chapter eight

3.3K 305 32
                                        

Selepas olahraga pagi bersama Dahayu, Gadis bernama Anjelly Stephanie Loman itu sudah duduk rapih dalam keadaan bersih dan harum di barstoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selepas olahraga pagi bersama Dahayu, Gadis bernama Anjelly Stephanie Loman itu sudah duduk rapih dalam keadaan bersih dan harum di barstoo. Segelas ice latte yang ia beli sebelum pulang tadi menjadi temannya selama ia menunggu Dahayu yang barusan izin untuk berendam beberapa saat. Tangan Gadis itu tidak berhenti menggulirkan layar, sesekali berhenti untuk mengetikkan komentar di kolom komen, juga membalas pesan pesan yang masuk dari teman temannya.

Hingga tangannya terpaku di atas layar, matanya mengerjap ngerjap saat sebuah nama muncul diantara puluhan notifikasi pesan. Ia refleks mengucek matanya beberapa saat, mencoba menyadarkan dirinya bahwa ia sedang tak berhalusinasi atau mengkhayal.

Notifikasi yang masuk memang berasal dari nomor yang tidak di kenal, tapi yang membuat Jelly kaget adalah isi pesannya. Tanpa perlu bertanya siapakah itu, si pengirim sudah lebih dulu memberitahu namanya, sehingga Jelly tak perlu bertanya tanya.

+62811xxxxxx
Pagi Anjelly
Ini Saya, Pak Margo

Iya, yang baru saja mengiriminya pesan adalah Bos Besarnya sendiri. Pukul 07.05 Pagi, seorang Margono Permadi Halimputra mengirimkan pesan pada Jelly, membuat Gadis itu sedikit kaget. Tak ingin di kemudian hari ia akan salah sangka, maka Jelly buru buru menyimpan nomor itu terlebih dahulu.

Jelly
Pagi Pak, ada yang bisa saya bantu?

Pak Margo
Kamu free tidak hari ini?

          Oh wow? batin Jelly
          Ada apa gerangan? apakah gue akan dikasih tugas tambahan? duga Jelly.

Jelly
Iya, Pak.
Kira kira ada apa ya?

Pak Margo
Temani saya seharian ini ya


          Bukan pertanyaan, melainkan sebuah pernyataan permintaan yang diakhiri sebuah titik. Sejujurnya Jelly bingung mendeskripsikannya, apakah ini permintaan atau sebuah perintah. Kira kira apa ya?

Jelly
Boleh, Pak
Tapi, saya sepaket sama Dahayu, teman saya yang kemarin

Pak Margo
Iya, tidak apa apa
Kirim saja lokasi villa mu dimana atau kamu dimana sekarang, biar saya kesana



Astaga! Padahal Jelly bawa nama Dahayu untuk menolak secara halus. Tapi, ternyata Bos Besarnya malah tetap mengiyakan dan tidak mempermasalahkan hal tersebut. Kalau sudah begini, mau cari alasan apa lagi? Ugh, begini banget deh jadi bawahan tuh. Apa apa gak enak nolak sama atasan.

Tak lama kemudian, tak sampai 30 menit, ada sebuah ketukan dari pintu utama. Dengan jantung yang bergemuruh berdetak begitu cepat, Jelly turun dari barstool kala mulutnya merapalkan doa. Aduh, kenapa dia jadi deg-degan gini sih? Padahal kan cuman mau ketemu Bos sendiri? Apa karena perbincangan asal nya dengan Dahayu semalam ya?

The Way I AmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang