01

116K 1.5K 57
                                    

HAPPY READING 🐰

SEBELUM BACA CERITA INI, HARAP BACA CERITA SUAMI TUAKU TERLEBIH DAHULU AGAR TIDAK BINGGUNG 🖤

TERIMA KASIH 🌹

Arlo Dante Wiyoko, sosok pria tegas dan berwajah dingin yang sebulan ini sudah menggantikan posisi ayah nya sebagai CEO.

Arlo sering menjadi bahan perbincangan seluruh karyawan nya karna wajahnya yang tampan dan berwajah dingin yang menjadi kesan hot di mata para wanita.

Arlo juga di kenal sebagai atasan yang bermulut jahat dan sangat pemarah, jika ada kesalahan sedikit saja pasti ia akan langsung naik pitam dan memaki orang yang membuat kesalahan itu.
Namun sifat yang ia tunjukan di kantor itu sangat berbanding terbalik dengan sifatnya jika ia berada di rumah.

Kadek Trisha, sekretaris arlo yang berwajah cantik dengan hidung mancung dan kecilnya serta rambut panjang yang di kuncir menambah kesan imut pada tubuh pendek wanita tersebut.

Trisha sudah menjadi sekretaris sebelum Arlo menjabat sebagai CEO di perusahaan tempatnya bekerja, selama sebulan ini semenjak Arlo sudah bekerja di sana, ia selalu di marahi oleh arlo hanya karna masalah kopi yang tak sesuai dengan rasa lidah nya.

Padahal kan dirinya bukan OB disana, setiap kali ia mengeluh pasti arlo lagi lagi memarahinya dan menyuruh nya berhenti bekerja saja.

🐰

Pagi ini, arlo dan Trisha berangkat ke kantor bersama, padahal Trisha sudah menolak dan ingin pergi naik taxi saja. Namun dengan tegas Arlo menyuruh nya untuk masuk ke mobil agar mereka tidak terlambat ke kantor.

Di dalam mobil, arlo menyembunyikan senyum nya karna tak ingin terlihat oleh Trisha kalau dirinya sangat senang bisa berangkat bersama ke kantor.

"Pak", panggil Trisha pada arlo.

"Saya bukan bapak kamu", balas arlo dengan kesal.

"Kan bapak atasan saya", jawab Trisha.

"Atasan kalau di kantor, kalau di rumah dan di luar kantor kamu bukan siapa siapa saya", ucap arlo dengan mulut lemes nya.

Trisha hanya memasang wajah julidnya ketika mendengar ucapan arlo, ia juga tak berharap menjadi siapa siapa nya arlo tuh!

"Kenapa kamu manggil aku?" Tanya arlo.

"Anting kamu tuh di copot, atasan kok penampilan kayak gitu", jawab Trisha.

Arlo semakin gemas ketika mendengar Omelan dari mulut Trisha, ingin sekali rasanya ia membungkam bibir Cherry Trisha yang mungkin rasanya sangat manis.

"Kok kamu ngegas"?

"Siapa juga yang ngegas", jawab trisha dengan mengegas.

"Lah itu"?

Trisha memutar bola mata nya dengan malas dan tak ingin lagi meladeni arlo, ia memandang ke arah jalan dari jendela mobil yang tertutup rapat.

Arlo yang melihat Trisha tak ingin membalas pertanyaan lagi hanya tersenyum dan melajukan mobilnya ketika jalanan sudah mulai ingin macet.

"Aku turun di halte aja nanti", ucap trisha ketika mereka sudah ingin sampai di perusahaan arlo.

Namun, arlo yang tak ingin di perintah itu pun tetap melajukan mobilnya dan berhenti di parkiran khusus untuk mobilnya. Arlo keluar dalam mobil dengan Trisha yang masih berada di dalam mobilnya.

"Keluar, gak ada siapa siapa", ucap arlo.

Trisha yang kesal pun keluar dengan wajah cemberutnya dan langsung menutup pintu mobil dengan kencang.

Brak..

Arlo terlonjak kaget mendengar suara keras yang di timbulkan oleh wanita di depan nya ini, Trisha yang di pandang oleh arlo seperti itu hanya menyengirkan wajahnya dan meminta maaf atas perlakuan tak sopan nya barusan.

"Kamu lama lama aku ci___

"Anting nya kenapa belum di copot sih"? Tanya Trisha dengan kesal.

Trisha berjinjit untuk melepaskan anting yang di pakai oleh arlo, kenapa sih atasan nya ini memakai anting segala? Kan dia bukan idol korea yang harus memakai aksesoris.

CUP, Arlo dengan sengaja mengecup kening Trisha yang sangat pas di depan bibir nya tadi, Trisha membulatkan kedua mata nya dengan lebar ketika arlo mengecup keningnya.

"Kamu apa apaan sih? Kalau ada yang liat gimana"?

"Gak gimana gimana", jawab arlo dengan santai.

Arlo meninggalkan trisha sendirian di parkiran, ia masuk ke dalam gedung yang menjadi tempat nya bekerja dan bertemu dengan Trisha setiap saat.

Trisha menghentak kan kaki nya dan menyusul arlo dengan wajah cemberut, di sepanjang perjalanan semua karyawan menyapa Arlo dengan menundukkan sekilas kepala mereka.

Arlo dan Trisha menunggu di depan pintu lift untuk ke lantai 15 dimana ruangan arlo berada, setelah lift terbuka ia dan arlo pun masuk ke dalam lift.

"Jangan cemberut gitu mukanya, makin jelek", ucap arlo yang menggoda Trisha.

Trisha tak membalas ucapan arlo, ia masih bertahan dengan wajah cemberutnya. Sampai di lantai 10 lift terbuka, ada yang ingin naik ke lantai atas dan akhirnya satu lift dengan arlo dan Trisha.

"Selamat pagi pak, selamat pagi tica", sapa seorang karyawan laki laki yang menyapa arlo dan trisa.

Arlo memandang tajam wajah karyawan nya yang berbisik dengan Trisha di belakang nya melalui cermin yang terpasang di dalam lift itu.

Tica? Berani sekali laki laki itu memanggil pujaan hatinya dengan sebutan alay seperti itu. Sampai di lantai 15 Arlo langsung keluar dari lift ketika pintu itu sudah terbuka dan di susul oleh Trisha yang berjalan dengan santai di belakang nya.

Arlo masuk terlebih dahulu ke dalam ruangannya yang satu ruangan dengan Trisha, padahal meja sekretaris berada di luar ruangannya, Namun arlo menyuruh Trisha untuk satu ruangan dengannya.

Trisha masuk dan langsung mengerjakan pekerjaan dengan tak tau jika bos nya itu sedang marah dan cemburu karna karyawan nya yang telah memanggil Trisha nya dengan sebutan alay.

"Trisha", panggil arlo.

"Iya pak", sahut Trisha dengan menoleh kan wajah nya melihat arlo.

"Jangan Deket Deket sama laki laki lain", ucap arlo.

"Ha"?

"Jangan Deket sama laki laki lain, aku gak suka", jawab arlo yang langsung menghidupkan laptop nya.

Trisha memandang dengan serius wajah arlo yang tak henti henti nya mengungkapkan perasaannya kepada dirinya dan sekarang malah melarang nya untuk tidak dekat dengan laki laki lain.

"Pak", panggil Trisha.

Arlo mendongak dan melihat wajah Trisha dengan menaikan sebelah alisnya.

"Bapak mau kopi"? Tanya Trisha.

Arlo mengeraskan rahangnya mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Trisha, ia kira Trisha akan menjawab ucapannya tadi yang ia katakan jika Trisha tak boleh dekat dengan laki laki lain.

Arlo mendatarkan wajahnya dengan tatapan tajam yang siap menghunus jantung Trisha hanya dengan tatapan saja.

"Yaudah ih kalau bapak gak mau, kan saya cuma nawarin, malah di tatap kayak gitu", ucap Trisha dengan memajukan bibirnya dan kembali fokus pada pekerjaan nya.

Arlo menghela nafas beratnya melihat wanita yang sangat ia cintai itu, kenapa wanita itu tak pernah membalas atau menjawab pernyataan nya sih? Ia kan sudah tak tahan lagi ingin memeluk dan bermanja pada wanita itu.

Karna tak ingin berfikir yang macam macam, arlo melanjutkan pekerjaan nya dan sesekali melirik ke arah Trisha yang masih fokus dengan perkejaan nya tanpa menggubris keberadaanya yang satu ruangan dengan dirinya.

TBC ! 🐇

POSESIF ARLO [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang