Anjelly Stephanie Loman atau biasa dipanggil Jelly. Anjelly atau Jelly, sosok yang terbiasa melakukan semuanya sendiri, hidup mandiri dengan hasil kerja kerasnya selama ini. Ditinggal orangtua yang sudah lama berpisah dan tinggal bersama oma opanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Gue beneran gak bisa ikut” ucap Shanette menatap kedua teman seperjuangannya dengan tatapan sedih, “Gue ada agenda keluarga di hari itu” jelasnya melempar punggungnya pada sandaran sofa kemudian bersedekap dan menyilangkan kaki.
“Jadi lo lebih milih keluarga dibanding teman lo?”
“Goblok, iyalah. Gue juga bakal kayak gitu” geram Jelly pada Haikal yang kini terkikik geli disampingnya.
“Gue sih gak” jawab Haikal cuek lalu mengedikkan bahunya menunjukkan ketidakpeduliannya.
“Soalnya mama papa gue gak akur” sambungnya membuat Jelly hanya bisa ber-oh panjang. Diam-diam kagum karena Haikal bisa kelihatan begitu santai dan happy walau orangtuanya tak lagi bersama dan masih juga suka ribut.
“Itu mah ada faktor lain. Gue kan keluarganya happy, aman, damai, dan tentram” celetuk Shanette.
“Can’t relate, gue relate nya sama Haikal” dan semuanya tertawa di sela-sela kegiatan makan siang mereka hari itu.
Siang itu mereka bertiga—secara khusus—merencanakan jalan bareng sekaligus nonton film baru di bioskop dalam agenda H-3 sebelum presentase proyek. Kalau kata Haikal sih, minggu tenang. Minggu tenang apanya, makin dekat begini yang ada mereka makin disuguhi pekerjaan yang lebih banyak. Terlebih dua minggu lagi masa magang mereka berakhir.
Karena Shanette sungguh-sungguh tidak bisa, jadilah hanya Haikal dan Jelly yang jalan malam itu. Keduanya bagai sepasang kekasih dengan kedok “teman sekantor” yang sekarang mengelilingi mall berdua. Kalau kadang mereka jalan masih menggunakan kemeja kerja, sekarang keduanya kelihatan begitu santai.
Jelly dengan short hitam serta sleeveless top warna senada, tak lupa kakinya yang tertutup sneakers kesayangannya. Sementara Haikal dengan kaus oblong hitam berlapis jaket kulit hitamnya dengan bawahan black jeans juga sandal kulit biasa. Percayalah, kalau dari sudut pandang orang luar, mereka akan dikira muda-mudi yang baru lulus kuliah dan sedang menikmati waktu pacaran karena terpisah kantor.
Padahal . . .
“Nih kita jalan jadinya jalan berdua, udah izin pacar lo belum?” ledek Haikal melirik pada Jelly yang ada disampingnya.
Jelly berdecak kesal, “Pacar apanya”
“Eh, gak usah sok sembunyi gitu ya sama gue, Jell. Lo kira gue anak TK yang gak bisa nebak tuh semua makanan gratis kayak catering tuh kalau bukan dari pacar lo dari siapa?”
Mata Jelly merotasi, membuat Haikal terbahak. Lantas refleks mengacak-acak rambut Jelly yang malah membuat Jelly menatap nyalang padanya, “Galak banget sih nih kucing garong” ledek Haikal.
“Kucing kampung diam” dan tawa Haikal makin meledak mendengar julukan yang Jelly berikan padanya, “Dikira gak capek apa ngatur rambut” gumamnya.