telur dadar buatannya. Dia beranjak dari duduk dan berlari menuju dapur, mengangkat tempat gula dan garam yang tersedia di sana.
“Eh tadi aku pakenya garam kan?”
Melihat hal itu, Alfan menahan tawa. Masalahnya itu telor dadar buatan Shamsah terasa manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trigonometri 2
Teen Fiction📌 Sekuel Trigonometri "Setiap detik yang aku habiskan, aku ingin menjadi cinta yang sempurna untukmu dan membuat cerita tanpa akhir bersamamu." 📌18 Mei 2023