Anjelly Stephanie Loman atau biasa dipanggil Jelly. Anjelly atau Jelly, sosok yang terbiasa melakukan semuanya sendiri, hidup mandiri dengan hasil kerja kerasnya selama ini. Ditinggal orangtua yang sudah lama berpisah dan tinggal bersama oma opanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"As expected, pulangnya bawa oleh oleh" sahut Dahayu.
Melihat sahabatnya datang dengan dua bungkus roti bakar, Dahayu yang sejak tadi mendekam di kamar kos sahabatnya langsung berdiri menghampiri. Senyumnya merekah, menatap curiga melihat Anjelly yang tumben-tumbennya tidak mengamuk atau mencak-mencak karena keberadaannya.
"Hmmm... tumben" gumam Dahayu sebelum mengunyah sepotong roti bakar berisi keju.
"Dari raut wajah elo yang berseri-seri gini dan elo yang sangat tumben tidak ngamuk karena kehadiran gue seperti sebelumnya, kayaknya terjadi sesuatu nih" selidik Dahayu.
Anjelly menghela nafas panjangnya. Ia tersenyum kecil menatap refleksi dirinya di cermin meja kemudian menoleh pada Dahayu yang memandanginya penuh kebingungan sambil mengunyah roti di karpet.
Dan teriakan girang Dahayu pun menggema seantero kamar Jelly, nyaring membahana penuh kegembiraan. Si Anak Menteri itu melompat-lompat girang, tak memedulikan lelehan cokelat yang mulai memenuhi ruas-ruas jarinya. "LO BENERAN?"
"Yakali gue bohong???" Jelly mengambil duduk di depan dua bungkus roti bakar.
"DAMNNNN, FINALLYYYYYYY!" seru Dahayu. Sungguh bahagia karena merupakan salah satu orang yang mendukung hubungan dua manusia itu. "Doa gue diijabah ternyata" gumamnya.
"Gimana bisa ceritanya? padahal kan awalnya udah kayak lagi perang dingin gitu" Dahayu menagih cerita lengkap, terlebih mengingat raut wajah Jelly yang begitu enggan dan benci disaat Margo tiba tiba muncul di depan pintu kos Jelly beberapa jam yang lalu.
Perubahan yang begitu cepat, bukan?
Sambil menikmati roti bakar pemberian Margo, Jelly pun menceritakan ulang semua yang terjadi diantara dirinya dan Margo sampai status itu muncul.
"OMGGGGG, HE KISSED YOU?"
"huum, he kissed me" beo Jelly.
"rough kiss or a-slowly-softly-kind-of-kiss?" tanya Dahayu tak malu sama sekali menanyakan hal ini kepada sahabatnya.
"Yang kedua"
"YA TUHAN, MAU JUGAAAA"
"Makanya cari cowok sana"
"Maksud gue mau juga coba dicium sama Pak Margo"
"HEH!" Jelly mencebik.
"Hehehehe... bercanda bercanda cantik. Walau kita semua terpikat sama pesona pria matang, tapi gue gak mungkin mengambil yang sudah jadi milik orang. Eh... kecuali kalau orangnya mau sih, gue ga—AMPUN AMPUN! BERCANDAAAA!" Dahayu buru buru kabur ke kamar mandi saat Jelly mengeluarkan gunting dari laci untuk mengincar Dahayu dan mulut bodohnya itu.