"Ini uang terakhir kamu! Jangan pernah datang lagi ke keluarga ini. Kamu memang bukan anak saya! Jika kamu lukai atau bertindak macam-macam pada anak saya. Saya pastikan kamu yang akan mati!"
Heera meraih amplop di bawahnya. Pintu gerbang tertutup sempurna, dia sudah bukan lagi keluarga Wijaya. Heera mendongak dan menatap rumah yang selama ini dia tempati. Ternyata keluarganya begitu mudah membuangnya tanpa merasa kasian sedikitpun. Mungkin hanya pelayan yang merasa iba kepadanya. Memang anak kandung akan selalu disayang berbeda dengan anak angkat.
"Acting gue bagus nggak sih tadi? Pipi gue sakit lagi! Untungnya sekarang gue bukan lagi keluarga ini. Yess... Yess... Yess... Gue bebas! Gus bebas! Akhirnya gue selesain cerita ini!" Teriak Heera keras.
Dia mengangkat kedua tangannya ke udara. Akhirnya dia bisa bisa pulang ke rumahnya. Ke dunia asalnya bukan dunia yang dipenuhi orang-orang aneh ini lagi. Heera tersenyum puas, untuk sekarang dia akan menikmati hari-harinya sebelum kembali. Mungkin malam ini atau besok pagi.
"I'm free! I'm free!" Heera menari-nari di depan gerbang mantan keluarga.
Mulai saat ini tidak ada lagi Heera Cinta Wijaya.
Hanya ada Embun Mustika.
🎐🎐🎐
"Gila!"
Embun memijat kepalanya, kenapa dia masih terbangun di dunia ini? Kenapa juga dia belum berpindah ke tempat tubuh aslinya?! Tubuh aslinya masih sangat sehat dan bugar. Dia hanya jatuh dari atas tempat tidurnya dan dia sudah berada di tubuh Heera kurang lebih dua tahun yang lalu. Saat Heera akan masuk SMA. Selama ini dia hidup baik di keluarga Wijaya. Menjadi putri berharga mereka, tapi setelah Alin datang. Dia kembali menjadi sosok antagonis. Setiap dia bertemu Alin, dia akan menjadi Heera yang suka menindas perempuan itu.
Ini bukan kemauannya tapi dengan menyelesaikan cerita ini mungkin saja dia bisa pulang ke rumah. Tapi kenapa dia belum pulang juga?
Bagaimana sekarang? Apakah dia harus pergi ke sekolah lagi?
Di dunia aslinya dia sudah lulus dan sedang kuliah di salah satu universitas. Menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja. Kuliah pulang kuliah pulang. Embun bangkit dari tempat tidurnya. Dia harus tahu bagaimana nasib Heera selanjutnya.
🎐🎐🎐
"Katanya dia bukan lagi keluarga Wijaya!"
"Teman-temannya juga jauhi dia!"
"Dia cuma anak angkat! Anak asli ternyata Alin!"
"Dasar nggak tahu diri!"
"Huuuu..."
Embun memakan somay nya dan melihat ke arah langit yang begitu biru. Kapan dia bisa pulang dan menempati tubuhnya sendiri? Dia harus segera mencicil skripsinya tentang kaitan media sosial dengan pikiran manusia. Embun mengambil minumannya tapi entah sejak kapan gelasnya telah berpindah ditangan seseorang.
Byurrr...
"Hahahaha... Dasar anak pungut! Lo itu cuma anak pungut, nggak usah banyak tingkah!"
"Pfttt... Ini semuanya atas perlakuan lo ke Alin! Selamat datang ke neraka Heera!"
Embun diam memperhatikan bajunya yang telah basah. Dia menutupi dadanya dan bergerak meninggalkan mereka yang telah siap menindasnya. Apa jangan-jangan Heera akan mengalami perundangan dari semua pelindung Alin? Bukan hanya keluarga Wijaya dan Arzan. Ada beberapa orang lagi yang menjadi malaikat gadis itu dan menjadi malaikat pencabut nyawanya.
"Suitttt... Suitttt... Mau kemana lo?"
"Lo nggak bisa lari dari kita Heera!"
"Lo harus terima dong sama kayak Alin."
"Sini!"
Buru-buru Embun melesatkan dirinya ke UKS dan mengambil baju baru untuk dirinya. Memang orang-orang disini tidak waras.
"Arghttt... Sialan! Gue harus apa? Kayaknya sekolah bukan ide bagus. Gue cuma jadi bahan olok-olokan mereka. Kasian Heera. Kenapa juga papa dan mamanya nggak kasih tahu aja? Gue yakin di hidup Heera, hanya ada penderitaan aja setelah ini! Sayangnya gue bukan Heera!" Embun mengganti bajunya cepat-cepat sebelum mereka datang dan melakukan tindakan yang begitu parah.
"Ketemu! Dia disini!" Teriak salah satu dari mereka.
"Ckkk..." Embun berlari dan meliuk-liuk menghindari seseorang di depan pintu UKS.
Dia harus kabur dari semua ini. Dia mau hidup dan kembali pulang. Cerita Heera hanya berakhir di usir dari rumah. Seingatnya hanya sampai disana dan tidak ada lagi. Tapi kenapa jadi seperti ini? Embun berlari dengan tiga laki-laki yang mengikutinya. Mereka adalah kumpulan orang yang ingin Embun singkirkan dari muka bumi ini. Dasar orang-orang gagal jadi pacarnya Alin!
"Hah... Hah... Capek! Gue harus kemana? Gimana caranya gue pulang? Gue mau pulang! Gue mau pulang! Siapa sih yang buat gue disini! Gue mau pulang! Hey! Dengar nggak! Oiiii!!!!" Teriak Embun kepada langit biru.
"Heera lo mau jemaba cantik?"
Tubuh Embun meremang mendengar suara salah satu dari mereka. Orang ini paling berbahaya di dunia novel ini. Saking gilanya dia sempat hampir melakukan tindakan tidak terpuji pada Alin. Untungnya sebelum berhasil dia melakukannya Arzan datang menolong. Tapi itu beberapa bulan ke depan. Bukan sekarang! Ceritanya mereka akan terus berlanjut sampai Alin dan Arzan menikah.
"Makasih lo bilang gue cantik! Tapi maaf gue nggak sudi dapat pujian dari cowok kayak lo!" Embun berbalik dan menatap Kesar yang tersenyum aneh.
Pikiran otak manusia memang suka kemana-mana. Embun tahu apa yang ada dipikiran laki-laki mesum ini.
"Kata Arzan, kita bisa ngapa-ngapain lo! Kenapa lo nggak diam aja sih Her? Daripada lo kita bully kayak Alin, kenapa lo nggak serahin tubuh lo aja? Hmm?"
"Gue? Hahahah... Nggak akan!! Dengar ya Kesar, gue nggak tahu mau apa yang terjadi kedepannya sama lo atau kalian berdua. Gue nggak akan peduli! Mau kalian mati, mau kalian jatuh dari tangga, atau jadi gila. Gue nggak peduli. Tapi gue peduli soal Heera. Karena gue ada di tubuh ini. Maaf-maaf aja, gue juga nggak mau serahin tubuh Heera ke tiga orang munafik kayak kalian. Kalian itu cuma lampiasin amarah kalian sama gue kan? Kalian pasti marah Alin tunangan sama Arzan. Iyakan?" Heera mundur pelan.
Kenapa dia harus berada di kolam renang? Kenapa mereka juga mengikutinya? Jalan keluar! Dia harus mencari jalan keluar dan menyelamatkan Heera dari orang-orang ini. Mungkin dia harus bersekolah di tempat lain. Tapi mana bisa? Uangnya tidak sebanyak itu. Papanya juga hanya memberi uang dengan segala fasilitas dan barang-barang disita. Termasuk handphone dan semuanya. Sekarang Embun harus berhemat guna menyelamatkan hidup Heera dari kemalangan.
"Iya gue marah! Marah karena lo nggak bisa jaga Arzan!" Ucap Danish begitu marah.
"Kenapa salahin gue? Itu salah lo juga nggak bisa buat Alin jatuh cinta sama lo!" Jawab Embun menatap pintu disana.
"Jangan coba kabur Heera! Daripada pada lo, mending sama kita aja!" Kesar berjalan mendekat.
"Hahahaha... Gue bisa gila disini! Hey! Siapa yang nulis ini sih? Nggak ada yang waras, gue itu cuma tokoh antagonis awalan aja! Oiiii... Gue mau pulang! Pulang!" Teriak Embun begitu keras sampai tempat mereka pijak ikut bergoyang.
Tiga orang laki-laki itu saling pandang dan berlari begitu cepat keluar dari dalam gedung. Embun terdiam terpaku di tempat. Apakah suaranya begitu keras sampai membuat gempa bumi? Tapi sepertinya bukan. Karena didepannya muncul sesuatu yang lain.
Selamat datang di sistem permainan player.
🎐🎐🎐
Salam ThunderCalp!🤗
Bagaimana menurut kalian dua episode ini???
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue OverPower? ( END )
FantasyAku berada di dalam novel menjadi seorang antagonis. Bukankah aku sudah menyelesaikan seluruh alur dalam cerita ini? Tapi kenapa aku tidak kembali juga? Aku ingin kembali. 3... 2... 1... Sistem game di mulai! "Apa ini?"