"Salam cahaya Pangeran Aarav!"
"Untuk apa kau ingin menemuiku?"
Embun bergerak begitu anggun, dia belajar etiket bangsawan melalui Velora agar anak nakal didepannya tidak banyak cocot. Ada hal yang ingin Embun bicarakan dan ini sangatlah penting bagi Embun.
"Bisakah kita membicarakannya dengan berjalan-jalan di taman yang mulia?" Pinta Embun.
"Apakah ini penting? Aku tidak mau!"
"Sebenarnya saya juga enggan berbicara dengan anda tapi ada sesuatu yang saya ingin tanyakan dan ini menyangkut tentang seseorang yang anda kenal!"
"Bicaralah! Siapa yang kau maksud?"
"Apa anda yakin akan berbicara di tempat ini? Ini menyangkut dengan seseorang yang anda panggil master!"
Tubuh Aarav menegang, dia mencengkram erat bajunya dan menatap tajam Embun.
"Black Hole!"
"Dimana ini? Kau membawaku kemana?" Teriak Aarav dengan wajah ketakutan.
"Aku sudah meminta izin kepada Keegan untuk membawamu ke tempat ini! Jadi mari berbicara dengan baik Aarav! Aku tidak akan menyakitimu jadi kamu tenang saja!" Embun tersenyum dan menikmati suasana padang rumput yang penuh bunganya.
Sebelum dia datang menemui Aarav lebih dulu dia menemui Keegan. Awalnya Keegan terkejut saat tahu adiknya ikut mengenal master yang sedang dicari-cari keberadaannya. Walau dia berat melakukannya akhirnya Keegan mengizinkan Embun membawa Aarav ke black Hole. Embun tahu Keegan akan sangat memikirkan tentang Aarav, adiknya. Mau bagaimana pun dia adik laki-lakinya tapi sebagai seorang putra mahkota, dia tidak bisa melakukannya untuk melindungi Aarav jika bersalah.
Embun menatap langit biru di atas sana. Beban Keegan sangat berat menjadi seorang kepala pemerintahan menggantikan ayahnya nanti.
"Aarav! Katakan sejujurnya, siapa master itu dan kenapa kamu malah mengenalnya? Tidak tahukan kamu jika orang itu berbahaya? Dia bisa menghancurkan Artemis! Kerajaan mu sendiri! Apakah kamu sudah gila?" Teriak Embun marah.
"Aku tidak akan memberitahumu, bahkan jika aku mati pun. Kau tidak akan pernah tahu itu dari mulutku!" Aarav mengangkat tangannya ke atas, awan hitam berkumpul dan membentuk petir-petir di atas sana.
"Jadi kamu memilih mengkhianati kerajaan ini juga kakakmu sendiri? Bukankah kamu sangat menyayangi Keegan?" Tanya Embun.
"Hahahah... Untuk apa aku menyayangi orang itu? Kau tidak tahu apa-apa tentangku maka mati lah disini!" Aarav berteriak keras bersamaan dengan petir menyambar ke arah Embun.
Embun bergerak cepat menghindari serangan Aarav. Dia terus berlari tanpa mau melukai Aarav. Dia sudah berjanji pada Keegan untuk tidak membuat anak itu terluka. Sebagai teman yang baik, Embun menyetujuinya dengan syarat Aarav tidak menggunakan kekuatan petirnya. Sayangnya belum apa-apa anak itu sudah menggunakan kekuatan terkuatnya. Jadi apa boleh buat, Embun akan melawannya!
"Thunder Grass!"
Petir Embun menyambar petir milik Aarav. Langit berubah menjadi begitu aneh. Petir saling menyambar satu sama lain sampai suaranya begitu mengerikan untuk didengar.
"Kau juga memilikinya?" Tanya Aarav.
"Coba tebak, apalagi yang bisa kulakukan Aarav?"
"Sialan!" Aarav merentangkan tangannya dan memanggil monster miliknya.
Chimera.
"Curang! Kenapa kamu memanggil bantuan, apakah kamu takut?" Embun tersenyum penuh ejekan.
Aarav memang sedang takut sekarang. Dia tidak akan berani melawan Embun sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue OverPower? ( END )
FantasyAku berada di dalam novel menjadi seorang antagonis. Bukankah aku sudah menyelesaikan seluruh alur dalam cerita ini? Tapi kenapa aku tidak kembali juga? Aku ingin kembali. 3... 2... 1... Sistem game di mulai! "Apa ini?"