25

16.9K 734 62
                                    

HAPPY READING 🐰

Trisha yang sudah bangun dan merasakan ranjang suaminya bergerak pun hanya berpura pura tidur hingga terdengar suara suaminya yang meminta maaf dengan lirih, trisha menumpahkan air matanya dalam diam ketika mengingat jika arlo sempat tertarik dengan wanita bernama bunga itu.

Apakah nasib nya akan sama seperti ibunya yang hanya di permainkan oleh lelaki yang mereka cintai?

Di pakai lalu di buang?

Trisha perlahan menegakkan kepala nya dan menatap suaminya yang sedari tadi menatap wajahnya, arlo yang melihat wajah sembab istrinya berniat ingin memegang wajah cantik itu. Namun, dengan cepat Trisha menepis dengan pelan tangan suaminya.

Arlo lagi lagi merasakan sakit di dada nya ketika istrinya menolak sentuhannya.

"Sayang" panggil arlo dengan suara yang bergetar.

"Yang aku takutkan kejadian sekarang" ucap Trisha.

"Ternyata nasib aku sama ibuk gak jauh beda, kami sama sama di permainkan laki laki yang kami cintai" sambung Trisha.

Arlo menggeleng kan kepala nya dengan ribut, ia mencoba meraih tangan istrinya tapi lagi lagi Trisha menghindar dan menolak.

"Please, sayang. Jangan ngomong kayak gitu. Aku gak pernah berniat untuk mempermainkan kamu" balas arlo.

"Tapi kenyataan nya seperti itu arlo"

"Enggak yang, tolong dengerin aku dulu sebelum kamu berfikiran terlalu jauh" ucap arlo.

"Apa lagi yang harus aku denger? Kamu tertarik sama bunga kan? Bunga cantik dan anggun, wajar kalau kamu tertarik"

"Hanya sekedar tertarik sayang, gak lebih dari itu" balas arlo yang semakin membuat istrinya sakit.

"Aku pikir selama 7 tahun kamu ngejar aku dan tau alasan aku kenapa aku gak pernah jawab pernyataan kamu, kamu akan ngerti akan trauma aku. Tapi ternyata gak! Kamu laki laki yang gak cukup sama satu wanita" ujar Trisha yang langsung pergi dari ruang inap suaminya

Trisha berlari ke arah taman untuk menenangkan hati dan pikirannya, memang kesalahan arlo tak seberapa. Namun pikirannya selalu mengingat kejadian yang ibu nya ceritakan padanya tentang ayah nya yang tak ingin bertanggung jawab karna kedua orang tua dari ayah nya melarang dan mengusir ibu nya jauh dari keluarganya.

Pras kini sudah kembali ke ruang sakit dan sudah berada di kamar anak nya.

"Kenapa nangis?" Tanya Pras ketika melihat anak nya yang menangis.

"Hiks.. Hiks.. tisa pergi pa, tisa ninggalin abang"

Pras yang biasanya suka menjahili sang anak, kini merasa khawatir dan kasihan kepada anak nya. Pras berjalan mendekati arlo dan memeluk tubuh anak nya dengan penuh kasih.

"Papa gak ngerasa kalau papa suami yang paling bener buat mama kamu, tapi sebisa mungkin papa selalu ingat mama kamu kalau papa mulai khilaf. Dan kalau mama marah seperti Trisha, papa berusaha buat ngerayu dan ngebujuk mama supaya mama maafin papa walaupun sering di tolak dan di marah" ucap Pras.

Arlo semakin erat memeluk tubuh ayah nya yang dulu selalu ia usili itu.

"Abang akan berusaha supaya tisa maafin Abang, tapi papa bantu Abang juga ya" balas arlo dan Pras mengangguk kan kepalanya.

"Udah, jangan nangis lagi. Makin jelek muka kamu"

Arlo mengerucutkan bibirnya dan berhenti menangis ketika sang ayah mengatakan wajahnya jelek.

"Kamu mau makan apa? Papa beliin dulu"

"Mau bubur ayam aja pa"

Pras mengangguk dan keluar dari ruang inap anak nya untuk mencari makan, sampai di taman Pras melihat menantu nya yang duduk termenung sendirian.

POSESIF ARLO [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang