Bab 41 : Hari Kecan

1.4K 156 5
                                    

"Lebih banyak orang yang terlibat, mereka adalah orang-orang yang mendukung Tullia. Mereka juga yang tahu tentang naga. Setiap bulan mereka akan membawa sejumlah hewan, manusia, untuk dikorbankan kepada naga itu. Pantas saja disana penuh dengan tulang belulang makhluk hidup. Aku memerintahkan beberapa ksatria untuk memeriksa kediaman Tullia. Kita akan menunggu kabar dari mereka!" Jelas Keegan.

"Pasti ada buku tentang buah neraka itu! Atau dokumen lainnya! Terima kasih informasinya Keegan. Itu sangat membantu!"

"Apa yang kau ingin lakukan hari ini?" Tanya Keegan.

"Hmm... Entahlah! Seseorang memintaku untuk menghabiskan waktu bersamanya hari ini!" Embun tersenyum lebar pada Keegan.

Mata Keegan memicing dan menatap Embun penuh selidik. Siapa yang Embun maksud?

"Hah... Gue mau pergi sama Milo! Dahhh... Gue mau jalan-jalan dulu!" Embun melambaikan tangannya dan berpindah ke tempat Milo berada.

Dia tersenyum dan memeluk tubuh Milo dari belakang. Embun merasa senang walau rasa takut juga sayang bersamaan. Takut untuk meninggalkan laki-laki ini sendirian di dunia ini! Milo berbalik dan menatap Embun.

"Bagaimana?"

"Keegan mengurusnya! Ada banyak orang yang terlibat jadi kemungkinan besar ini juga konspirasi seseorang untuk menjatuhkan pihak kerajaan. Kita hanya menunggu saja, pasti ada jalan untuk tahu siapa dia!"

"Hari ini lupakan saja semua itu. Kau sudah bekerja keras Embun, aku tidak ingin kau merasa tertekan oleh keadaan ini. Ada banyak orang yang akan membantumu. Termasuk aku!"

"Iya! Pfttt... Kamu jadi manis Milo!"

"Sejak awal aku seperti ini!"

"Benarkah? Sepertinya bukan! Bagaimana jika kita lebih ke tempat ini! Disini terlalu ramai!" Embun memeluk tubuh Milo dan pergi begitu cepat ke tempat yang jauh lebih sepi.

Atau amat sepi!

Brukkk...

"Auhhh..." Milo meringis merasakan tubuhnya yang terjatuh dengan seseorang yang menimpanya.

Tapi dimana mereka sekarang? Hanya ada padang rumput luas. Begitu luas sampai Milo tidak tahu tempat apa ini. Embun mendongak dan tersenyum lebar.

"Selamat datang di dunia Embun! Kita berada di Black Hole!" Jawab Embun atas segala pertanyaan di wajah Milo.

"Black Hole?"

"Iya! Tempatnya sebenarnya bukan seperti ini tapi aku membuatnya jadi seperti ini. Indah bukan? Aku melawan Tullia di tempat ini." Embun bangkit dan merasakan angin yang berhembus ke wajahnya.

"Jadi hanya ada kita di tempat ini?"

"Iya!"

Milo tersenyum dan merentangkan tangannya. Bunga-bunga dan tanaman muncul satu persatu. Tumbuh begitu lebat sampai memenuhi padang rumput ini dengan bunga. Milo tersenyum dan melihat Embun yang berdecak kagum pada tempat barunya yang menjadi sangat indah.

"Milo! Gue suka banget! Wahhhh... Kayak sihir!" Embun mengambil satu bunga dan menghirupnya. Harum. Sangat harum.

"Cantik!" Milo membuat mahkota bunga dan memasangkannya pada atas kepala Embun.

"Jika kamu seperti ini mana bisa aku tidak jatuh cinta Milo?"

"Karena itu aku akan membuatmu jatuh cinta padaku terus menerus." Milo mengambil tangan Embun dan memasangkan cincin yang terbuat dari bunga-bunga.

"Pfttt... Ini lucu! Kamu memang curang!" Embun tersenyum dan melihat cincin di jari tangannya.

"Itu hanya cincin bunga Embun."

Gue OverPower? ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang