Bab 38 : Rasa Aneh

1.5K 178 4
                                    

"Tullia?"

Embun tersenyum lebar dan tahu bagaimana cara untuk memancing Tullia keluar. Apalagi jika bukan memamerkan sayap naga peliharaannya!

"Oricon! Kemari!" Pinta Embun.

"Bisakah kau bersikap sopan padaku? Aku sangat ingin menghukummu!" Oricon mengepalkan tangannya.

"Hmm? Pfttt... Sopan? Sopan itu ketika kamu juga memperlakukan orang lain juga sopan Oricon. Sejak awal kamu sudah menghinaku dan membuatku masuk ke dalam penjara. Untuk apa aku bersikap sopan padamu? Aku akan sopan pada orang yang aku anggap dia pantas dihormati dan kau tidak. Jadi jangan mengeluh lagi dan turuti perkataanku!"

Oricon tahu itu. Embun memang sangat membencinya. Dia juga merasa kesal pada dirinya dulu. Kenapa dia bisa mengatakan kalimat-kalimat seperti itu pada Embun?

"Apa yang kau mau?" Tanya Oricon.

"Siapkan tempat untuk mempertontonkan sayap naga emas! Disana... Aku akan memancing Tullia datang. Sebarkan berita itu tapi katakan juga yang bisa melihat adalah para bangsawan."

"Para bangsawan?"

"Hmm... Karena Tullia akan datang mungkin menyelinap menjadi bangsawan!"

🎐🎐🎐

Para bangsawan akan mengisi daftar hadir, mereka akan diperiksa di pintu masuk kerajaan. Embun tersenyum melihat banyaknya antuasias yang datang. Salah satu dari mereka adalah Tullia. Dia memang tidak tahu bagaimana wajah asli perempuan itu. Tapi Embun menyadari satu hal dari Tullia.

"Kapan kau akan keluar?" Tanya Milo.

"Apakah aku cantik Milo? Ini adalah pakaian yang sangat cantik dari tempatku!"

"Bisakah kau mengganti pakaian itu menjadi lebih baik! Kupikir itu bukan gaun!" Milo menutup pintu dan melihat gaun yang dikenakan Embun berbeda dari kebanyakan baju bangsawan.

Tidak ada rok yang besar dan lebar, tidak ada perhiasan yang tersusun dimana-mana. Hanya ada gaun biru gelap yang melekat indah di tubuh Embun. Jangan lupakan belahan kaki yang sangat mengganggu Milo. Dia ingin menjahit gaun itu dan memberikan jasnya untuk menutupi bahu Embun yang juga terbuka. Milo sangat kesal. Kenapa Embun harus memakai pakaian seperti ini? Apakah Tullia akan datang? Bagaimana jika tidak?

"Ini gaun! Bahkan aku punya yang lebih terbuka lagi! Apa aku harus memakainya?"

"Kau gila! Jangan pernah memakainya! Cukup satu ini dan kau akan dalam masalah Embun!"

"Tenang saja! Aku hanya akan memakai baju ini satu kali untuk hari ini saja! Seseorang mungkin akan membelinya!"

"Tidak mungkin! Untuk apa mereka membeli baju kekurangan bahan ini?"

"Karena itu adalah fashion! Di tempatku pakaian ini cukup lumrah di pakai di pesta. Ada juga seseorang yang memakai celana robek-robek tapi harganya sangatlah mahal! Ada juga yang memakai pakaian yang lebih terbuka lagi Milo! Jika kamu disana, aku pastikan kamu terkena serangan jantung!"

"Apa kau juga memiliki pakaian seperti itu?"

"Tentu saja! Kamu mau melihatnya?" Goda Embun.

Wajah Milo berubah menjadi begitu merah, dia menggelengkan kepalanya begitu cepat. Memangnya bisa dia melihat seorang perempuan memakai pakaian kurang bahan? Embun tersenyum dan menarik tangan Milo untuk pergi. Dia akan menemukan perempuan setan itu hari ini.

"Semua orang melihatmu Embun!" Milo menatap tajam para prajurit dan pelayan yang melihat Embun secara terang-terangan.

"Lalu?"

"Aku kesal!"

"Pfttt... Tahan dirimu Milo! Jangan menggagalkan usahaku hari ini memperlihatkan sayap naga emas itu!" Embun belum mengeluarkan sayap itu. Dia akan memperlihatkannya saat semua orang berkumpul.

Pintu terbuka lebar, Embun tersenyum melihat banyaknya tamu yang berdatangan di aula kerajaan. Mereka terlihat begitu antusias atas kedatangan Embun. Apakah mereka hanya datang untuk melihat sayap naga emas itu atau ada hal lain? Embun berjalan sendiri menuju tempat di dekat Keegan. Milo hanya bisa mengantarkannya saja dan dia hanya menunggu Embun di tepi aula.

"Kau mengejutkanku Embun!" Keegan memperhatikan penampilan Embun.

"Yahhh... Soalnya gue nggak akan bisa tarik perhatian semua orang kalau nggak kayak gini! Baiklah yang mulia, bisakah anda memulai acara ini? Saya sudah tidak sabar menunjukkannya!"

"Sesuai permintaanmu! Terima kasih kalian semua telah datang di acara penting ini. Di sampingku ini adalah Embun, dialah yang membunuh naga emas beberapa waktu yang lalu. Pasti kalian bertanya-tanya siapa dia, dia adalah seorang Rangker Petarung kelas S yang begitu hebat dan juga sangat cantik!" Puji Keegan.

"Jangan gombal!" Bisik Embun tidak suka.

"Dia akan menunjukkan kepada kita semua, sebuah hal yang begitu menakjubkan. Embun!" Keegan mundur dan memberikan tempat untuk Embun.

"Terima kasih yang mulia. Saya adalah Embun Mustika. Saya akan menunjukkan kepada kalian sayap naga emas yang begitu indah. Sistem, keluarkan!" Embun tersenyum manis.

Sayap naga emas perlahan turun dari atas dan jatuh di tengah aula. Sayapnya membentang begitu lebar. Embun bisa melihat orang-orang menatap kagum sayap naga. Semua orang tanpa terkecuali. Mungkin Keegan juga. Dia tersenyum melihat Embun yang berhasil mengalahkan naga itu. Anak yang dulu ketakutan pada Lutlut menjadi bisa membunuh naga?

"Bukankah sayap itu indah? Bagaimana saya memotong sayap itu, menjatuhkan naga emas, dan meledakkannya. Dia begitu kesakitan saat itu, tapi mau bagaimana lagi. Dia memang pantas untuk mati! Naga menjijikan itu haruslah mati secara mengenaskan dan inilah peninggalannya." Embun merentangkan tangannya dan menyeringai.

Sedikit lagi! Dia harus memprovokasi orang itu.

"Harusnya saya juga memotong satu sayapnya lagi bahkan mungkin kakinya, tangannya, kepalanya, ekornya, pasti sangat menyenangkan melihat naga jelek itu di pertontonkan untuk kita semua."

Brukkkk...

Seekor hewan melompat keluar dari balik kaca. Dia menatap marah semua orang dan melihat Embun yang telah menunggunya.

"Gerrr..."

"Hihihi... Kau benar-benar perempuan kurang ajar! Beraninya kau menghina naga kesayanganku! Sialan!" Teriak seseorang dari kerumunan bangsawan. Semua orang menyingkir dari jalan seorang perempuan memakai baju serba hitam dan penutup kepala menutupi wajahnya.

Embun berpindah tempat begitu cepat, dia sudah berada di depan Tullia dan mengembangkan senyumannya.

"Lalu apa yang ingin kamu lakukan Tullia? Apakah kamu tidak tahu bahwa aku sudah membunuh salah satu temanmu lagi?"

"Siapa yang kau maksud?" Teriak Tullia begitu nyaring.

"Volker! Dia telah mati ditanganku! Hihihihi... Hahahaha... Volker juga mati Tullia. Sekarang adalah giliranmu! Black Hole!"

🎐🎐🎐

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Gue OverPower? ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang