Sebelum baca, jangan lupa buat tekan gambar bintang sampe berubah warna jadi oren 🤭 yuk tekan-tekan.
Udah? Makasih 💞
Selamat membaca!
“Bilang sama Kak Alfan , kalo udah selesai sama kerjaannya, langsung telepon aku!”
“Iya Bos iya.”
Panggilan telepon terputus, Shamsah marah-marah sendiri di kamarnya karena Alfan susah sekali dihubungi. Entah ini yang keberapa kali dia menelepon Glen hanya untuk memastikan keadaan Alfan, dan parahnya lagi, setiap dia ingin mendengar suara Alfan, Glen selalu mengatakan kalau Alfan tengah meeting.
Shamsah curiga karena tidak biasanya Alfan seperti itu, terlebih saat dia tau Althaf sudah pulang, sedangkan Alfan, sejak kemarin belum pulang. Shamsah tidak masalah jika harus bersama mertuanya, namun dia hanya ingin dipastikan oleh Alfan, dia sampai berpikir jika dia bukan lagi prioritas Alfan.
Shamsah akhirnya bertanya pada Papa Atlas tentang jadwal kerja suaminya, dan ternyata benar kalau Alfan ada jadwal untuk ke luar kota, kata Papa Atlas, jadwal itu langsung dari Glen jadi tidak perlu diragukan. Gak tau aja lagi dikibulin Triplet.
Papa Atlas juga mengatakan pada Shamsah agar menantunya itu tidak perlu khawatir tentang apa pun. Shamsah sedikit malu karena dia terlihat sangat curiga akhir-akhir ini, untung saja Papa Atlas bisa memaklumi.
Puncaknya adalah malam ini, Shamsah curiga saat bertemu Altan dan Habibah, dia kenal suaminya, Shamsah bisa tahu itu Alfan karena saat menatap kedua netra hitam pekat itu, hatinya berdesir, berbeda jika dia menatap Althaf ataupun Altan asli.
Shamsah tidak percaya jika yang datang bersama Habibah adalah Altan, maka dari itu dia memastikannya sendiri. Begitu juga dengan Mama Hafsah yang bertanya padanya tentang Altan yang terlihat seperti Alfan.
“Kamu ngerasa gitu gak Sha?” tanya Mama Hafsah sembari menata piring untuk makan puding.
Shamsah mengangguk. “Iya Ma.”
Kansa tertawa pelan, dia berusaha untuk tetap menutupi fakta yang dicurigai oleh mertua dan adik iparnya.
“Mereka kan kembar, Ma, Sha. Iya gak Hasna?” Kansa menatap Hasna.
Hasna mengangguk. “Iya, Cuma wanginya mirip Bang Alfan.”
“Tuh, iya kan,” bela Shamsah.
Kansa diam, dia tidak mau terlalu menggebu untuk pembahasan ini, takut mereka lebih curiga, setelah semuanya siap, mereka kembali ke ruang keluarga, saat dilihat tidak ada Alfan di sana, Shamsah tanpa mengatakan apa pun justru pergi ke teras depan dan Habibah juga tidak sadar jika Shamsah pergi ke teras.
Shamsah melihat Alfan yang tengah mengobrol dengan seseorang lewat telepon, dia berdiri di ambang pintu, menatap Alfan yang tidak sadar akan kehadirannya.
“Ya udah, sejam lagi saya sama Kak Habibah pulang.”
Shamsah mengerutkan dahi. “Kak Habibah? Tuh kan bener, itu Kak Alfan bukan Kak Altan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Trigonometri 2
Teen Fiction📌 Sekuel Trigonometri "Setiap detik yang aku habiskan, aku ingin menjadi cinta yang sempurna untukmu dan membuat cerita tanpa akhir bersamamu." 📌18 Mei 2023