chapter seven

1.9K 226 25
                                    


Setelah merasakan hektiknya kehidupan kerja di sebuah kantor swasta multinasional, Jelly pun sangat menghargai akan datangnya hari libur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah merasakan hektiknya kehidupan kerja di sebuah kantor swasta multinasional, Jelly pun sangat menghargai akan datangnya hari libur. Apalagi saat tanggal merah yang datang berurutan dan langsung disambung dengan akhir minggu, rasanya seperti libur panjang bagi Jelly. Tentu, ia tidak akan melewati kesempatan tersebut.

Berbekal tabungan khusus liburannya, 2 hari tanggal merah yang langsung tersambung dengan 2 hari akhir minggu ini, ia dan Dahayu bertolak ke Bali untuk menikmati waktu libur mereka. Sebenarnya ini rencana Dahayu, Gadis itu ingin kabur dari hiruk pikuk ibukota sementara Jelly ingin menghabiskan hari harinya dengan bermalas-malasan di kosan. Tapi, sayangnya rencana itu harus ia urungkan karena Dahayu yang mengajaknya ke Bali dan menawarkan diri untuk membayar tiket pergi dan pulang.

Jelly? Tentu Gadis itu menerimanya dengan sukarela. Bukan Jelly namanya kalau menyia-nyiakan kebaikan Dahayu. Kalau dia menolak, mungkin sekarang Jelly tidak sedang berbaring di sebuah sun lounge dengan bikini nya. Mata dibalik sunglasses hitam itu memandangi matahari orange yang berada di ufuk barat sana, telinganya menikmati deburan ombak saling berburu sampai ke tepian.

"Jell, gue pengen pacaran deh" keluh Dahayu.

"Yaudah, cari pacar Ay"

Dahayu menghela nafas panjangnya, "Susah, Jell. Lo tau sendiri Ayah tuh gimana"

"Memangnya diantara cowok cowok yang dijodohin ayah lo, gak ada yang ganteng?"

"Banyak"

"And then the problem is?"

"Politikus semua, ada sih yang belum tapi punya niat terjun. Gue males"

"Susah kalau gitu, Ay. Orang keluarga lo aja rata rata politikus, lo sendiri secara gak langsung mulai diajak terjun ke partai, Mama lo pun orang partai kan"

Dahayu menghela nafas panjangnya setelah menyesap cocktail yang ia pesan dari penginapan, "Gue kan pengan cowok yang mandang gue as I am ya, bukan karena latar belakang gue, bukan karena jabatan Ayah dan kekayaan Mama, gue juga mau lepas dari politik" keluh Dahayu.

Semua orang punya masalah kehidupan. Awal berteman dengan sosok Sahayu di SMA dulu, Jelly mengira kehidupan Dahayu adalah kehidupan yang begitu sempurna. Orangtua yang menyayanginya, punya kakak laki laki yang siap melindunginya, dan hidup dikelilingi oleh harta. Tapi ternyata, memang benar apa yang Opanya katakan, setiap cerita kehidupan orang selalu punya celah kesedihannya tersendiri dan terkadang hanya mereka yang tau. Diantara semua kebahagiaan yang Dahayu miliki, Jelly sadar kalau ketidaksempurnaan hidup Dahayu datang dari keinginannya yang terbatas mengenai jodoh, mengenai pacar.

"Kalau lo, Jell... gimana? apa gak mau punya pacar lagi?"

Jelly menoleh pada sahabatnya, mengangkat tangkai kacamata hitamnya sampai di atas kepalanya, "Apa, Ay?"

The Way I AmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang