33

12.9K 666 51
                                    

HAPPY READING 🐰

Hari ini, Trisha akan membicarakan hal yang dirinya dengar dari mulut suami dan ibu nya kemarin kepada sang ibu.

Trisha mengajak ibu nya untuk berbicara di kamar supaya tak ada yang mendengar percakapan mereka, karna walau bagaimana pun Trisha tak ingin ibu nya malu.

"Mau ngomong apa, nak?"

"Apa bener ibuk nyuruh citra untuk pulang ke jalanan?" Tanya Trisha dengan lembut.

"Arlo yang ngadu sama kamu? Atau anak pungut kamu itu yang ngadu?"

"Astagfirullah, buk. Jadi bener ibuk yang nyuruh tata pulang ke jalanan dan ngomong yang gak gak"

"Iya, karna ibuk gak mau cucu ibuk kasih sayang dan harta nya di bagi sama anak yang gak jelas asal usul nya" jawab Buk ila.

"Buk" bentak Trisha tanpa sengaja.

Trisha langsung memejamkan kedua matanya dan menghela nafasnya.

"Kenapa ibuk jadi kayak gini buk? Ini bukan ibu tisa, ibuk tisa gak kayak gini" ucap trisha sambil menangis.

"Cukup hidup ibuk dan hidup kamu jadi pembantu tidak, ibuk gak mau cucu ibuk juga jadi seperti kita. Jadi tolong mengerti apa yang ibuk lakuin ini adalah yang terbaik untuk cucu ibuk"

Trisha menggelengkan kepala nya tak percaya, ia akan memberi tahu suaminya untuk memulangkan ibu nya saja ke Bali. Trisha sungguh malu mendengar penuturan jujur dari mulut ibunya.

"Maaf buk, seperti nya ibuk harus pulang ke Bali sebelum papa tau apa yang ibuk lakuin ke cucu nya" ucap Trisha.

"Tega kamu tisa! Bener bener anak yang tega sama orang tua nya yang sudah sebatang kara" balas buk ila yang langsung pergi dari kamar Trisha.

Trisha menangis sejadi jadi nya karna perbuatan sang ibu, apakah ibunya melakukan semua ini hanya demi harta? Trisha sungguh tak habis pikir, padahal selama dirinya belum menikah dengan arlo, semua gaji nya sebagai sekretaris arlo ia berikan kepada sang ibu. Apa itu tidak cukup?

Cukup lama menangis karna sang ibu, kini Trisha tertidur di atas ranjang dengan kaki yang menjuntai di bawah.

Ceklek..

Suara pintu terbuka dan masuk lah malaikat kecil mereka yang selama ini menemani hari hari mereka.

Citra menghampiri ibu nya yang tengah tertidur dan mengusap wajah sang ibu dengan lembut.

"Mbak sayaaang banget sama mommy"

Setelah mengatakan itu, citra keluar dari kamar nya dan menutup kembali pintu kamar orang tuanya lalu kembali bergabung dengan aunty dan uncle nya.

"Mbak" panggil Pras yang menghampiri anak anak dan cucu nya.

Citra menoleh ke belakang dan melihat opa nya tengah berjalan ke arah nya dan langsung menggendong nya dan membawa nya ke halaman belakang.

"Kenapa kita kesini opa?"

"Dia ngomong apa sama mbak?" Tanya Pras yang tak bisa mengontrol raut wajah nya.

"Dia sapa opa? Muka opa selem, mbak takut"

Pras mengusap wajah nya dengan kasar lalu berusaha untuk melembutkan wajah nya.

"Nenek, dia bilang apa sama mbak? Jawab yang jujur, opa gak suka orang yang pembohong"

Citra pun mulai menceritakan awal dirinya di tarik ke halaman belakang oleh nenek nya pada pagi hari saat sang nenek dan Oma nya baru pulang dari rumah sakit.

Citra menceritakan semua nya dengan wajah polos nya tanpa mengerti rasa sakit.

Pras mengepalkan kedua tangan nya saat mendengar cucu kesayangan nya di perlakukan seperti itu.

"Mbak gak akan kemana mana, apa lagi ke jalanan" ucap Pras dengan tegas.

Citra yang belum mengerti apa apa hanya mengangguk dan mengusap air mata di pipi opa nya yang tiba tiba menetes begitu saja.

"Ndak boleh nangis opa, mbak aja ndak nangis" ucap polos citra yang mencoba menghibur sang opa.

Pras mengangguk kan kepala nya dan membawa cucu nya kembali masuk, setelah masuk ke dalam rumah, Pras langsung mencari anak sulung nya untuk mengantar wanita brengsek yang sayang nya adalah besan nya untuk kembali ke tempat asalnya.

Pras sangat marah ketika istrinya memberi tahu nya pagi ini soal besan nya yang berkata buruk kepada cucu mereka.

"Abang lagi di depan pa, beli bubur ayam" ucap Aileen ketika ayah nya bertanya keberadaan Abang mereka.

Pras langsung menyusul anak nya dan menyuruh arlo hari ini juga untuk menyingkirkan mertua nya sebelum dirinya yang beraksi.

"Pa, kita bisa bicarain ini baik baik. Abang masih menghargai tisa di sini" balas arlo.

Mereka kini tengah berada agak jauh dari penjual bubur ayam tersebut.

"Papa gak mau tau, hari ini atau dia kehilangan nyawa nya sama papa" jawab Pras yang langsung meninggalkan arlo sendiri disana.

Setelah pesanan nya selesai, arlo memanggil adik adik nya untuk membantu membawa kan bubur ayam tersebut ke dalam rumah.

Arlo masuk ke dalam kamar nya untuk membicarakan soal mertua nya kepada Trisha.

"Pulangin ibuk ke Bali hari ini, dad" ucap Trisha yang melihat suami nya masuk ke dalam kamar.

"Sayang"

"Tolong, dad" ucap trisha lagi dengan lemas.

Arlo menghela nafasnya dan mengangguk, ia akan berbicara kepada mertua nya lagi hari ini. Namun, baru ingin keluar dari kamar, buk ila masuk ke kamar anak nya dengan membawa koper dan ingin pamit kepada cucu nya tanpa memperdulikan Trisha, dirinya tadi mendengar ucapan Pras dan menjadi takut lalu dengan cepat segera mengemasi baju baju nya.

Setelah berpamitan dengan sang cucu, buk ila keluar dari kamar dan meminta Arlo untuk mengantarkan nya ke bandara tanpa berpamitan dengan sang punya rumah terlebih dahulu.

TBC ! 🐰

POSESIF ARLO [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang