Bab 34 : Pertandingan

1.6K 204 11
                                    

"Sialan si Oricon! Gue jadi harus cari penyamaran baru. Kenapa sih dia buat pengumuman soal gue? Ciri-cirinya sama lagi! Jangan-jangan dia pikir gue penyusup! Arghttt..."

Embun menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur, perlu waktu dua hari membuat Lemuel mengerjakan pekerjaannya membuat pertandingan pedang. Taruhannya adalah batu besar yang mengandung sihir juga uang. Embun tersenyum dan memikirkan penyamaran apa yang bagus.

"Hahaha... Gue itu emang pinter. Oke, sistem! Kirim baju terkiyowo gue!"

🎐🎐🎐

"Siapa kau?"

Embun mengeluarkan kartu identitas. Dia tersenyum di balik kostum dinosaurusnya. Tentu saja orang-orang melihatnya karena pakaiannya sangat aneh. Tapi Embun tidaklah peduli. Dia harus mengikuti pertandingan pedang ini!

"Kau seorang Rangker A? Tapi kenapa bajumu sangat aneh?" Tanya penjaga gerbang tempat pertandingan.

"Ini pakaian pelindungku! Apakah aku bisa masuk?" Tanya Embun.

"Masuklah! Pengumuman akan dilakukan di dalam." Jelas penjaga.

"Hmm!" Embun mengambil kartunya dan berjalan riang ke dalam.

Siapa lawan pertamanya? Embun sangat menantikan bisa bertarung dengan kekuatannya menjadi seorang ahli pedang. Tentu saja dia harus menemukan Volker. Embun masuk ke dalam arena pertandingan dan melihat semua orang yang terlihat mengerikan. Kenapa mereka lebih mengerikan dari prajurit bawahan Oricon? Embun duduk dan menatap satu persatu mereka. Dimana Volker?

"Siapa boneka lucu ini? Apakah kau siap mati? Atau takut?"

"Sialan! Dia lagi!" Embun memalingkan wajahnya.

"Sepertinya kau memang takut dan bersembunyi di boneka besar ini! Tunjukkan wajahmu!"

"Ckkk... Untuk apa? Jika aku menunjukkan wajahku kamu akan terpesona padaku!"

"Terpesona? Hahaha... Tidak mungkin. Pasti wajahmu buruk rupa! Bersiaplah nanti, aku pastikan aku akan melawanmu!"

Embun menatap tajam laki-laki yang menyerangnya semalam. Dia memang suka membuat keributan pada semua orang. Tunggu saja nanti, Embun akan melawan dan mengalahkan pria sombong itu!

"Maka keinginanmu terkabul! Sepertinya kamu lawan pertamaku!" Embun bangkit dan berjalan ke tengah arena pertandingan.

Namanya baru saja di sebutkan sebagai Dino. Embun merenggangkan ototnya dan melakukan pemanasan. Babak pertama ini, dia akan kerahkan semuanya untuk cepat selesai. Embun  mengangkat pedang murahnya. Semoga saja pedangnya kuat bertahan.

"Hey! Bagaimana jika kita bertaruh!" Tantang Embun.

"Heh... Apa yang kau miliki?" Tanya laki-laki itu.

"Aku akan memberikan sesuatu yang kamu sukai dan aku akan membuka baju dinosaurusku ini. Tapi jika aku menang, berikan pedangmu padaku!" Pinta Embun.

"Hahahaha... Seberapa cantik kau ini?Aku tidak tertarik!"

Embun berjalan mendekat dan membuka sedikit wajahnya untuk diperlihatkan pada laki-laki didepannya.

"Kamu yakin?" Embun tersenyum menatap pria itu.

"Sialan! Mari bertaruh!"

Embun tersenyum puas dan menutup lagi penutup wajahnya dinosaurusnya. Ternyata mudah untuk membuat laki-laki itu berpihak kepadanya. Embun tersenyum puas dan bersiap untuk melawannya. Laki-laki itu menjilat pedangnya dan melesat cepat menyerang Embun.

"Kau milikku cantik!"

"Hahahaha.... Dalam mimpimu! Brengsek!" Embun menangkis semua serangannya.

"Tapi sepertinya pedangmu itu tidak akan bertahan lama!"

Embun melihat pedangnya yang jenuh kikisan dimana-mana. Dia perlu rencana untuk mengakhiri pertandingannya dengan cepat. Embun melesat cepat dan mengangkat tinggi pedangnya.

"Sistem! Taruh pisang di bawah orang ini!"

Bukkk...

"Apa ini? Arghttt..." Laki-laki itu terpeleset pisang.

Tangan Embun melesat merebut pedang dan mengangkatnya ke depan wajah laki-laki yang begitu syok. Dia menatap Embun dan pedangnya sendiri. Dia kalah? Dia kalah hanya karena pisang yang tiba-tiba datang entah darimana?

"Terima kasih untuk pedangnya. Sekarang ini milikku!" Embun tersenyum puas.

"Curang! Kau curang! Pasti kau menaruh pisang itu!"

"Aku? Aku saja tidak tahu itu datang dari mana? Bukankah itu tepat di bawah kakimu? Lalu bagaimana caraku melakukannya?" Embun mengangkat tangannya tidak tahu.

"Sialan! Kau wanita sialan, enyah saja kau!" Pria itu merentangkan tangannya dan membuat kobaran api besar.

"Sialan! Water Canon!" Embun mengangkat tangannya dan membuat hujan yang turun begitu deras ke arena.

Dia segera menghilang dan teleportasi ke tempat yang teduh. Akhirnya dia mendapatkan pedang yang bagus! Embun tersenyum lebar dibalik kostum dinosaurusnya.

"Kau curang!" Bisik seseorang di samping Embun.

"Hmm?"

"Kau melakukannya!" Laki-laki itu tersenyum sampai lubang tercipta di salah satu pipinya.

"Itulah sebabnya dia harus pintar melawanku!"

🎐🎐🎐

Embun memperhatikan orang disampingnya, dia memang datang ke tempat ini. Embun tersenyum dan menggenggam erat pedang baru yang dia dapat. Tinggal beberapa orang lagi untuk dihadapi dan Embun akan melawan orang didekatnya ini. Tapi Embun sangat ingin melawannya sekarang.

"Aku tidak sabar untuk bertarung denganmu!" Volker membuka suaranya.

"Benarkah? Kenapa?" Tanya Embun.

"Entahlah, aku rasa kau sangat menarik menggunakan cara-cara kotor seperti itu! Aku ingin tahu cara apa yang kau gunakan untuk melawanku!"

"Pfttt... Kamu harus menunggu sampai ke babak akhir! Tapi bagaimana dengan sekarang, aku tidak keberatan meminta pertandingan kita dipercepat!"

Volker mengembangkan senyumannya. Embun menyentuh tangan Volker dan membawanya berada di tengah arena secara tiba-tiba. Semua orang tentu saja terkejut kenapa mereka datang sebelum dipersilahkan. Bahkan pertandingan belum selesai. Embun mengangkat tangannya ke atas.

"Aku ingin melawan orang itu sekarang!"

"Hey! Apa yang kau lakukan?" Tanya seseorang di belakang Embun.

"Pergilah! Atau aku akan membunuhmu!" Embun mengangkat tangannya dan membuat bola api besar.

"Sialan!" Orang itu pergi bersama lawannya menyingkir dari arena.

Semua orang tidak tahu apa yang terjadi tapi seseorang tersenyum dari atas sana dan mengangkat tangannya ke udara.

"Lakukan Embun!"

Embun membuka kostum dinosaurusnya dan tersenyum sinis pada Volker. Dia tidak bisa leluasa mengeluarkan kekuatannya jika masih memakai kostum dinosaurus. Melawan Volker, Embun akan melakukan segala cara bahkan jika harus menukar pointnya. Dia tidak peduli.

"Kau... Bukankah kau sudah mati?"

"Benar! Sayang sekali Volker, kau tidak akan bisa lari dari tempat ini! Black Hole!" Asap hitam mengepul dan menutupi seluruh pelindung yang dibuat Lemuel.

"Apa-apaan kau ini! Bagaimana bisa kau masih hidup sialan!" Volker menggeram marah. 

"Yahhhh... Hanya mencoba yang terbaik! Mana mungkin aku mati karenamu dan temanmu itu! Siapa namanya, Tullia? Setelah ini, dia selanjutnya! Boom ice!"

🎐🎐🎐

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Gue OverPower? ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang