02

41.8K 1.1K 63
                                    

HAPPY READING 🐰

Hari sudah menunjukkan pukul empat sore, arlo dan Trisha sudah bersiap siap untuk pulang.

"Ayo", ajak arlo pada Trisha ketika dirinya sudah selesai.

"Saya pulang sama temen saya pak", ucap Trisha.

Seketika arlo langsung mendatarkan wajah nya yang tadi tersenyum manis, ia berjalan ke arah Trisha dan langsung menggenggam erat erat tangan kecil itu. Arlo berjalan menarik tangan Trisha dan keluar dari ruangannya.

"Jangan gini ih pak, nanti apa kata karyawan yang lain kalau mereka liat", ucap Trisha.

"Pulang sama aku atau aku gendong"?

Apa apaan sekali si arlo ini, enak saja mau menggendong dirinya.

"Tapi saya udah janjian sama temen saya yang di lift tadi itu pak", jawab Trisha.

"Yang manggil kamu tica itu"?

"Hum".

"Gak!" Enak aja kamu mau pulang sama si alay itu", ucap arlo.

"Nama nya Bayu pak, bukan alay".

Arlo tak mendengar kan ucapan Trisha lagi, ia mulai berjalan lagi dan menarik tangan Trisha hingga di depan lift. Lift pun terbuka dan arlo langsung masuk ke dalam lift dengan beberapa pasang mata yang melihat adegan berpegangan tangan itu.

Trisha terus menerus mencoba menarik tangannya agar terlepas dari tangan arlo, namun genggaman itu terlalu erat untuk tangan Trisha bisa lepas dari sana.

Arlo terus menggenggam tangan Trisha hingga ke parkiran, ia membukakan pintu dan menyuruh sekretaris nya itu untuk masuk ke dalam mobil. Setelah Trisha masuk, arlo langsung menutup pintu mobilnya dan berjalan mengitari mobilnya untuk masuk ke dalam mobil.

"Kenapa muka nya cemberut gitu"? Tanya arlo yang sudah menghidup kan mobilnya.

Trisha tak menjawab pertanyaan arlo, ia membuang wajahnya ke kiri dan melihat jalanan dari jendela mobil. Dengan berani arlo memegang tangan Trisha dan menggenggam nya kembali, namun kali ini genggaman itu sangat lembut dan arlo sedikit mengelus tangan kecil itu dengan ibu jarinya.

Masih dengan menatap jalanan, jantung Trisha sudah tak baik baik di dalam sana. Ia sangat gugup dengan perlakuan arlo sekarang ini. Kenapa arlo sangat lembut menggenggam tangannya? Tadi saja ia di tarik tarik dengan sangat kasar.

"Maaf", ucap arlo masih dengan mengelus lembut tangan kecil Trisha.

"..."

"Tisa", panggil arlo.

"..."

"Sayang".

Plak

Plak

Plak

Trisha menampar lengan arlo ketika pri itu memanggil nya sayang, apakah arlo tidak tau jika Trisha langsung terbang tinggi? Ah pria tampan di depan nya ini sungguh membuat nya menjadi salah tingkah.

"Aduh, sakit sayang".

"Ihh, apaan sih kamu manggil manggil kayak gitu", ucap Trisha.

"Ciee, kamu malu ya, muka kamu merah banget itu", balas arlo sambil tertawa.

Trisha menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, ia merutuk rona wajahnya yang sangat terlihat jika ia sedang malu.

"Yaudah sih, tinggal terima cinta aku kok repot banget sih kamu", ucap arlo lagi.

Selain blak blakan soal perasaanya, arlo juga tipe pria yang pemaksa jika sudah berdua dengan Trisha. Ia selalu mendapatkan apa yang ia inginkan ketika bersama trisha walaupun itu atas paksaan nya, namun ia belum mendapatkan hati wanita itu walaupun dirinya sering memaksa Trisha untuk menerima cintanya.

POSESIF ARLO [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang