Bab 26. Sabar Itu Kunci

1.1K 301 68
                                    

Sebelum baca, jangan lupa buat tekan gambar bintang sampe berubah warna jadi oren 🤭 yuk tekan-tekan.

 

Udah? Makasih 💞

 

Selamat membaca!

 

 

 









 

 

 

 

Malam sebelum berdebat

 

“Kemungkinan kita pulang besok Pak, karena jadwal dengan petinggi dari perusahaan Yamai akan diubah karena kesehatan beliau,” ungkap Glen—sekretaris Alfan.

Alfan menghela napas pelan, harusnya malam ini sudah selesai, dia kepiran Shamsah yang nanti sendirian di rumah kalau dia harus menjalani perjalanan dinas sampai besok. Karena dia mendapat laporan dari Jane kalau Shamsah sudah di rumah sejak pukul lima sore.

Glen yang melihat raut wajah Alfan yang gelisah, menyadari kalau atasannya itu sebenarnya keberatan, pastinya juga kepiran istrinya.

“Pak Alfan mau ubah jadwal lagi? Nanti saya coba kabari sekretaris mereka.”

Alfan menggeleng. “Gak usah Glen, kita lanjut aja, tanggung juga udah sampe sini. Oh iya kamu tolong minta Miftha kirim baju yang ada di ruang istirahat saya ke Bogor ya, saya kan gak bawa baju ganti.”

“Baik, Pak Alfan.” Glen langsung melakukan apa yang Alfan perintahkan. Setelah itu Glen pamit menuju kamar hotelnya.

Alfan melonggarkan dasinya sembari mencari kontak Hasna dalam ponselnya, dia akan meminta bantuan Hasna agar dia menemani Shamsah.

Setelah itu barulah Alfan bersih diri dan bergegas untuk istirahat, karena jadwalnya pasti akan lebih padat besok pagi. Selesai bersih diri, Alfan mengecek ponsel, terdapat beberapa panggilan telepon tak terjawab dari Hasna. Lantas dia menelepon balik adiknya itu.

“Assalamualaikum, dek?”

“Waalaikumsalam, Bang. Abang, kok rumahnya gelap terus dikunci. Shamsah belum pulang.”

Alfan mengerutkan dahinya,  bukannya Shamsah sudah pulang sejak sore tadi?

“Dia udah pulang kok dek.”

“Udah pulang gimana, ini lampu rumah aja belum dinyalain. Adek takut nih, mana kompleknya sepi lagi.”

“Adek masuk aja, itu kunci rumah ada di pot bunga mawar deket kolam ikan.”

“Iya deh, terus ini gimana? Adek pulang habis nyalain lampu ya?”

“Jangan, tidur di rumah Abang aja.”

“Oke.”

Setelah itu panggilan telepon terputus, Alfan beralih menelepon Jane. Dan beranya tentang keberadaan istrinya, namun begitu ditanya, Jane justru kaget karena dia sudah memastikan bahwa Shamsah sudah pulang ke rumah, dia juga menyaksikan sendiri kalau Shamsah masuk ke dalam rumah.

Mendengar hal tersebut,  Alfan langsung memutuskan untuk pulang ke Jakarta demi mencari keberadaan istrinya. Dia mendatangi kamar Glen lalu beratanya tentang rapat besok.

Trigonometri 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang