chapter sixteen

2.9K 250 20
                                        


haii semuaa, lama gak jumpa yaaamaaf baru bisa update sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

haii semuaa, lama gak jumpa yaaa
maaf baru bisa update sekarang. Aku lagi sibuk sibuknya huuhuhu
karena aku kangen kalian, nih aku asih update-an hehehe
happy reading smwaaa <3

__________________

Minggu subuh seperti ini, Jelly menjadi korban pencurian yang dilakukan Dahayu. Bayangkan, jam 5 subuh saat Jelly menjalani hidup super bahagianya di dunia mimpi, anak menteri itu mengetuk ngetuk pintu kosnya dan menelponnya berkali kali. Jelly kira Gadis itu lagi lagi kabur dari rumahnya karena dijodohkan. Praduga yang bersumber dari kebiasaan Dahayu itu malah membuat Jelly menyesal membukakannya pintu. Alih alih dijadikan sebagai tempat kabur, Dahayu malah menarik paksa dirinya ke lapangan tenis langganannya.

Terserah deh ada Mas Saka—Kakak tertua Dahayu, Adam dan Dimas—adik kembar Dahayu, Jelly tidak terlalu memperdulikan penampilannya. Hanya dengan tennis skirt putih dan sleeveless top yang melekat di tubuhnya serta rambut dark brown nya yang ia biarkan terikat acak di belakangnya. Sungguh, bila bisa, ia akan memilih tidur di kursi tunggu atau lapangan tenis langsung dibanding ikut tanding bersama Nugroho bersaudara itu.

"Hai Mbak" sapa Adam memainkan alisnya.

"Not now, Dam" keluh Jelly.

"Lesu amat, Mbak. Kenapa?" Dimas datang menghampiri Jelly yang baru saja mengambil duduk, sementara si Bungsu Nugroho itu sudah mulai berkeringat dengan wajah memerah.

"Tanya noh sama Mbak lo itu" gerutu Jelly melirik malas pada Dahayu yang hanya tersenyum lebar, sembari mengikuti gerakan pemanasan yang dipandu oleh Saka.

Dimas terbahak, "Gak papa, Mbak, sekali kali"

"Ya emang ga papa, cuman jangan jam segini juga dong!"

"Sebenarnya Mbak Ayu tuh ngajak elo karena ada cowok yang mau dijodohin sama dia disini, Mbak" bisik Adam berdiri, memutar mutar pergelangan kakinya. Melakukan pemanasan ringan sebelum bergabung ganda di lapangan.

"Lo tahu sendiri kan, gue, Mas Saka, dan Dimas gak bisa diharapkan buat bantu Mbak Ayu kabur. Lo satu satunya caranya, Ayah kan gak bisa marah ke elo, Mbak" lanjut Adam, mulai mondar mandir berlari lari kecil di hadapan Jelly.

"Mbak lo tuh aneh, Dam"

"Aneh kenapa, Mbak?"

"Cowok cowok yang dikenalin dan dijodohin sama dia kan kelas atas semua, pintar, berduit, mapan, cakep, apalagi sih yang kurang? sayang banget mereka ditolak semua" celetuk Jelly seakan akan ia lupa alasan Dahayu menolak keras semua Pria yang dijodohkan padanya.

Adam terbahak, "Syarat utamanya kan bukan itu, Mbak. Syarat utamanya selama cowok itu gak mau commit sama politik, Mbak Ayu bakal langsung kasih lampu hijau. Mau Dia miskin atau sederhana sekalipun, selama gak into politics, We all know she will be welcoming him with open arms" jelas Adam kini merenggangkan tangannya, lalu melirik sekilas pada Dahayu yang sekarang pemanasan dengan melakukan rely pendek dengan Saka.

The Way I AmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang