Bab 24. Sama Saja

1.1K 283 135
                                    


Sebelum baca, jangan lupa buat tekan gambar bintang sampe berubah warna jadi oren 🤭 yuk tekan-tekan.

 

Udah? Makasih 💞

 

Selamat membaca!

 

 

 

 

 

 




Kemarin siang di Kantin Rumah Sakit

 

Habibah menerima telepon dari Altan, calon suaminya itu mengabari untuk tidak lupa datang ke syukuran rumah baru Alfan nanti malam.

“Nanti malam acara syukurannya, kita ke sana bareng.”

“Oke, tapi saya mau pulang dulu, ganti baju dan bawa sesuatu buat Alfan sama Shamsah.”

“Iya saya antar kamu dulu.”

“Siap Dokter Altan.”

Udah dulu ya, ini saya lagi bantu Alfan beli makanan buat nanti malam.”

“Iya Dok.” Habibah hendak menutup panggilan telepon mereka namun tiba-tiba terdengar suara anak kecil yang memanggil Altan.

“Dokter Altan.”

Habibah kembali mendekatkan ponsel ke telinga sebelah kanan.

Zaena.”

Habibah berpikir pasti Altan mengira dia sudah memutus sambungan teleponnya, padahal belum. Sampai akhirnya dia mendengar jika Alfan menyebut tentang Altan yang selama ini mencari Zameena.

Jika saja Ziel tidak datang, Habibah tidak akan memutus sambungan telepon dan terus mendengarkan percakapan Altan bersama Alfan dan juga Zameena. Namun kedatangan Ziel juga sedikit membawa setitik jawaban untuk rasa penasarannya mengenai masa lalu Altan yang bahkan dia tidak tau.

Setelah menyebut nama Zameena di depan Ziel, Habibah menangkap raut tidak enak dari Ziel, sudah ditebak bahwa Ziel tau sesuatu tentang Altan dan Zameena dan ternyata benar, beruntungnya Habibah saat Ziel keceplosan sedikit.

“Saya perlu tau masa lalu dari Dokter Altan, Dokter Ziel bisakan kasih tau saya?” tanyanya sedikit memaksa.

Ziel menatap Habibah sejenak, selera makannya jadi hilang karena kesalahannya yang keceplosan. Bukan tidak mau cerita, tapi Ziel takut kalau dia memberitau mengenai siapa Zameena sebenarnya, itu malah membuat Habibah sakit hati dan dia juga takut kalau nanti Altan marah padahanya karena dia lancang bercerita.

Seakan tau apa yang Ziel pikirkan, Habibah mencoba untuk meyakini Ziel bahwa dia tidak memberitau Altan kalau Ziel menceritakan semuanya dan dia juga akan baik-baik saja, toh  itu hanya bagian dari masa lalu.

“Saya gak akan kasih tau dokter Altan kalo dokter Ziel yang kasih tau ke saya tentang siapa Zameena dan hubungan kami pasti akan tetap baik-baik aja, toh itu Cuma bagian dari masa lalu.”

“Tapi.” Ziel benar-benar ragu.

“Tolong,” bujuk Habibah.

Ziel menghela napas, dengan berat hati dia menceritakan tentang Zameena pada Habibah meski dulu Altan mengatakan padanya untuk tidak menceritakan apa yang Ziel tau pada siapapun.

Trigonometri 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang