Bab 7 : Bantuan Dari

2.2K 230 1
                                    

"Embun?"

Embun menatap tidak percaya orang didepannya ini. Keegan kenapa datang kemari? Apalagi bersama seorang laki-laki yang berlumuran darah. Kaki Embun mundur, darahnya sangat banyak! Banyak!

"Tolong temanku! Dia terkena gigitan Lutlut, kata orang-orang di tempat ini. Seseorang bisa mengobati racun Lutlut. Aku tidak menyangka itu kau!"

"Ck... Gue nggak bisa tolong! Temen lo banyak banget lukanya. Darahnya lagi! Dia kotori kamar gue nanti!"

"Aku akan membayarnya. Berapa yang kau butuhkan? Tolong temanku dan aku akan memberimu banyak uang!" Tawar Keegan.

"Menarik! Tapi lo harus tolongin gue nanti. Ya udah taruh di bawah aja deh, nanti kasur gue kotor. Sebentar!" Embun berlari dan mengambil bantal. Juga kain menutupi lantai.

"Terima kasih!" Keegan membantu temannya untuk tidur di atas kain yang sudah dilebarkan Embun.

"Nah! Ambilin gue air! Yang banyak!"

"Air?"

"Iya! Air! Terus kain, apalagi ya? Hmm... Tapi gue bantunya sebisanya. Gue nggak tanggung jawab kalau dia kenapa-kenapa!"

Embun membuka satu persatu kain yang menutupi tubuh laki-laki yang begitu banyak kehilangan darah ini. Seumur hidupnya, baru kali ini dia melihat seseorang begitu terluka parah. Apalagi mengobatinya. Dia bukanlah dokter. Dia hanya mahasiswa jurusan psikologi saja. Hanya itu. Embun membuka seluruh pakaian orang itu. Ada luka besar seperti cakaran dan gigitan didadanya. Embun harus membersihkan darahnya baru lukanya.

"Dimana lagi si Keegan! Sistem, bawain gue air dong! Galon! Apa kek! Yang ada airnya! Cepat!"

Bukkk...

"Malah galon beneran lagi! Ya udah deh! Maaf ya siapapun lo! Gue bukannya mau sentuh-sentuh tapi luka lo banyak banget! Tapi bagus juga badannya. Tapi mukanya muda banget, ini memang definisi badan LMen muka Bebelac!"

🎐🎐🎐

"Gue nggak tahu dia bakalan hidup atau nggak! Lo nggak boleh salahin gue kalau dia kenapa-kenapa! Gue udah nolong sebisa gue! Hah... Capek!"

Embun sudah melakukan sebisanya saja. Dia bukan dokter sekali lagi. Jadi dia tidak tahu apakah orang itu akan selamat atau tidak. Lukanya terlalu besar dan mungkin saja organ dalamnya juga kena. Embun hanya bisa menolong seadanya saja. Obatnya juga hanya kotak P3K yang telah habis. Sepertinya dia tidak mungkin memakainya lagi. Semoga Mama Heera membeli lagi.

"Terima kasih telah menolongnya!" Keegan menatap laki-laki yang tengah tertidur pulas di atas kasur empuk Embun. Mana mungkin Embun membiarkannya di kasur keras itu. Dia masih punya hati nurani.

"Hmm... Sama-sama. Jangan lupa uangnya!"

"Tentu saja! Aku tidak tahu jika kau bisa menyembuhkan luka, kata mereka kau juga Rangker. Kau Rangker apa?" Tanya Keegan.

"Nyesel kan lo ninggalin gue? Gue kayaknya Rangker F! Kenapa?"

"F?"

"Iya! Kenapa?"

"Bagaimana caramu membunuh Lutlut itu?" Tanya Keegan ingin tahu.

"Hmm... Itu... Gue pakai! Kekuatan gue! Iya, hahaha..."

"Tapi bukankah kau lari waktu itu dari Lutlut? Kau juga pingsan. Siapa kau ini?"

Embun mendekat dan menangkup wajah Keegan. Memang laki-laki ini masih tidak percaya padanya. Apapun yang Embun jelaskan pasti Keegan tidak mempercayainya. Jadi untuk apa dia susah-susah menjelaskannya?

Gue OverPower? ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang