Bab 5 : Keresahan

2.8K 214 0
                                    

"Hmmm... Panas! Tubuh gue panas!" Keluh Embun.

"Kau sudah bangun?"

Embun mengerjapkan matanya melihat kepala kuda yang bergerak kesana-kemari. Tunggu dulu. Dia mencoba bergerak tapi begitu sulit. Dia mencobanya lagi tapi tidak bisa. Embun melihat tubuhnya sendiri yang terbungkus kain tebal seperti sebuah makanan. Apa yang terjadi kepadanya? Seingatnya dia pingsan dan...

"Keegan! Lo ngapain gue?" Tanya Embun.

"Apa?"

"Apa yang anda lakukan? Kenapa saya seperti ini? Lepaskan saya! Keegan!" Teriak Embun.

"Maaf! Tapi aku tidak memiliki pilihan lain selain membawamu seperti ini. Pakaianmu terlalu mencolok dan terbuka. Orang-orang akan merasa aneh jika aku membawamu. Jadi terima saja!"

"Wow! Terus dimana ini? Anda membawa saya kemana?" Tanya Embun lagi. Dia sama sekali tidak bisa bergerak. Masalahnya adalah Keegan membawanya seperti karung di depan.

"Penginapan!"

"Penginapan? Kenapa bukan rumah lo aja sih? Lo masih curiga sama gue? Gue nggak punya uang! Uang dari mana coba? Hah?"

"Aku akan mengantarkanmu ke penginapan, kau bisa disana untuk tinggal. Aku tidak bisa membawamu ke rumahku, aku tidak percaya padamu!"

"Gue nggak punya uang! Kalau gitu, saya pinjam uang anda! Oke! Suatu saat nanti saya bisa kembalikan! Bagaimana?" Tawar Embun.

Keegan hanya diam saja, dia tidak menjawab apapun bahkan ketika sampai ke penginapan yang mereka tuju. Embun melihat rumah-rumah yang begitu sederhana. Kebanyakan terbuat dari kayu atau tembok yang masih sangat khas tempo dulu. Embun melihat-lihat ke berbagai tempat sampai dimana dia melihat orang-orang yang menatapnya aneh. Apa karena dia sedang cosplay menjadi risol? Mungkin iya.

"Kau bisa tinggal disini! Ini uang yang yang bisa kau gunakan sementara waktu. Lain kali, jangan pernah pergi ke hutan itu. Disana penuh monster." Keegan memberikan beberapa koin pada Embun. Masalah lainnya, dia tidak mengerti dengan sistem perekonomian di tempat ini.

"Keegan! Saya ikut anda saja ya? Saya mohon! Saya orang baru di tempat ini. Bagaimana jika seseorang menipu saya? Atau bertindak sesuatu kepada saya?"

Keegan melepaskan ikatan di kain penutup pembungkus Embun. Dia melirik wajah Embun sebentar. Tugasnya hanya sampai disini, jadi tidak akan menolong perempuan ini lagi.

"Aku harus kembali! Berjuanglah!" Keegan naik ke atas kuda lagi dan mengepalkan tangannya pertanda dia menyemangati Embun.

"Keegan! Ayolah!"

"Selamat tinggal!" Keegan memacu kudanya begitu cepat.

"Hey! Keegan! Sialan! Malah ditinggal, gue harus apa dong! Sialan! Sialan! Emang gue sampai di desa terdekat, tapi kan gue nggak punya apa-apa selain nyawa." Embun mengeratkan kain pembungkus tubuhnya. Lebih baik dia menyewa kamar lebih dulu dan mengganti pakaiannya yang jauh lebih baik.

Orang-orang disini juga berpakaian tempo kerajaan dulu. Baju yang menutupi tubuh mereka dengan rok begitu panjang. Apakah dia memiliki baju seperti itu?

🎐🎐🎐

"Ini gue ditipu nggak sih? Kok uang gue cuma sisa ini? Udah gitu waktunya cuma tiga hari! Keegan pelit amat kasih gue uang! Emang dia nggak niat nolong! Untung dia bawa semua barang gue."

Embun menatap sisa uangnya yang tidak seberapa. Untuk soal makanan dia bisa mencuri dari rumah Wijaya. Dia tidak terlalu memikirkannya, tapi bagaimana dengan kebutuhan lainnya? Dia butuh uang untuk membeli pedang seperti Keegan. Bukankah dia harus mengumpulkan point?

"Sistem! Gimana caranya gue dapat uang?"

"Jika Player dapat membunuh monster, bukan hanya point yang didapat tapi juga uang. Player bisa menjual monster yang ada bunuh."

"Beneran? Terus yang tadi itu?"

"Karena Player tidak membunuhnya, Player tidak mendapatkan apapun."

"Pasti Keegan yang jual terus ini yang komisi gue! Pantes aja kecil, malah dia yang bunuh bukan gue! Apa nggak ada monster yang bisa gue bunuh? Yang levelnya kecil aja, nggak usah yang susah. Gue mana bisa bunuh!"

"Jika Player pergi ke hutan, Player bisa mendapatkan monster dengan level rendah. Monster yang ada temui tadi adalah montser level rendah."

"Hah? Skip, gue tidur dulu! Gue mikirnya besok ajalah, males tanya sama lo!" Embun memilih tidur di kasur yang sama sekali tidak empuk.

Bahkan ini keras seperti bukan tidur di atas kasur. Dia rindu kamarnya saat menjadi Heera. Kamar yang begitu indah, kasur empuk, dan semua pakaiannya. Tiba-tiba Embun bangun dan tersenyum senang.

"Bawa kasur gue kesini!"

🎐🎐🎐

"Enak juga tinggal disini! Santai!"

Embun menikmati waktunya dengan membaca buku di atas tempat tidur yang super empuk miliknya. Memakan beberapa cemilan yang dulu dia simpan di kamar juga handphone untuk mendengarkan lagu. Ternyata kamarnya masih utuh, dia pikir mama dan papa Heera akan membuangnya. Tapi nyatanya tidak. Embun mengambil cemilan lain dan terus membaca buku tentang ksatria yang membunuh monster. Ini hanya cerita anak-anak tapi mungkin saja dan memiliki ide untuk bagaimana cara membunuh monster. Bukankah tujuannya adalah untuk kembali dan menyelesaikan game ini?

"Arghttt... Lutlut datang!"

"Lari! Selamat nyawa kalian!"

"Arghttt... Ibu!"

"Ck! Mereka lagi ngapain sih?" Embun membuka jendela dan melihat apa yang terjadi.

Matanya membulat melihat banyaknya orang yang tengah berlarian. Ada juga beberapa monster yang tengah mengejar mereka seperti semalam. Tapi bukankah mereka level rendah kenapa orang-orang takut?

"Gue harus coba! Lagian nyawa gue banyak, tapi sakit juga kalau ke gigit. Nggak apa-apa Embun! Lo harus mencobanya supaya lo bisa pulang?" Embun membawa tongkat bisbolnya dan berlari menuruni anak tangga. Dia keluar dan melihat banyaknya orang yang juga terluka karena serangan monster itu.

"Ibuuuu!!!!"

Embun melangkah cepat menuju seorang anak yang terjatuh. Didekatnya monster itu sudah membuka mulutnya lebar-lebar. Dia harus cepat menolong!

"Sistem! Di rumah emang nggak ada senjata? Pistol kek! Atau senapan... Senapan papa! Ambilin senapan papa di kamarnya! Papa pasti masih simpan senapan buat tembak burung itu. Untung aja papa punya hobi tangkap burung."

Bukkk...

Senapan jatuh di dekat kaki Embun, Embun segera membawanya dan berdiri tepat di depan anak perempuan itu. Ini mungkin tidak akan membunuh hewan itu tapi pasti bisa menakutinya.

Dorrr...

Satu tembakan tepat diwajahnya.

"Gerrr..."

"Lo mau lagi? Gue jabanin!"

Dorrr... Dorrr...

Dua tembakan lainnya datang dan masuk ke dalam mulut monster itu. Embun mundur dan menggendong anak perempuan itu pergi. Dia harus cari tempat aman karena mungkin saja hewan itu akan meledak.

Duarrr...

🎐🎐🎐

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Gue OverPower? ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang