Bab 16 : Demi Misi

1.7K 211 3
                                    

"Kenapa harus lo sih? Hah?" Tanya Embun menatap laki-laki didepannya begitu tajam.

"Gusta yang memintanya sendiri, jika dari awal aku tahu itu kau, aku juga tidak akan menerima misi ini! Sialan!" Milo mengepalkan tangannya kuat-kuat.

Dia tidak menyangka akan satu misi dengan perempuan yang telah membuatnya kehilangan banyak hal. Teman, uang, reputasi, rangking, dan dia juga mendapatkan banyak penghinaan yang tidak terbatas dari Rangker lainnya. Tentu saja Milo sangat memiliki dendam pada Embun. Begitu juga dengan Embun, kenapa harus Milo? Kenapa? Bukankah ada banyak orang di Asosiasi Rangker?

"Hah... Apa yang lo bisa?" Tanya Embun mencoba untuk bersikap profesional. Masalahnya adalah misi ini tidak bisa ditolak atau mundur dari misi. Ada konsekuensi besar jika melakukannya.

"Apa maksudmu?"

"Apa yang bisa kamu lakukan Milo? Maksudku adalah apakah kau bisa melakukan jurus wushh...wushhh... Aku perlu tahu!"

"Ck... Kau mau mencobanya? Mungkin bertarung melawanku sampai kau tidak bisa bertanya lagi!"

"Jawab saja! Aku tidak akan bertanya dua kali padamu, aku memiliki tiga kemampuan khusus, angin, air, dan api! Aku hanya bisa menggunakan senjata di punggungku ini. Untuk pedang, aku tidak bisa. Tapi mungkin kau bisa! Apalagi yang kau bisa lakukan? Kita sekarang adalah satu tim dengan kata lain kita memiliki tujuan yang sama untuk menyelesaikan misi ini! Jadi katakan padaku!"

"Menyebalkan! Bagaimana kau bisa memiliki tiga kemampuan itu? Hah?"

"Yahhh... Tidak tahu! Apakah kekuatanmu adalah api?"

"Tanaman!"

"Hmm?"

"Tanaman! Aku bisa mengendalikan tanaman sesukaku!" Milo memalingkan wajahnya.

Embun menutup mulutnya dan memperhatikan penampilan Milo dari atas ke bawah. Laki-laki urakan ini memiliki kekuatan mengendalikan tanaman? Yang benar saja, tidak mungkin! Tapi apakah kekuatan itu cukup besar untuk pergi ke Desa Layen? Gusta yang meminta Milo bergabung pasti laki-laki ini akan sangat berguna nantinya.

"Itu bagus! Lalu dimana Desa Layen itu?"

"Sebenarnya kau hidup dimana? Hah?"

"Desa Sema!"

"Kau ini! Apakah kau tidak diajarkan orangtuamu tentang Kerajaan Artemis ini? Kenapa kau sangat bodoh!"

"Aku tidak punya orang tua disini! Aku juga hanya hidup di Desa Sema. Mana aku tahu ada tempat lainnya."

Mulut Milo tertutup sempurna, dia ingin mengatakan sesuatu tapi mengurungkan niatnya.

"Desa itu ada di atas pengunungan, mungkin 70 km dari tempat ini."

"Wow! Sebentar! Sistem apa gue nggak bisa jahuin teleportasi gue! 100 km kek biar gue nggak kejauhan jalannya. Pegel tahu!" Keluh Embun.

"Point akan berkurang sebanyak 2.000, apakah Player akan menukarnya?

"Tukar aja!"

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Milo menatap aneh pada Embun yang berbicara sendiri.

"Membuat kita berdua tidak perlu berjalan jauh!"

Embun tersenyum senang melihat jarak teleportasinya menjadi jauh. Kalau begini dia bisa pergi ke Desa Sema. Tapi itu lain kali saja, dia perlu pergi ke Desa Layen dan menyelesaikan masalah yang ada disana. Monster apa yang sebenarnya tinggal disana?

"Semoga kamu tidak mabuk Milo!" Embun mendekat dan memeluk Milo.

"Hey! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau memelukku?" Wajah Milo berubah begitu merah. 

"Teleport ke Desa Layen!"

🎐🎐🎐

"Hoekkk... Hoekkk..."

Sudah 1 jam Milo memuntahkan isi perutnya tanpa henti. Dia juga menyalahkan Embun yang tiba-tiba memindahkan mereka ke depan pintu masuk Desa Layen. Milo menatap tajam Embun, perempuan itu memang tidak memiliki perasaan bersalah sedikitpun!

"Kamu lemah juga ternyata! Ayo, Milo! Kita harus selesaikan monster di tempat ini!"

"Gila! Kau perempuan gula!" Teriak Milo.

"Apakah kamu masih mual? Maafkan aku, aku tidak tahu jika efeknya sangat berpengaruh padamu. Ternyata hanya aku yang tidak merasakan apapun. Mungkin kita harus mencobanya lagi agar kamu terbiasa!" Embun menunduk dan menatap Milo yang wajahnya sangat pucat.

Dia jadi merasa bersalah. Embun tersenyum senang, dia akan mencoba cara itu! Dia ingin tahu apakah kekuatannya berefek tidak pada Milo.

"Buka bajumu!" Pinta Embun.

"Hey! Apa yang kau lakukan?!" Milo menutupi tubuhnya.

"Menyembuhkanmu bodoh, aku ini memiliki kemampuan penyembuhan. Buka bajumu, aku tidak bisa menyembuhkanmu jika terhalang baju!"

"Apa? Tidak mungkin, kau ini Rangker Petarung bukan Rangker Penyembuh!"

"Hah... Sialan! Buka bajumu! Aku bukan perempuan mesum oke!" Embun menarik baju milik Milo.

"Tidak! Dasar perempuan aneh!! Jangan macam-macam padaku!"

Sretttyt....

Brukkk...

Tubuh Embun terjungkal ke belakang, dia menatap tangannya yang sudah memiliki sobekan pakaian. Dia meneguk ludahnya. Milo pasti sangat marah padanya. Serius. Pasti marah.

"Sialan! Aku akan membunuhmu!" Teriak Milo.

"Maafkan ak..." Embun terdiam menatap tubuh Milo. Bukan karena dia terpesona tapi karena ada banyak luka disana juga lebam. Embun mendongak dan menatap wajah Milo yang begitu marah.

Luka apa itu? Sepertinya luka itu masih baru.

"Luka apa itu?" Tanya Embun.

"Ini semua gara-gara kau sialan! Harusnya kau tidak perlu datang! Karena kau, aku kehilangan semua yang kumiliki! Bahkan mereka... Mereka membuatku jadi orang bodoh! Ini semua salahmu!" Teriak Milo lagi.

"Apa ini karena masalah kemarin?" Tanya Embun ingin tahu.

Milo hanya diam dan menutupi pakaiannya yang telah robek. Embun jadi merasa bersalah berkali-kali lipat, bukan maksudnya untuk membuat Milo jadi seperti ini. Dia hanya ingin menegakkan keadilan dan juga membuktikan bahwa dia memang yang telah menghancurkan sarang Lutlut. Embun mendekat dan duduk di depan Milo.

"Maafkan aku! Aku benar-benar minta maaf Milo!"

"Maaf?"

"Harusnya aku merebut uang itu saja darimu pasti kau tidak akan jadi seperti ini. Malah aku membuat kau dan teman-temanmu dipermalukan. Dimana mereka?"

"Sialan! Jadi maksudnya kau tetap akan mengambil uangnya? Mereka membuangku dari Party!"

"Kau apa? Dibuang! Baiklah, sebagai permintaan maaf aku akan memberimu pakaian juga menyembuhkanmu! Heal!" Embun menyentuh perut Milo. Sinar kehijauan bersinar begitu terang sampai membuat Milo gelagapan sendiri.

Embun tersenyum senang tahu kekuatannya bekerja, perlahan luka ditubuh Milo menghilang. Dia menatap kagum tangannya sendiri. Dia harus membuka praktek dokter!

"Ba-gaimana bisa?" Milo tidak percaya lukanya benar-benar hilang. Bagaimana cara perempuan didepannya bisa menyembuhkan luka? Bukankah dia Rangker Petarung bukan Rangker Penyembuh.

"Apakah wajahmu juga terluka?" Embun menangkup wajah Milo dan memeriksanya.

"A-pa yang k-au lakukan?"

"Heal!"

Tubuh Milo menegang saat merasakan rasa hangat tersalur ke pipinya. Dia mendongak dan menatap wajah Embun begitu serius menyembuhkannya. Mata ungu itu terus menatap dirinya, Milo menggigit bibirnya. Kenapa dengan jantungnya?

🎐🎐🎐

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Gue OverPower? ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang