BAB 41. SIAL

1.3K 318 302
                                    


Sebelum baca, jangan lupa buat tekan gambar bintang sampe berubah warna jadi oren 🤭 yuk tekan-tekan.

 

Udah? Makasih 💞

 

Selamat membaca!

 

 

 
-


-
-
-
-











 

Hari ini Kansa akan datang interview ke salah satu perusahaan swasta, dia sudah siap dan tinggal berangkat saja. Namun Kansa menatap Althaf yang masih tidur, suaminya itu kembali tidur setelah salat subuh dan akan berangkat syuting siang nanti.

Kansa mendekat, dia tidak tega membangunkan Althaf meski semalam suaminya itu mengatakan ingin mengantarnya. Dia mengusap kepala Althaf lalu mencium kening dan pipi suaminya.

“Aku berangkat ya, doain semoga lancar.” Bisiknya pelan kemudian bergegas berangkat untuk interview.

Kansa pergi dengan motonya setelah pamit pada Mamanya dan sempat mampir ke rumah Hafsah untuk meminta doa pada mertuanya itu.

Kansa bukannya tidak nurut dengan suami, tapi dia masih ingin bekerja sebelum nantinya dia dan Althaf memiliki anak, Althaf tidak melarang hanya saja dia memberi pilihan pada istrinya, dia boleh bekerja tapi nanti jika hamil harus berhenti.

Althaf bukan hanya ingin menjadi suami yang baik namun juga ingin menjadi teman, sahabat, untuk istrinya juga. Dia dan Kansa terus bekerja sama agar keduanya tetap menemukan kebahagiaan tanpa rasa tertekan.

Kansa memarkirkan motor maticnya di parkiran perusahaan manufakur yang cukup besar, dia mengadu nasib dan berharap kali ini bisa kembali bekerja.

Disisi lain Althaf terbangun dari tidurnya, dilihatnya jam dinding menunjukkan pukul sembilan pagi. Althaf mengecek ponsel,  ada beberapa pesan masuk dari Haris mengenai kontrak para aktis dan aktor yang akan bergabung di perusahaan mereka.

Althaf turun dari kasur. “Sayang?” panggilnya mencari Kansa. Dia membuka pintu kamar dan berjalan menuruni anak tangga.

“Kansa?” Panggilnya lagi. “Mana sih?” dia berjalan ke arah dapur dan sepi, berkeliling rumah tetap saja tidak ada orang.

“Thaf?”

Althaf menoleh saat Mama mertuanya tampak baru pulang berbelanja sayuran. “Kansa mana Ma?”

“Dia kan lagi interview kerja, tadi pas berangkat kamu katanya masih tidur.”

“Astagfirullah, Althaf lupa.” Althaf berlari meninggalkan Mama mertuanya.

“Mau ke mana?” teriak Mama Reta.

“Mandi, nyamperin Kansa.”

Mama Reta menggelengkan kepalanya. “Ada-ada aja.” Kemudian beliau berjalan menuju dapurnya.

Di sisi lain, Althaf bergegas menuju kamar mandi namun langkahnya terhenti saat ponselnya berdering. Althaf mengambil ponselnya yang tergeletak di atas kasur, tersemat nama ‘Pacar Cantik’

Althaf menggeser panel warna hijau. “Hallo sayang?”

“Maaf, ini saya tukang ojek yang bantu Mba pemilik hp ini. Mbaknya kecelakaan.”

Trigonometri 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang