Bab 50 : Final Boss

1.4K 131 0
                                    

"Dengar ini Gusta, anakmu sedang berteriak kesaktian. Milo mengikat tangan dan kakinya dan arghttt... Dia menjerit Gusta!"

"Diamlah kau!" Gusta mengeluarkan bola api dan mengarahkannya pada Embun.

"Pfttt... Hahahaha... Kamu pikir dia bisa bertahan di Black Hole yang penuh tanaman itu? Milo sangat menyukai tempat itu! Jadi kamu juga terima saja jika tempat ini menjadi pemakamanmu!" Embun melesat cepat dan mengeluarkan apinya.

Duarrr...

Dua bola api saling menabrak dan hancur begitu dahsyat. Tapi dua orang itu tidak gentar sedikitpun. Mereka terus mengamati lawan mereka dan mengeluarkan segala kemampuan yang mereka miliki.

"Harusnya sejak awal aku tidak membiarkanmu menjadi Rangker!"

"Jika kamu menolakku pun, aku tetap akan menjadi Rangker! Karena aku datang untuk itu Gusta. Untuk mengalahkanmu! Thunder Grass!"

Petir menyambar ke tubuh Gusta. Embun berlari cepat dan menyerang Gusta dengan pedangnya. Embun tahu, kekuatan Gusta terlalu hebat. Dia tidak bisa menganggap remeh laki-laki tua ini.

Trenggg...

Embun dan Gusta saling menyerang satu sama lain. Mereka tidak ada henti-hentinya saling mengeluarkan kemampuan juga kekuatan mereka. Hanya saja Embun memiliki satu hal yang belum dia keluarkan.

"Sekarang aku mengerti, kamu menghasut Aarav untuk memberontak tapi kenyataannya kami sendiri yang melakukannya dan memanfaatkan anak itu! Sayangnya Aarav sudah terlepas olehmu!"

"Hahahaha... Ternyata kau sangat pintar untuk memahaminya." Gusta berhenti dan mengangkat tangannya ke udara.

"Apa sekarang kamu ingin menyerah?" Tanya Embun mengatur nafasnya.

"Sayangnya kau tidak mengerti satu hal! Tempat ini adalah gunung berapi Embun! Menurutmu apa yang bisa kau lakukan untuk menghentikan gunung ini?" Gusta tersenyum dan melemparkan bola api ke bawah tumpukan tulang.

Embun memegangi batu besar dan merasakan gempa bumi. Satu persatu tulang berjatuhan ke bawah dan memunculkan kawah merah yang bergejolak.

"Anj*r, jadi ini kawah? Gila! Kenapa gue nggak tahu? Sialan!"

"Hentikan ini Embun dan aku akan bersenang-senang di ibukota!" Gusta menghilang meninggalkan Embun yang menatap kawah.

"Gue harus apa nih? Gimana sih caranya hentiin nih gunung! Gunung sayang, jangan marah ya! Cup... Cup... Diam!"

Blarrrr...

"Gue kabur dulu!" Embun berpindah tempat keluar gunung.

Sialnya gunung itu berada di dekat Kota Xena. Jika ini tidak ditangani maka akan jadi bahaya untuk orang-orang disana. Lalu bagaimana dengan ibukota? Embun mencengkram rambutnya dan menatap gunung yang mulai mengeluarkan lava panas.

Tidak bisa!

Dia harus menghentikan ini semua!

"Nggak anak nggak ayah, sama-sama nyusahin! Oke! Kalau gitu. Gimana caranya? Ayo Embun! Pikir-pikir! Sialan! Gue harus bawa kemana nih gunung?" Embun membuka mulutnya dan tersenyum.

Memang otak antagonis memang diperlukan untuk situasi saat ini!

"Hahaha... Dia pikir gue nggak bisa, percuma aja gue rangking SSS kalau nggak bisa tangani ini! Black Hole!"

🎐🎐🎐

"Hahahah... Pemanggil!" Gusta mengangkat tangannya dan memanggil monster di atas sana.

Jika rencananya gagal maka dia akan membuat rencana lainnya untuk menghancurkan kerajaan ini terutama orang-orang di istana. Dia akan membuat semua orang ketakutan! Embun akan sangat sibuk mengurus gunung itu. Sekarang dia akan leluasa tanpa adanya halangan.

"Ngroamm..." Naga keperakan muncul dan menyemburkan apinya di atas langit.

"Hahaha... Bunuh mereka semua!"

🎐🎐🎐

"Kau gila!"

"Maafkan aku Milo! Ini situasi yang tidak bisa diprediksi! Bagaimana keadaan mereka di dalam?" Tanya Embun mengeluarkan Milo dari Black Hole.

"Aku mengikat mereka semua disana! Sepertinya mereka semua takut tiba-tiba ada lava di sana. Bagaimana dengan gunungnya?" Tanya Milo.

"Sudah mereda! Aku ini pintar! Apa kamu membunuh Oricon, kenapa tubuhmu penuh darah?" Embun memperhatikan baju Milo.

Sejak kapan Milo memiliki banyak darah ditubuhnya. Baunya begitu amis. Pasti Milo melakukan sesuatu pada Oricon. Itu sudah pasti!

"Jangan membahasnya lagi! Kita harus ke ibukota!"

"Benar! Mari berpegangan tangan! Ya ampun, Milo! Gusta pasti akan sangat marah besar padamu!"

"Itu akan jadi urusanku!"

"Ngroamm..."

Suara naga langsung menyambut mereka di ibukota. Embun melihat ke atas dan menemukan naga berwarna keperakan disana. Dia harus membunuh naga itu tapi Gusta lebih berbahaya jika dibiarkan saja. Embun melirik Milo dan menatapnya penuh keyakinan.

"Milo! Aku serahkan naga itu padamu! Kamu bisa meminta bantuan Penyihir Lemuel! Aku akan mencari Gusta!"

"Apa kau akan membawanya ke Black Hole? Tempat itu sangat rusak sekarang!"

"Disana jauh lebih aman untuk membunuhnya! Disini terlalu berbahaya! Aku pergi dulu! Jaga dirimu!"

"Kau juga! Jangan pergi sebelum kau menemuiku! Aku akan menunggumu!"

"Iya!" Embun melepaskan tangan Milo dan berpindah cepat ke tempat Gusta berada.

Dia langsung menemukan Gusta yang sudah berada di dekat raja dan bertarung dengan Velora. Ternyata tujuan Gusta adalah tempat itu! Embun yakin Gusta sudah merasa menang atas pertarungan ini. Embun berlari dan menangkis serangan Gusta pada Velora.

"Embun!" Velora menatap Embun di depannya.

"Bawa raja dan ratu ke dalam! Dimana Keegan dan Aarav?"

"Mereka berniat mengurus naga itu bersama Penyihir Lemuel!"

"Mereka pasti bisa mengatasinya! Aku akan mengurus Gusta!" Embun berpindah dan sudah berada di Black Hole bersama Gusta.

Tempat ini yang jadi tempat pemakaman laki-laki itu.

"Auhhh... Panas banget sih nih tempat! OMG!!! Kenapa banyak banget lava! Eh terus lo semua kenapa disini? Ihhhh... Oricon?" Embun membuka mulutnya begitu lebar. Ada banyak sekali kejutan baginya di black Hole ini. Pertama, lava yang memenuhi rerumputan. Kedua, orang-orang yang terikat di atas lava. Ketiga, tubuh Oricon yang. Embun meneguk ludahnya, bagaimana bisa Milo membuat tubuh Oricon menjadi sebuah pohon besar untuk mengikat orang-orang itu?

Menakutkan!

Milo sangat menakutkan!

"Oricon? Apa yang kau lakukan pada anakku?" Teriak Gusta melihat anaknya yang sudah kehilangan nyawanya juga menjadi sebuah pohon besar.

"Mana gue tahu! Sialan si Milo! Kenapa nggak bilang jadi kayak gini? Gue rasanya mau pergi aja nih! Tapi kayaknya nggak bisa! Gusta marah banget sekarang sama gue!"

"Kurang ajar! Aku benar-benar membunuhmu!"

Awan hitam memenuhi tempat ini, dengan cepat tempat ini menjadi begitu gelap dan hanya ada lava yang menjadi penerangan mereka. Embun bersiap untuk segala serangan. Final boss memang berbeda!

🎐🎐🎐

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Gue OverPower? ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang