Bab 37 : Kerajaan Artemis

1.4K 182 3
                                    

"Jadi, lo itu putra mahkota ya?" Embun memakan roti dengan satu kakinya naik ke atas.

"Benar! Bagaimana kabarmu? Aku terkejut saat mendengar namamu dari pelayan. Aku tidak sangka tamu ayahku adalah kau sendiri. Sekarang berapa rangkingmu?"

"S! Gue belum SSS sih, tapi sedikit lagi gue bisa! Gue cuma butuh bunuh Cerberus sama kalahin Tullia! Juga master mereka. Omong-omong, nama adik lo siapa?"

Velora tersenyum walau dalam hatinya bertanya-tanya melihat hubungan Keegan dan Embun. Bagaimana bisa Keegan mengerti perkataan Embun dan mengenal perempuan tidak tahu sopan santun itu.

Embun meminum teh dan melihat semua orang yang memperhatikan mereka.

"Black Hole!"

"Apa yang kau lakukan?"

"Lo tahu kan nggak semua orang bisa dipercaya! Mereka nggak akan dengar suara kita! Jadi siapa nama adik lo itu?" Tanya Embun.

"Aarav!"

"Ohhh... Terus kenapa lo nggak bilang kalau kalian anggota kerajaan? Kalau tahu gitu gue minta uang banyak dulu! Hah... Lupain! Kata raja lo mau belajar dari gue! Gimana ya Keegan, gue tuh merasa terlalu kecil untuk jadi guru lo! Jadi nggak usah ya?"

"Katakan saja jika kau malas Embun! Aku juga tahu kau sibuk menyelesaikan masalah monster dan kelompok itu! Aku tidak menyangka saja anak aneh yang kutemukan di hutan berubah menjadi seperti ini. Apa saja yang kau alami sampai bisa menjadi Embun?"

"Banyak! Banyak! Pfttt... Saat itu aku sangat berterima kasih kepadamu Keegan. Berkatmu aku bisa beradaptasi di tempat ini. Aku bukan dari Kerajaan Artemis. Apa kamu tidak merasa aku pantas dicurigai?"

"Itu dulu! Bukankah aku selalu mencurigaimu? Tapi aku sadar kau bukan anak yang berbahaya bahkan kau belajar dengan cepat dan membantu Desa Sema dari Lutlut. Walau aku masih bertanya-tanya darimana asalmu tapi aku yakin. Kau datang untuk membantu kami! Kerja bagus Embun!" Keegan menepuk kepala Embun.

Mata Embun memanas mendengarnya, dia tidak menyangka akan sampai di titik ini. Embun menutupi wajahnya dan terisak. Dia hanya ingin pulang tapi sangat sulit caranya kembali ke tempat asalnya. Embun sudah mati dua kali, dia sudah tahu bahwa tidak akan ada akhir untuk dirinya selain menyelesaikan game ini. Sampai akhir, dia akan berada di game ini. Embun mengusap wajahnya. Dia hanya perlu melenyapkan kelompok itu saja bukan?

"Aku akan berusaha semampuku! Kamu akan menjadi raja di kemudian hari. Saat itu aku pastikan bahwa tidak ada lagi orang-orang jahat itu di kerajaan ini. Karena saat aku datang, aku harus menyelesaikannya!"

🎐🎐🎐

"Bagaimana caramu mengenal putra mahkota?"

"Ohhh... Dia yang membantuku Milo! Juga aku pernah menolong Pangeran Aarav saat terluka. Kami saling membantu satu sama lain! Apakah kamu terkejut?" Tanya Embun berjalan di atas pembatas jembatan.

"Semua orang terkejut! Siapa yang tidak terkejut saat kau berbicara seperti itu kepada putra mahkota?"

Embun berhenti berjalan dan menatap matahari yang akan tenggelam. Dia menikmati hembusan angin juga cahaya matahari sore yang menyinari wajahnya. Embun tidak tahu mau sampai kapan game ini bisa selesai. Apakah dengan membunuh kelompok itu maka game ini selesai?

"Sistem! Lo nggak mau kasih tahu gue akhir game ini?"

"Data memeriksa, Player akan menemukan final boss dan mengakhiri game A ini!"

"Sialan emang! Iya gue tahu! Tapi orangnya! Gue harus hadapi apa? Siapa?"

"Data memeriksa, Player akan menemukan final boss dan mengakhiri game A ini!"

Embun terdiam menatap langit sore ini. Final boss? Siapa dia? Apa dia?

"Ada apa?" Tanya Milo.

"Milo!"

"Kenapa kau berbicara sendiri seperti orang gila?"

"Aku sudah gila kamu tahu! Jika aku akhiri cerita ini apa yang terjadi padamu? Orang-orang di tempat ini? Apa yang terjadi pada kalian? Bisakah kamu memberitahuku Milo?"

"Apa maksudmu?"

"Jika suatu hari nanti kondisi tempat ini menjadi baik, aku mungkin saja akan pergi meninggalkan tempat ini. Aku... Aku tidak akan tinggal Milo! Aku akan pergi! Lalu apa yang terjadi kepada kalian semua?"

Embun tertunduk dan menatap wajah Milo yang mendongak. Dia naik ke atas pembatas jembatan dan melihat wajah Embun yang basah oleh air mata.

"Kau akan pergi?"

"Hiskkk... Aku bukan dari tempat ini Milo! Aku dari... Tempat yang sangat jauh! Aku tidak akan kembali lagi atau bertemu denganmu dan semua orang. Hiskk... Jika aku menyelesaikannya dan kembali pulang, apa yang terjadi kepada kalian?"

"Tentu saja kami akan melanjutkan hidup kami Embun! Putra mahkota akan menjadi raja dan memimpin kerajaan ini. Semua orang akan bekerja untuk membantunya dan aku... Aku akan menjadi seorang petani! Sepertinya menyenangkan hidup dengan menanam sayuran yang seperti kau katakan!"

"Hiskkkk..."

"Maka hiduplah dengan baik juga Embun. Dimanapun kau berada, hiduplah dengan baik. Aku merasa senang saat kau bisa melanjutkan hidupmu juga."

"Maafkan aku Milo!"

"Apa itu sebabnya kau tidak bisa mencintai seseorang Embun?" Tanya Milo.

Embun memalingkan wajahnya dan menganggukkan kepalanya. Dia tidak bisa mencintai siapapun! Di hidup aslinya, dia juga tidak mencintai siapapun. Tidak ada yang menyukainya juga. Hidupnya biasa-biasa saja. Saat menjadi Heera, ada beberapa waktu dia ingin merasakan cinta itu. Tapi semuanya telah gagal.

"Hah... Milo!"

"Hmm?"

"Suatu hari nanti aku pergi, tolong jangan lupakan aku! Aku juga tidak akan melupakanmu! Kamu adalah temanku Milo!"

"Iya! Mana mungkin aku melupakan anak perempuan sepertimu? Kau orang pertama yang berani menantangku. Kau juga yang membuatku seperti orang gila. Embun. Suatu saat nanti jika kau pergi, tolong beritahu padaku."

"Apa kamu ingin aku mengucapkan kata-kata perpisahan?" Tanya Embun kembali berjalan di atas pembatas jembatan.

"Tidak! Aku hanya ingin melihat wajahmu!"

"Dasar om-om genit!!"

"Serius! Karena aku tidak akan melupakanmu maka aku harus melihat wajahmu untuk terakhir kalinya."

"Hah... Milo! Ini bukan wajahku!" Embun berbalik dan tersenyum pada Milo.

"Apa maksudmu?" Tanya Milo.

Embun hanya bisa tersenyum dan melanjutkan langkah kakinya. Wajah aslinya itu... Tidak secantik Heera. Dia seorang mahasiswa biasa. Rambutnya pendek sebahu, matanya coklat, wajahnya cukup cantik bagi keluarganya. Embun menahan tawa, apa Milo bisa mengatakan hal itu saya melihat wajah aslinya?

🎐🎐🎐

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Gue OverPower? ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang