Prolog

483 17 3
                                    

Udara berat yang meremas dada kami, ketakutan alami sekaligus rasa berat hati karna harus menghadapi orang terdekat kami sendiri. Aku gatau gimana sama yang lain. Tapi untuk aku, peristiwa besar sampai harus melawan Gama, adalah peristiwa yang mungkin ga akan aku lupakan.

Dadaku rasanya sangat sesak, seperti sudah di ujung tanduk. Apalagi sebelumnya perutku sempat terkena tendangan.

Tapi setelah usaha berat kami sampai ada korban, akhirnya iblis yang mengambil alih tubuh adikku, berhasil kami basmi meski kami harus membunuh Gama secara tidak langsung. Itu.. sangat menyakitkan.

Sedih? Tentu saja. Tapi karna kekuatan tongkat Maestro, aku jadi bisa menyelamatkan banyak orang hahahaha. Ini menyenangkan.

Selama 24 jam usai peristiwa itu, aku menjadi pahlawan super seperti yang ada di TV dan komik. Aku bisa terbang, mengendalikan apapun yang Kusuka, apapun bisa.

Saat detik-detik waktuku sudah habis, akhirnya aku melepaskan kepergian satu teman baruku lagi.

Di bawah cahaya matahari, aku melihat bayang-bayang paman Maestro perlahan melayang tinggi ke langit dengan senyuman lebar di kumisnya yang tebal.

"Dadah.. aku pasti bakal temuin Paman lagi!!"

"Hahaha, aku menantikannya. Aku sangat berharap, kamu tetap pemilik ku Erlangga. Selamat tinggal kawan.."

Mengharukan? Tidak tidak.. aku langsung pulang dan menangis keras di pelukan bang Jidan selama berjam-jam.

Yah, kembali ke kehidupan kami. Tapi yang menyebalkan.. bang Jon masih di rawat di rumah sakit.

Tapi teman-teman ku di sekolah masih tetep menghiburku. Obi dan Anggi yang selalu berantem, ka Fahmi yang keren, Jaya yang apa adanya, dan Toro yang selalu menjadi penengah kami karna dia bisa marah dan sabar di waktu yang tepat.

Kalau di pikir-pikir lagi.. Toro terasa sangat dewasa, cocok sekali dengan Suci pacarnya hihihi.. aku berharap mereka akan menikah nanti. Tapi tunggu, bagaimana dengan aku yah?

Ah sudahlah, sekarang aku hanya ingin menikmati hari-hari ku bersama keluarga dan teman baruku.

Pewaris part 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang