40

14.2K 612 49
                                    

HAPPY READING 🐰

Seminggu berlalu, namun sikap aideen kepada arlo dan keluarga sang Abang semakin dingin dan tak menemui titik terang untuk mereka berbaikan.

Arlo sudah berusaha mendekati aideen dan meminta maaf kepada adik nya itu, tapi sikap aideen masih sama, malah semakin cuek dan tak perduli.

Pras yang sudah pulang dari rumah sakit pun menjadi kembali sakit akibat tingkah anak anak nya.

Sekarang Pras tengah memanggil anak anak nya untuk berkumpul di kamar nya, hanya keempat anak nya saja dan dirinya tanpa melibat kan sang istri dan menantunya.

Ke empat anak Pras kini sudah berkumpul di kamar orang tua mereka dengan duduk di sofa yang terdapat di dalam kamar.

"Papa gak tau apa masalah nya sampai iden marah besar sama Abang dan gak mau maafin Abang, tapi disini papa cuma mau nasehatin kalian semua, kalau kita hidup di dunia ini gak bisa sendirian, pasti butuh sosok saudara dan keluarga"

"Papa juga gak tau sampai kapan papa bisa jadi papa kalian, tapi sebelum papa pergi ninggalin kalian semua, papa minta kalian jangan pernah berantem dan papa mohon untuk saling akur supaya bisa jagain mama" sambung Pras.

"Papa jangan ngomong gitu" ucap Aileen yang mata nya sudah berembun.

"Papa tidak boleh meninggalkan kamu semua, apa lagi meninggalkan mama" timpal cio.

"Kalau papa pergi, iden nyusul papa" balas aideen.

Arlo terdiam dan menundukkan kepalanya, ia menangis mendengar ucapan sang ayah yang seolah olah ingin pergi meninggalkan mereka semua.

Pras memegang pundak anak sulung nya dan tersenyum melihat duplikat nya yang sedang menangis.

"Gak usah nangis, malu sama adek adek nya" ucap Pras.

"Abang minta maaf pa kalau Abang belum bisa jadi abang yang baik buat adek adek"

"Abang juga minta maaf sama kalian kalau Abang selalu marah marah dan egois, untuk aideen, gpp kalau kamu gak bisa maafin Abang, tapi Abang mohon jangan bersikap dingin sama kak tisa dan tata" sambung arlo.

Aideen menghampiri Abang nya dan memeluk erat erat tubuh sang Abang yang sudah seminggu ini dirinya abaikan.

"Maafin iden juga ya bang, iden udah kurang ajar sama Abang dan kak tisa"

Arlo membalas pelukan adik nya dan mereka saling menangis di dalam kamar orang tua mereka, Pras dan kedua anak nya yang lain tersenyum dan berpelukan juga.

"Ingat ya! Gak boleh berantem dan gak boleh saling diem dieman lagi" ucap Pras.

"Iya, papa" balas arlo dan aideen.

Setelah mendapat nasehat dari ayah nya, kini mereka berempat keluar dari kamar sang ayah dan turun ke lantai bawah untuk menghampiri ibu dan istrinya.

"Mbaaak" seru Aideen sambil berlari dan memeluk citra.

"Uncle kangen sama mbak, maafin uncle ya"

Citra yang hanya anak kecil dan polos pun hanya mengangguk kan kepalanya dan membalas pelukan uncle nya.

"Uncle Ndak malah sama mbak lagi?"

"Enggak, uncle gak pernah marah sama mbak tata"

"Yeay, mbak bisa main sama uncle lagi?'

Aideen melepaskan pelukan nya dan mengangguk kan kepalanya, kini aideen beralih menghampiri trisha dan mengamit tangan kakak ipar nya itu kemudian menciumi punggung tangannya.

"Kak tisa, maafin iden ya, iden udah kurang ajar sama kak tisa, diemin kak tisa waktu kak tisa nanya"

Trisha tersenyum dan mengelus kepala adik suaminya itu.

POSESIF ARLO [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang