"Oke! Makanan udah, baju udah, pisau udah, jaket udah, nanti kurangnya gue ambil lagi tapi yang penting adalah gue punya tongkat bisbol punya Niko! Hahaha... Eh, tapi di dunia mereka ini hilang nggak ya? Sistem, gue mau tanya itu! Jadi jawab gue!"
"Semua barang yang diambil akan hilang dari rumah Keluarga Wijaya. Karena ini adalah kemampuan pencuri, tapi Player bisa mengembalikannya lagi sebagai tempat penyimpanan."
"Wow kayak tempat simpan inventaris! Bagus, gue suka! Ini nggak ada kemampuan lain? Penunjuk jalan contohnya."
"10 km lagi Player akan menemukan desa penduduk."
"Hah? 10 km? Sialan, gue jalan kaki lagi. Pakai motor juga nggak bisa, mobil apalagi. Masa gue jalan kaki sih? Huhuhu... Nasib kalau mau pulang ke rumah kayak gini. Kenapa gue harus ke lempar ke dunia ini? Apa salah gue? Perasaan gue cuma jatuh aja dari kasur tahu-tahu udah di kolam renang. Emang sialan. Jadi hutan apa ini?" Tanya Embun berjalan melewati pepohonan yang begitu rindang.
Bohong jika dia tidak takut, masalahnya adalah dia tahu ini hanyalah game semata. Hanya sebuah cerita yang perlu dia selesaikan. Tapi apakah mungkin dia berhasil? Embun mendongak ke atas, bahkan langit tidak terlihat karena tertutup rapat oleh daun-daun disana. Pantas saja disini gelap, matahari saja tidak nampak batang hidungnya. Entah ini pagi atau malam. Dia tidak tahu sama sekali.
"Gerrr..."
"Mampus! Kayaknya itu monster kalau nggak hewan! Gue harus apa? Gue nggak punya apa-apa selain nyawa! Tongkat bisbolnya Niko, gue mohon setidaknya lo berguna disini! Percuma gue curi dari Niko."
"Gerrr..."
"Dimana lagi? Kabur aja deh! Gue nggak mau mati!" Embun berlari begitu cepat. Entah jalannya benar atau tidak yang penting dia melarikan diri dari serangan hewan entah apa itu.
Kakinya terus berlari melewati banyaknya hal. Entah itu semak-semak, batu besar, sungai, intinya dia harus kabur secepat mungkin. Adrenalinnya terus terpacu berkali-kali lipat, ini lebih mengerikan daripada di kejar tiga orang stress itu. Walau sama-sama membuat Embun takut.
Brukkk...
"Auhhhh... Jalan itu pakai mata dong! Lo itu nggak tahu gue lagi dikejar monster?" Tanya Embun kepada seseorang yang juga terjatuh sepertinya.
"Apa yang kau bilang barusan? Monster?" Tanya laki-laki itu berbalik melihat Embun.
Embun terdiam melihat wajah laki-laki itu. Bukan karena tampan atau seperti patung Yunani. Karena wajah laki-laki itu mirip seseorang di dunia sebelumnya. Kenapa bisa orang itu di tempat ini?
"Kesar?"
"Kesar? Siapa Kesar?"
Lagi-lagi Embun dibuat terkejut, jangan katakan bahwa dia bukan Kesar tapi seseorang yang memiliki wajah seperti Kesar. Embun menunduk dalam, pasti si pembuat cerita malas mikir dan mencari wajah lain. Tapi kenapa harus wajah Kesar yang mesum itu? Kenapa? Embun berdiri cepat, jadi siapa dia jika bukan Kesar. Dari tampilannya dia bukan orang sembarangan. Tapi pakaiannya sangatlah kuno seperti tokoh-tokoh di zaman kerajaan yang pernah dia lihat.
"Lo siapa? Gue Embun!" Embun menjulurkan tangannya.
"Apa kau gila?"
"Gue nggak gila! Gue mau kenalan sama lo! Hah... Oke! Gue pakai bahasa yang baik dan benar. Kayaknya lo nggak paham bahasa gue. Saya Embun, nama anda siapa?"
"Keegan!" Keegan melirik tangan menggantung Embun dan memalingkan wajahnya.
"Oke, Keegan! Sepertinya saya tersesat di hutan ini, bisakah anda membantu saya ke desa terdekat? Saya butuh tempat istirahat sebelum malam! Anda bisa membantu saya?" Tanya Embun begitu sopan.
"Siapa kau ini? Aku baru melihatmu di tempat ini, apalagi pakaianmu! Apakah kau benar-benar tersesat atau kabur dari tempat bordir?"
"Hah? Maksudnya? Bordir? Bordir baju?"
"Kau tidak tahu tempat apa itu?"
"Mana saya tahu! Dengar ya Keegan, saya baru pertama kali ke tempat ini. Saya berasal dari... Dari... Dari hutan disana sangat jauh! Saya tertinggal rombongan dan tersesat di hutan. Tolong saya Keegan! Bahkan saya kehilangan uang saya, hiskkk..."
"Apa disana ada desa? Bukankah disana hanya ada hutan para monster? Jangan menipuku, siapa kau ini? Pakaianmu juga sangat..." Keegan membuang wajahnya yang memerah.
Embun tidak habis pikir, sebenarnya apa yang salah dengan pakaiannya? Dia masih memakai seragam SMA nya karena takut untuk mengganti bajunya di dalam hutan. Mana bisa dia buka baju di alam bebas. Mungkin karena bajunya saya yang ketat juga rok nya yang pendek. Keegan masih memalingkan wajahnya.
"Hah! Dimana rumah anda? Saya akan mengganti baju saya, maaf Keegan. Tapi di tempat saya orang-orang memakai baju ini. Anda tenang saja, saya orang baik! Sangat baik! Saya bukan orang jahat! Keegan, tolong!"
"Hemm... Aku tidak bisa percaya pada orang asing! Maaf saja! Kau tidak bisa dipercaya!"
"Apa wajah saya seperti orang jahat?" Tanya Embun.
Keegan memperhatikan wajah lelah Embun. Rambut yang tidak tertata dan beberapa menempel diwajahnya, mata yang terlihat bersinar, hidung yang memerah sama dengan pipinya, juga bibirnya yang... Keegan memalingkankan wajahnya lagi. Memang dia tidak seperti pencuri. Jutsru terlihat seperti seseorang yang baru dikejar oleh sesuatu.
"Gerrr..."
"Mampus! Keegan!" Embun berlari dan berlindung di balik tubuh besar Keegan.
"Gerrr..." Beberapa kaki datang mendekat dengan sorot mata begitu tajam.
Embun memegangi erat baju Keegan, ini pertama kalinya dia melihat hewan seaneh itu. Tubuhnya seperti serigala tapi ada banyak tanduk dikepalanya seperti rusa. Embun meneguk ludahnya, dia takut. Kenapa ada makhluk seaneh itu? Kenapa?
"Mundurlah dulu! Sepertinya kau membawa sesuatu yang berbahaya!" Keegan menarik pedangnya.
"Oke!" Embun mundur cepat sampai begitu jauh dari tempat Keegan dan monster itu.
Keegan bersiap dengan melesat begitu cepat saking cepatnya Embun tidak tahu apa yang dia lihat. Hanya seperti sebuah cahaya yang bergerak kesana-kemari. Hanya itu. Bahkan hewan itu juga. Apa yang mereka lakukan? Embun sama sekali tidak bisa melihatnya jelas.
Brukkkk...
"Apa kau meninggalkan sesuatu di hutan tadi?" Tanya Keegan mengusap wajahnya yang penuh darah.
Embun terpaku dan berikutnya dia pingsan di tempat.
Brukkk...
🎐🎐🎐
Salam ThunderCalp!🤗
Jujurly pasti pingsan sih!!!
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue OverPower? ( END )
FantasiAku berada di dalam novel menjadi seorang antagonis. Bukankah aku sudah menyelesaikan seluruh alur dalam cerita ini? Tapi kenapa aku tidak kembali juga? Aku ingin kembali. 3... 2... 1... Sistem game di mulai! "Apa ini?"