chapter one

6.2K 436 6
                                        


Malam itu, dalam sebuah unit apartement di gedung bertingkat di ibukota, ada dua gadis yang sedang sibuk dengan kegiatannya masing masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu, dalam sebuah unit apartement di gedung bertingkat di ibukota, ada dua gadis yang sedang sibuk dengan kegiatannya masing masing. Yang satunya sibuk menonton drama korea yang sekarang lagi booming sambil menemani sahabatnya, sementara yang satunya sedang sibuk menggumamkan doa serta puja puji pada Tuhan selama menunggu lingkaran loading di laptop pangkuannya itu berganti menjadi sesuatu yang ia harap-harapkan.

"Masih belum ya?" tanya Dahayu melirik pada Jelly yang duduk memojok dengan lutut terlipat ke atas bersama laptop di lututnya.

Gadis berambut cokelat tua dengan poni itu lantas menggeleng, lalu melirik pada arloji milik Dahayu yang sengaja ia letakkan di sampingnya, "dua menit lagi" gumamnya,

"Pasti hasilnya yang terbaik, Jel. Gue percaya lo diterima"

"I hope so, Ay"

Hingga Jelly menjerit kesenangan saat loading di laptopnya menghilang berganti dengan kata accepted pada status profilnya. Jeritan membahana yang membuat Dahayu terkejut bukan main, untung saja dia sudah menjauhkan barang barang yang kemungkinan refleks dia lempar.

Jelly yang tadinya meringkuk gugup di ujung apartemen Dahayu kini beranjak melompat lompat girang dengan mulut yang terus menyeru "gue diterima! gue diterima! gue diterima!"

Dahayu yang tak mau ketinggalan pun ikut merayakan hal tersebut dengan melompat lompat bersama Jelly. Hingga tangan mereka saling bertaut, sambil melompat mereka berputar layaknya anak kecil, lupa akan angka 25 yang menjadi bukti hidup mereka di dunia ini. Dua Gadis yang nyatanya masih remaja dan terjebak di tubuh orang dewasa.

"AAAAA TEMEN LO INI DITERIMA!" Seru Jelly saat lompatan girang mereka terhenti.

"I TOLD YOU SO!" Seru Dahayu.

Mereka saling menarik tubuh satu sama lain, membawa tubuh sahabat mereka ke dekapan masing masing. "Gue diterima, Ay"

"Selamat ya, akhirnya lo jadi orang kantoran"

Jelly berdecak malas mendengar hal tersebut, tapi ia tak bisa menyembunyikan rasa bahagia yang sekarang membuncah di dalam dirinya.

Pelukan itu terlepas, ia mencari keberadaan Cooper, anjing kesayangannya. "AAAAAA MAMAMU INI DITERIMA INTERNSHIP DI KANTOR TERKENAL SAYAAANG" seru Jelly berlari kemudian berlutut agar bisa memeluk anjingnya dengan penuh sayang. Saking senangnya dia, Jelly kembali berputar membawa Cooper mengudara. Tiba tiba tidak memedulikan bila anjingnya itu merasa pusing.

"Akhirnya ya, lo bebas juga dari dunia kampus itu" sahut Dahayu setelah memotret bukti penerimaan yang muncul di profil Jelly pada web karir perusahaan tersebut.

Jelly mendengus pelan, "bebas banget bahasa lo? udah kayak gue dikurung dipenjara aja disana"

Tawa kedua sahabat itu meledak, "Secara gak langsung emang gitu gak sih? bedanya lo yang memenjarakan diri lo sendiri"

Mulut Jelly mengatup, ia sama sekali tak membantah kata kata Dahayu barusan. Karena memang benar adanya. Ketika anak anak seangkatannya mulai hengkang dari kampus selepas wisuda dan mendapatkan gelarnya, Jelly malah memilih untuk tetap berada di sana walau dibelakang namanya sudah bergelar S.H.

"Ya dengan bantu bantu ikut penelitian dosen kan gue jadi dapat duit, relasi gue banyak, bisa jalan jalan keluar negeri dan keluar kota gratis, dapat banyak makanan gratis lagi" sahut Jelly meraih jaketnya dari sandaran sofa.

Dahayu hanya bisa menghela nafas panjangnya mengangguk paham akan alasan dibalik semua keputusan Sahabatnya itu.

"Daripada mengenang yang lalu lalu, yuk kita makan ankringan! gue yang bayar, itung itung perayaan!" Ajak Jelly.

"Gue aja yang bayar!"

"Loh kok malah elo?"

"Uang traktiran angkringannya lo simpan buat beli outfit kantoran aja. Jadi bills on me, membantah? gue turunin lo tengah jalan" Dahayu buru buru mengambil remote mobilnya, sedangkan Jelly hanya bisa tertawa sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

Well, Jelly tidak mau menolak rezeki. Lagian makan ditraktir anak menteri juga gak ada salahnya, kan? 


________________

The Way I AmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang