05

30.3K 1.1K 90
                                    

HAPPY READING 🐰

Sudah seminggu arlo tak masuk ke kantor, Trisha selalu menghubungi arlo tapi nomornya tak pernah aktif selama seminggu ini, ingin ke apartement nya tapi Trisha tak tau dimana.

Dengan berani, Trisha menanyakan dimana alamat apartement arlo kepada Aya dan memberi tau bahwa arlo sudah seminggu ini tak masuk bekerja.

Aya yang mendengar itu mengerutkan kening nya, arlo sudah seminggu ini pergi ke Bali untuk menemui Oma nya, kenapa Trisha sebagai sekretaris nya tidak mengetahui keberadaan sang atasan.

"Arlo gak ngasih tau kamu"? Tanya Aya.

Trisha menggelengkan kepala nya dan memainkan ujung bajunya sambil menunduk, mengapa Arlo tak memberi tahu nya.

"Arlo hari ini pulang kok, jangan sedih gitu ih", ucap Aya yang mengangkat dagu Trisha agar wajah itu menghadap wajahnya.

"Tisa sayang sama arlo buk, tisa juga cinta sama arlo", ujar Trisha kepada Aya.

Aya yang mendengar itu sangat senang, sayang nya ia tak sempat merekam ucapan Trisha barusan. Haduuh! Sangat di sayangkan.

"Kenapa gak ngomong itu sama arlo nya? Dia udah nungguin kamu ngomong itu selama 7 tahun loh", balas aya.

"Tisa takut buk", ucap Trisha yang kini sudah menangis.

"Hey, takut kenapa"? Tanya Aya sembari memeluk tubuh Trisha yang sudah terisak.

Aya mengusap punggung Trisha dan mengucapkan kata kata penenang untuk menenangkan Trisha, setelah Trisha sudah cukup tenang, Aya kembali bertanya kepadanya.

"Kenapa, hm? Kamu takut arlo mainin kamu"? Tanya Trisha lagi.

"Enggak buk. Tisa cuma anak pembantu di sini, tisa takut kalau tisa balas perasaan arlo tapi ibuk sama bapak malah gak setuju", akhirnya Trisha mengungkapkan alasan nya selama ini.

"Ya ampun tisa, jauh banget pemikiran kamu sayang. Ibuk sama bapak gak sejahat itu buat menghalangi kebahagian anak kami", balas Aya sambil mengusap air mata Trisha.

Bukannya diam, Trisha semakin menangis dengan kencang dan membuat Pras yang tengah duduk di teras depan rumah pun langsung masuk ke dalam rumah karna mendengar suara tangisan seseorang.

"Ma, diapain anak orang sampe nangis gitu"? Tanya Pras yang sudah berada di depan istrinya.

Aya yang di tuduh seperti itu langsung menatap tajam suaminya, ia menyuruh suami nya pergi dengan gerakan tangan saja. Pras yang melihat itu pun langsung pergi dan keluar untuk ke rumah pak RT.

"Udah ya, nanti ibuk di marahin arlo kalau dia liat kamu nangis kayak gini", ucap Aya.

Trisha mengangguk kan kepalanya dan mengusap sisa sisa air mata yang mengalir di pipi chubby nya, ia sebenarnya malu mengatakan ini kepada Aya, namun dirinya sudah tak tahan lagi memendam semuanya sendirian. Ia akan mendapati restu orang tua arlo terlebih dahulu, baru nanti ia akan menyatakan perasaan nya kepada arlo.

"Abang piliiing", teriak arlo yang sudah menjadi kebiasaanya.

Teriakan itu terdengar hingga ke dalam kamar adik adiknya, dengan cepat ketiga adiknya langsung keluar kamar dan turun ke lantai satu untuk melihat oleh oleh apa yang di bawakan Abang nya untuk mereka.

Tanpa arlo sadari, ada Trisha yang duduk di sofa bersama ibunya, ia baru pulang dari Bali dan membawa seorang wanita di belakang nya.

"Abaaang", teriak ketiga adiknya dan langsung memeluk sang Abang.

"Hai", sapa wanita yang tadinya berdiri di belakang arlo.

"Kayak kenal", ucap Aileen.

"Ini kan ganis", balas wanita tersebut.

POSESIF ARLO [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang