chapter eleven

3.3K 266 28
                                        

Telepon Jelly dan Margo semalam sebenarnya agak canggung, apalagi mengingat status hubungan mereka yang masih mengambang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Telepon Jelly dan Margo semalam sebenarnya agak canggung, apalagi mengingat status hubungan mereka yang masih mengambang. Ini semua karena bagi Jelly, topik obrolan mereka semalam sudah begitu jauh dari topik orang orang yang sedang pendekatan. Oke, mungkin dari sudut pandang umur Jelly dan pengalaman Jelly menjalin hubungan ya.

Topik itu sungguh mengaburkan batasan "pendekatan" yang Jelly bentangkan di hidupnya. Bagaimana tidak mengabur? kalau Margo secara terang terangan melarang nya makan siang dengan Haikal, bahkan mengakui rasa kesal juga cemburu yang menggerogoti hatinya. Well, Margo memang punya hak untuk cemburu, itu haknya sebagai manusia. Ia juga punya hak untuk menyuarakan perasaannya. Tapi... tapi mereka kan masih pendekatan?

She is not his. So, did him. Right?

Maksudnya, Jelly sama sekali belum menjadi milik Margo. Belum menjalin hubungan romansa yang Margo harapkan. Lantas, kenapa Margo—ah sudahlah. Tidak perlu dibicarakan lagi. Topik ini sudah end game semalam.

Apa ada yang bisa menebak hasil dari topik yang dibicarakan oleh dua kepala batu itu?

Hahahah, dibicarakan...

Benar benar sudah seperti orang pacaran ya? Itu loh, orang pacaran yang lagi ribut hanya karena satu diantara mereka ada yang merasa cemburu.

Klise sekali memang.

Hasilnya adalah Margo harus sadar akan posisi dirinya dan Jelly tetap akan bersahabat dengan Haikal, akan tetap makan siang dengan Pria itu. Hanya saja tidak disaat Margo membelikan atau mengiriminya makanan. Dengan syarat lain yaitu makanan yang Margo kirimkan harus dalam porsi yang wajar. Atau setidak-tidaknya, Margo harus bertanya terlebih dahulu pada Jelly.

Kalau ditelaah, terkesan Jelly yang mengalah ya. Tapi, Jelly menerimanya dengan sukarela. Seperti yang pernah ia jawab pada Margo saat di Bali, she will welcome people who crushing on her. Dia akan mulai membuka hati lagi. Dan keputusan pertama yang ia buat adalah menerima Margo untuk mendekatinya, mengenalnya, dan membuktikan perasaannya pada Jelly.

Langkah kedua, dia harus berani untuk berkompromi akan sifat sikap yang berbeda. Salah satunya ya seperti masalah cemburu Margo pada Haikal ini. Dia memang merasa sedikit aneh dan terganggu tapi kalau mau hubungan ini berjalan dua arah saling timbal balik, maka ia pun harus mencoba mempelajari sosok Margo, menoleransi beberapa hal tentang sikap Pria itu, serta sedikit menurunkan egonya.

Dia pun teringat kata kata Dahayu saat di Bali dan beberapa kali midnight talks mereka. Bahwa, Cukup Abimanyu saja yang ia sia siakan, cukup Mas Abi-nya saja yang ia lukai, yang ia kecewakan dan ia biarkan pergi karena keegoisannya. Cukup Abimanyu Dirgantara saja. Untuk yang ini, jangan. Apalagi yang satu ini menunjukkan keseriusannya tidak hanya melalui kata kata, melainkan juga aksi yang bikin Jelly pening dan kaget tiba tiba. Seorang Margono Permadi Putra, yang kata Dahayu datang bagai jackpot ke kehidupan Anjelly Menggantikan sosok malaikat berwajah Abimanyu Dirgantara yang pernah Anjelly sia-siakan.

The Way I AmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang