Bab 40 : Tentang Dia

1.5K 174 11
                                    

"Tullia, dia adalah seorang bangsawan di Kota Xena. Aku akan menyelesaikan tentang kematiannya juga orang-orang yang terlibat dengannya!"

"Keegan! Bisakah kamu mencari tahu siapa saja yang berhubungan dengan Tullia akhir-akhir ini? Siapapun dia! Apapun pangkatnya! Seberapapun kekuatannya! Tolong, beritahu padaku. Aku ingin tahu siapa saja mereka."

Pasti Tullia sering bertemu dengan orang-orang sepertinya terutama tuan yang dia maksudkan. Siapa master itu? Siapa dia? Embun mengetuk kursi berulang kali. Semakin dipikirkan situasi ini menjadi aneh. Bagaimana bisa wujudnya ada di tempat ini?

"Aku akan memberitahumu secepatnya, untuk sekarang lebih baik kau beristirahat. Hari ini kau sudah berusaha keras Embun!"

"Iya! Keegan! Mungkin ini terdengar aneh keluar dari dalam mulutku, berhati-hatilah pada semua orang! Kamu juga bisa saja kan jadi target orang-orang itu!" Embun berdiri dan menatap Keegan di kursinya.

"Kau tenang saja, kami akan menjaga putra mahkota!" Lemuel tersenyum pada Embun.

"Serahkan pada kami!" Velora menganggukkan kepalanya.

Embun tersenyum dan meninggalkan mereka bertiga di dalam sana. Dengan ini dia tidak merasa khawatir pada keselamatan Keegan. Mungkin saja orang-orang itu juga mengincar pihak kerajaan. Jika orang itu ingin membuat Kerajaan Artemis ini dilanda bencana besar. Pasti hanya kekuasaan yang dia inginkan.

Kekuasaan untuk mendapatkan Kerajaan Artemis.

"Sistem! Lo harus kasih tahu gue! Kenapa bisa Tullia punya wajah gue?"

"Data memeriksa, game A memiliki latar belakang di zaman kerajaan. Game ini memiliki visual yang diambil dari dunia nyata untuk semua karakter dan peran."

"Gila! Jadi wajah-wajah orang disini, diambil dari orang-orang di dunia nyata. Kalau gitu wajah Heera ini, wajah Milo, dan semua orang ada gitu di dunia nyata gue? Edan, kalau gitu caranya gue bisa lihat mereka. Tapi mana bisa mereka tahu cerita kayak gini. Nyebelin!"

Itu artinya dia bisa melihat wajah semua orang nantinya tapi dengan isi yang berbeda. Hanya wujud yang sama tapi otak dan hati berbeda. Embun menunduk dan menatap kakinya. Jika suatu saat nanti dia pulang ke rumah dan melihat mereka semua, apakah dia bisa melupakan kejadian yang ada? Tidak. Embun tidak akan lupa. Sayangnya mereka tidak akan tahu tentang cerita game ini atau cerita-cerita lainnya. Seperti sebuah dunia di dunia pararel. Embun tersenyum, pasti dunia ini seperti itu. Di game ini, dia menjadi tokoh jahat yang mati karena dirinya sendiri. Lalu bagaimana dengan hidup lainnya? Di belahan dunia pararel lainnya, bagaimana dengan hidupnya sendiri?

"Arghttt... Gue jadi bingung sendiri. Biarin aja deh, yang penting gue selesain game ini terus pulang! Udah gitu aja! Nggak usah mikirin sampai Z. Otak gue bisa ngelag!"

Embun membuka pintu kamarnya dan mendapati seseorang yang sedang menunggunya.

"Milo! Kamarnya bukan disini! Bukankah Keegan sudah memberimu kamar sendiri?"

"Itu terlalu luas untukku! Aku datang karena aku mengikutimu, aku tidak memiliki kewajiban untuk mendapatkan semua itu. Aku juga tidak bekerja apapun."

"Lalu kamu mau tinggal bersamaku disini?" Tanya Embun mendekati Milo.

"Bukankah kita sering melakukannya untuk berhemat?"

"Memangnya kamu masih mau berhemat di istana ini? Pergilah Milo! Aku ingin sendiri!"

"Tidak! Aku tetap akan ditempat ini menjagamu!"

"Menjagaku?" Embun berdiri di depan Milo dan melihat laki-laki didepannya yang masih diam ditempatnya.

"Setelah kejadian hari ini, ada banyak laki-laki yang mencoba mendekatimu! Bukankah kau bilang kau tidak bisa mencintai siapapun? Jadi aku menjagamu dari mereka yang mencoba mendekatimu!" Milo memalingkan wajahnya.

"Ahhhh... Jadi karena itu kamu disini? Apakah kamu ingin membuat rumor tentang ku dan kamu?"

"Rumor?"

"Iya seperti kita berdua adalah sepasang kekasih dan tinggal bersama disini! Pasti semua orang akan berpikir dua kali untuk mendekatiku! Bukankah seperti itu?"

Milo menggigit bibirnya dan menunduk, dia tidak berpikir sampai membuat rumor aneh. Dia memang hanya ingin melindungi Embun dari semua orang di kerajaan ini. Bukan hanya para prajurit yang terang-terangan ingin mendekati Embun. Tapi bangsawan juga. Milo takut Embun akan jadi seperti perempuan itu.

"Milo!"

"Aku tidak ingin kau terlibat dengan para bangsawan! Aku pernah memberitahumu tentang temanku itu. Dia menjadi bagian dari para bangsawan dan..."

"Siapa dia? Apakah dia kekasihmu? Kenapa kamu sangat marah saat menceritakannya?" Embun merasa penasaran akan hal itu.

Milo mengepalkan tangannya dan memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Iya! Dia kekasihku, dia seorang Rangker Penyembuh. Tapi saat seorang bangsawan memintanya tinggal di rumahnya untuk menjadi seorang penyembuh. Dia langsung menyetujuinya dan memutuskan hubungan kami. Aku tidak tahu kenapa dia melakukannya, tapi beberapa hari yang lalu aku baru tahu. Mereka sudah menikah. Aku tidak ingin kau juga..."

"Ya ampun Milo! Jadi cewek lo milih cowok lain gitu? Cewek lo kayaknya matre deh ya! Kasian, jadi dia udah nikah. Emang lo masih suka sama dia?" Tanya Embun.

Milo menggelengkan kepalanya, saat tahu perempuan itu menikah dengan bangsawan yang memintanya menjadi penyembuh. Milo tidak merasakan apa-apa selain rasa jijik. Kenapa dia berusaha keras mendapatkan banyak uang jika perempuan itu saja lebih memilih laki-laki lain? Embun tersenyum dan mengangkat dagu Milo.

"Jadi kamu takut aku seperti mantan kekasihmu itu? Kamu takut aku akan tergoda oleh bangsawan?"

Milo tidak menjawab. Dia hanya takut Embun meninggalkannya saja. Tapi mulutnya seakan tidak ingin berbicara seperti itu. Karena pada akhirnya pun, Embun pasti meninggalkannya juga untuk pulang ke tempat asalnya.

"Milo!"

"Aku takut kehilanganmu! Tapi kau juga akan pergi suatu hari nanti! Maafkan aku! Aku akan kembali ke kamarku!" Milo bangkit dan berjalan pergi.

"Hah..." Embun menggigit bibirnya dan dengan cepat dia berpindah di depan pintu mencegah Milo pergi.

"Embun?"

"Aku akan pergi suatu hari nanti! Itu benar. Tapi bisakah sekarang kamu tidak membahas hal itu? Aku tidak ingin meninggalkanmu seperti ini Milo. Kamu tahu kenapa?" Embun menatap wajah Milo.

"Kenapa?"

"Aku juga tidak tahu! Mungkin karena aku terlalu nyaman bersamamu! Aku bisa menjadi diriku sendiri dan bisa sesuka hatiku berkata apapun itu. Anehnya di dunia ini atau dunia itu, aku masih memiliki perasaan yang sama pada orang sepertimu. Kamu memang bajingan Milo!" Embun menarik baju Milo dan mencium bibir laki-laki itu.

Milo mengerjapkan matanya merasakan bibir Embun menyentuh bibirnya. Milo menutup matanya dan menarik tengkuk Embun. Untuk sekarang biarkan semua ini terjadi. Milo juga tidak ingin kehilangan Embun sekarang. Dia ingin menikmati waktu yang ada sebelum gadisnya pergi suatu hari nanti.

🎐🎐🎐

Salam ThunderCalp!🤗

Akhirnya mereka jujur!

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Gue OverPower? ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang